Ngulik Teknik Food Photography Bersama Aston Rasuna

Aston Rasuna

Saya suka sekali memotret makanan.  Tapi jujur, saya merasa hasilnya biasa saja.  Kurang greget.   Khan sayang jadinya ya, makanan yang harusnya tampak enak dan menggugah selera ternyata dibalik lensa saya malah jadi kurang menggiurkan.

Akhir pekan kemarin saya beruntung mendapat kesempatan mengikuti workshop food photography yang digagas oleh mas Teguh Sudarisman, dengan mentor mbak Marisa Djemat,  bekerjasama dengan Aston Rasuna.  Wah, siap-siap deh kosongin gelas biar kucuran ilmunya bisa tertampung dengan baik.

Workshop kali ini mengambil tempat di The Bridge Lounge Hotel Aston Rasuna.  Sesuai namanya, lounge ini menjadi semacam jembatan penghubung antara dua bangunan yang berada di sisi kanan dan kirinya.  Jadi kami tepat berada di tengah-tengah dengan lalu lalang kendaraan dibawahnya.  Saat saya tiba, meja-meja sudah tertata rapi di sepanjang selasar, rupanya disanalah nantinya kami akan praktik memotret.  Lokasi yang pas, dengan pencahayaan alami yang sangat mendukung.

Aston Rasuna

“Harus tercipta sinergi yang baik antara blogger dan industri. Keduanya harus saling mendukung dan menguatkan,” demikian disampaikan oleh Bapak Muhammad Isa, GM Aston Rasuna saat memberikan sambutan pembukaan.  Memang iya sih, seiring perkembangan dunia digital, tak hanya industri yang harus meningkatkan kualitas, blogger juga wajib meningkatkan kemampuannya dalam menghadirkan kisah, gambar maupun video.

Aston Rasuna
Bapak M. Isa Ismail memberikan sambutan

Tips & Trik Food Photography

Tantangan memotret makanan adalah bagaimana menampilkan makanan agar tampak menarik dan menggiurkan.  Dalam sesi materi dari mbak Icha (panggilan buat mbak Marisa) saya jadi tahu ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam memotret makanan, antara lain :

Konsep

Biasakan membuat konsep setiap kali memotret agar pesan yang ingin ditampilkan dapat tertangkap jelas oleh penikmat foto. Sesuaikan dengan musim dan aktivitas yang memang ingin disampaikan.  Misalnya membuat foto terkait hari raya tertentu, lengkapi dengan properti yang pas.  Ketupat misalnya, cocok sebagai pelengkap foto hidangan lebaran, labu kuning untuk penunjang menu halloween.  Intinya kembangkan kreatifitas dan imajinasimu saat membuat konsep.

Komposisi

Hal ini terkait pengaturan tata letak objek.  Pastikan bahwa sudut pandang mata selaras dengan kamera agar hasilnya maksimal.  Yang harus diingat, properti pendukung jangan sampai membuat gagal fokus dari objek utama.

Pencahayaan

Cahaya paling bagus tentunya adalah cahaya alami dari sinar matahari.  Waktu pengambilan gambar terbaik adalah antara jam 9 hingga 10 pagi.  Sebisa mungkin tempatkan objek dibawah sinar yang cukup, jangan membelakangi arah datangnya cahaya karena akan menyebabkan hadirnya bayangan pada makanan.

Angle/sudut pandang

Ambil foto makanan dari beberapa angle untuk kemudian dipilih yang terbaik.  Sesuaikan jenis dan detail yang ingin ditonjolkan untuk mendapatkan angle yang tepat.  Beberapa angle yang umum digunakan antara lain eye level dan  high level/flat lay. 

Peralatan pendukung

Untuk menghasilkan foto yang bagus, beberapa peralatan pendukung memotret yang disarankan, antara lain: kamera (ya iyalah, namanya juga motret hehe), alas foto, reflektor, tripod, dan lampu.  Meski demikian, ini bukan keharusan, bisa jadi saat mengambil foto kita berada dalam situasi dimana properti yang tersedia tak sesuai dengan yang diharapkan.  Jangan sampai gagal motret ya.  Manfaatkan saja apa yang ada, kreasikan sebaik mungkin.  Misalnya, alat tulis, kacamata, bunga meja dll semua bisa dikreasikan agar tampil sebagai pelengkap yang ciamik.

Praktik Memotret

Nah ini dia.  Mumpung teorinya masih fresh, langsung dipraktikkan dong.  Diawali dengan sesi coffee break dimana Aston Rasuna Hotel menghadirkan snack-snack cantik dari dapur Mezza Resto.  Saking cantiknya, semua sibuk mengambil gambar dan nyaris tak tega mengusik keindahannya, padahal sumpah ya, itu semua snacknya bikin ngiler maksimal deh.  Cake coklat yang lembut sungguh pas di lidah, bitterballen isi campuran ayam udang yang sungguh-sungguh enak dan bikin nagih, juga tak ketinggalan mango mouse nan segar.  Duuuh…. Beneran bikin lupa diet semua nih.

Aston Rasuna
Menu Coffee Break yang menggiurkan

Sembari menikmati coffe break, tim Mezza Resto yang dipimpin oleh chef Luky Satriawan, Executive Chef Aston Rasuna sibuk menyiapkan aneka menu dengan properti ciamik untuk praktik selanjutnya.  Kawan-kawan blogger, Mbak Icha, Mas Teguh bahkan Bapak Isa langsung beraksi dengan berbagai teknik dan angle.  Saya sebagai pemula benar-benar belajar banyak melihat mereka.  Dan inilah, jepretan ala pemula.  Masih banyak yang harus diperbaiki.

Aston Rasuna
Ciabatta Sandwich
Aston Rasuna
Tuna Avocado Salad
Aston Rasuna
Penang Curry Laksa

 

Aston Rasuna
Seafood Chowder
Aston Rasuna
Mixed Grill Terderloin, King Prawn, and Scallop
Aston Rasuna
The poppy (Perfect Combination of lime juice with pandan leaves and lemongrass and soda water)
Green Rasuna (Signature healthy drink consists of mixed of mustard, pineapple and lime juice)

Ou, soal rasa, tak perlu diragukan lagi.  Saya jatuh cinta pada Penang Curry Laksa.  Meski berkuah santan tapi rasanya gak ngendal.  Sedap.  Untuk minumannya saya menyukai kesegaran Green Rasuna, perpaduan antara sawi hijau, Nanas dan jus lemon.

Yang tak kalah asyik dari workshop ini adalah saat kurasi foto.  Kita langsung diberitahu dimana kekurangan setiap foto, sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.  Yang paling penting, terus berlatih, semakin sering memotret akan menjadikan kita lebih peka dan kreatif.

Aston Rasuna
Foto bersama. Sumber FB Johan Alwi

Mengintip Kenyamanan Fasilitas Aston Hotel Rasuna

Tuntas menimba ilmu dalam workshop Food Photography acara berlanjut dengan tour hotel Aston Rasuna.  Dengan konsep semi apartemen, Aston Rasuna sangat cocok untuk kunjungan dalam waktu lama (long stay).  Ruang menginap yang kami kunjungi memiliki dua kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga, meja makan dan dapur mungil yang tertata rapi.   Bahkan menurut informasi, juga tersedia tipe kamar dengan 3 kamar tidur.  Buat mereka yang datang bersama keluarga besar cocok banget nih.  Rate berkisar dari Rp 970.000 – Rp.1.300.000,- tergantung tipe kamar yang dipilih.

Aston Rasuna
Kamar dengan 2 bedroom

Untuk fasilitas penunjang juga cukup lengkap.  Kolam renang, gym, spa, jogging track, lapangan basket, hingga playground untuk anak-anak.   Saat kami berkeliling, suasana  hotel relatif sepi.  Rupanya memang sebagian besar tamu yang menginap di Aston Rasuna ini adalah ekspatriat yang saat akhir pekan banyak menghabiskan waktunya untuk berlibur, apalagi saat itu bertepatan dengan long week end.

Aston Rasuna

Dari data Tripadvisor, Aston Rasuna menempati peringkat 69 dari 442 hotel di Jakarta.  Ini menunjukkan tingkat kunjungannya memang cukup tinggi.  Selain karena lokasinya yang strategis, ditengah-tengah kawasan bisnis dan perkantoran kota Jakarta, di sekitar hotel juga terdapat beberapa mall sebagai sarana hiburan dan rekreasi.  Sebut saja Pasar festival, Rasuna Epicentrum, Lotte Avenue, Kota Kasablanka, Kuningan City, Ambasador, dll.

Aston Rasuna
Beberapa menu Mezza Restoran

Aston Rasuna

Tour hotel juga membawa kami mengintip Mezza Restoran yang tadi beberapa menunya menjadi objek photography.  Terbagi menjadi 4 ruang yaitu Smooking area, no smooking, bar dan pojok anak.  Hidangan lunch tampak tertata rapi di setiap meja.  Sentuhan keindahan tak ketinggalan turut hadir di setiap sajian.  Tak heran, Mezza resto memang menempati peringkat 33 dari 6766 restoran di Jakarta.

Jadi, buat yang kebetulan berkunjung ke Jakarta dan butuh referensi penginapan yang strategis, Aston Rasuna bisa jadi pilihan.

ASTON RASUNA

Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said – Jakarta 12960

m: + 62 816 1720 3713

t : +62-21 – 8370 5555 

f : +62-21 – 8378 6244

e : prm@AstonRasuna.com

Facebook : https://www.facebook.com/AstonRasunaJakarta

Twitter : @astonrasuna

Instagram : @astonrasuna

32 thoughts on “Ngulik Teknik Food Photography Bersama Aston Rasuna

    • Ah dirimu merendaaaah
      Wong fotonya kece2 gitu lho
      Ini khan bikin kolase buat menutupi kekurangan karena fotonya biasa aja dan jadi banyak ruang kosong hahaha

  1. Waaaa dikunjungi mas Rastaman yang fotonya super duper kece. Ajari aku mas ajariiiiiin….
    Ini juga baru kelat posting kok, tulisannya sih udah jadi dari kemarin2, tapi males ngedit2 fotonya jadi deh ketunda terus sampe mepet DL hehehe
    Ayo mas, ditunggu postingannya, pasti deh tampilan makanannya bikib ngeces semua

  2. Wih kalo aku belajar food fotografi yang ada keburu ga sabar pengin makan Mbak he3
    Ini cocoknya buat Ivon tapi sayang jadwalnya barengan agenda liburan kami ke Yogya.

    • Iya aku juga gitu
      Ini kemaren udah yang laper plus ngiler tapi masih harus nahan diri buat nyolek karena masih pada ngantri motret hahaha
      Wah kalau ada Ivon pasti deh juar fotonya

    • Iyaaaa
      Lidah Indonesia bangey ya kita, demennya yang kaya rempah dan bersantan. Lagian ini memang mirip opor rasa kuahnya deh
      Lia mah enak punya voucher hadiah kemaren, buruan gih dipake buat maem laksa hehe

  3. Asyik ya ada kursi foto. Jadi ada pelajaran on the spot sembari praktek. Aku pingin ikutan acara gini nih…biar hasil foto bisa dibanggakan di rumah. Di rumah dulu bangganya, hehee

    • Iya mbak, aku suka bagian ini
      Kita jadi tau dimana kekurangan foto kita. Asal jangan pake baper aja sih ya, karena khan kadang ada orang yang gak siap dikritik dimuka umum hehehehe

    • Walah ini mah semua foto asal jepret
      Kalau liat foto2 peserta yang lain, fotoku ini gak ada apa2nya deh
      Memang harus banyak belajar dan latihan lagi

    • Iya mas
      Motret makanan itu butuh effort yang lebih dibanding motret objek lainnya. Kita dituntut berimajinasi dan berkreasi
      Saya juga merasa dapat ilmu banyak kemaren itu 🙂

  4. Memfoto makanan adalah hal yg paling aku zonk. Nggak pernah keliatan bagus dan keliatan enak makanannya saat sudah aku jepret. Thanks for sharing this, Mba Arni. Bookmark ah 😀

    • Ah dirimu merendah deh
      Padahal selama ini fotonya bagus-bagus gitu lho
      Tapi memang iya sih, memotret makanan itu butuh feeling yang pas. Sudut pengambilan sama, pencahayaan sama, dieksekusi tangan yang berbeda, jatuhnya jadi jauuuuh huhuhu
      Yuk ah sama-sama belajar

  5. Vety Fakhrudin says:

    Aku masih harus banyak belajar nih soal foto. kadang semakin belajar malah hasilnya kurang oke. Sebaliknya pas ngawur ambilnya malah kata temen2 bagus. gimana coba…hahahaha

Leave a Reply to Arni Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *