Perjalanan Lancar dan Nyaman dengan Transportasi Umum

Tranportasi Umum

Saya menggandeng tangan Prema menyusuri peron setelah turun dari commuter line di stasiun Sudirman.  Gegas kami berjalan keluar dan bersiap melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta.  Hari itu, kami akan ke Gelora Bung Karno untuk menonton pertandingan-pertandingan dalam event Asian Para Games 2018, di mana Indonesia menjadi tuan rumah.

“Ibu, kita nanti naik ke jembatan itu?” Tanya Prema sembari menunjuk Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Dukuh Atas yang menjadi tujuan kami

“Iya. Khan kita mau ke halte transjakarta,”

“Yeaaay.  Pasti seru ya, bisa lihat mobil-mobil yang jalan di bawah kita dari jembatan itu!” Prema berseru senang.  

Iya.  Prema memang selalu excited saat diajak berjalan melintasi JPO.  Harap maklum ya, anaknya memang agak-agak udik.  Tinggalnya di pinggiran Bogor soalnya, jarang-jarang main ke Jakarta hahahaha.

Saat ke Jakarta, terutama di hari kerja, saya memang lebih memilih menggunakan tranportasi umum seperti kereta dan transjakarta.  Selain bebas macet, layanannya juga terus membaik dari waktu ke waktu.  Jumlah armada yang terus bertambah dan ketersediaan sarana pendukungnya seperti JPO, keamanan halte, keramahan petugas dll  berperan penting dalam memberikan kenyamanan pada konsumen sehingga memilih menggunakan transportasi publik.

Prema, di bus Transjakarta yang mengantarkan kami ke GBK dalam perhelatan Asian Para Games
Prema, di bus Transjakarta yang mengantarkan kami ke GBK dalam perhelatan Asian Para Games

Zaman masih jadi #pengabdigajibulanan beberapa tahun lalu, saya tiap hari PP Bogor – Jakarta – Bogor.  Selama kurang lebih 9 tahun, saya menjadi pengguna transportasi umum, jadi tahu banget perubahannya dari waktu ke waktu.  Menikmati layanannya beberapa waktu terakhir, saya merasakan adanya perbaikan di sana sini.  Yang pasti saya punya banyak alasan untuk tetap menggunakan bus buat ngider di jalanan Jakarta. Apa saja? Cekidoooooot

Adanya Sistem Ganjil Genap

Jakarta = macet

Yakin deh, pasti semua berpikiran sama. Kemacetan Jakarta itu, bikin stress meningkat.  Terlalu banyak kendaraan yang melintas di jalan-jalan Jakarta.  Pemerintah tak henti-hentinya mencoba mencari solusi untuk mengurai kemacetan ini.

Dalam rangka penyelenggaraan Asian Games 2018 lalu, Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan institusi terkait, melakukan pembenahan di bidang transportasi, dengan cara meningkatkan jumlah armada transportasi umum dan memperluas sistem ganjil genap di jalan-jalan protokol Jakarta selama Asian Games berlangsung.

Rupanya, perluasan sistem ganjil genap ini memberikan dampak positif bagi masyarakat.  Survey yang digelar BPTJ beberapa waktu lalu menunjukkan adanya peningkatan antusiasme masyarakat dalam menggunakan transportasi umum sejak diterapkannya sistem ganjil genap ini.  72 % masyarakat mengakui bahwa perluasan ganjil genap selama Asian Games membuat jalanan lebih lancar dan waktu tempuh menjadi lebih cepat.  Karena berdampak positif, meski Asian Games sudah berakhir, sistem ganjil genap masih tetap dipertahankan, kecuali pada hari Sabtu dan Minggu.  Berikut presentase hasil survey tersebut :

Hasil survey BPTJ

Berlanjut dari Asian Games, pada kompetisi olahraga Asian Para Games 2018 yang juga berlangsung di Jakarta,  BPTJ memperpanjang sistem ganjil genap di daerah-daerah yang sudah terkena sistem ganjil genap. Lokasinya antara lain Jalan Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Jenderal S Parman (simpang Tomang-simpang KS Tubun), MT Haryono (simpang UKI – simpang Pancoran – simpang Kuningan), HR Rasuna Said, Jenderal DI Panjaitan (simpang Pemuda – simpang Kalimalang – simpang UKI), dan Jalan Jenderal Ahmad Yani (simpang Perintis – simpang Pemuda).

Waktu pelaksanaan sistem ini dimulai Senin sampai Jumat pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, dan mulai dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.  Sistem ganjil genap tidak berlaku pada Sabtu dan Minggu ataupun hari libur.  Sistem ganjil genap juga tidak berlaku pada persimpangan terdekat hingga pintu tol atau dari pintu tol hingga persimpangan terdekat.

Kendaraan kami kebetulan ber-plat nomor ganjil.  Artinya, tak bisa melintas jalan protokol Jakarta pada tanggal genap, kecuali saat Sabtu dan Minggu dan hari libur.  Jadi udah paling benar deh, naik transportasi umum saja.  Murah, meriah dan lancar.

Seiring meningkatnya jumlah penumpang, PT Transjakarta mendapatkan tambahan bus wisata tingkat hingga 19 unit yang berasal dari sumbangan swasta.  Ada juga inovasi layanan “Transjakarta Cares” yang dibuat untuk warga dengan kebutuhan khusus.  Peningkatan pelayanan juga dilakukan dengan adanya bus-bus khusus wanita dengan ciri khas berwarna pink dan bus vintage series. PT Transjakarta hingga kini telah mengoperasikan bus di 13 koridor dan 118 rute. Koridor tertua adalah Blok M-Kota yang merupakan di koridor 1. Sementara yang teranyar yakni koridor 13, rute Kapten Tendean-Ciledug.

Banyak ya rutenya? Jadi, tak perlu ragu deh naik kendaraan umum.

Baca juga : Tips Naik Kereta Api dengan Membawa Koper

Tak Perlu Ribet Memikirkan Parkir

Kendala utama bila bepergian dengan kendaraan pribadi ke tempat-tempat yang ramai adalah berputar-putar mencari tempat parkir.  Seperti saat Asian Games dan Asian Para Games tempo hari,  kendaraan pribadi tak bisa parkir di area GBK.  Jadi harus melipir parkir ke lokasi-lokasi sekitarnya seperti mall, hotel dll.  Setelah itu, disambung dengan berjalan kaki.

Karena saya memilih naik Transjakarta, saya bisa langsung turun di depan GBK.  Masuk melalui pintu 6 dan langsung bertemu area festival event tersebut.  Jauh lebih mudah dan tak perlu berjalan terlalu jauh.  Pun tak perlu repot-repot mengantri di area parkir.

Dukung tim Indonesia, naik bus aja lebih praktis
Dukung tim Indonesia, naik bus aja lebih praktis

 

Hanya sendiri atau berdua? Kendaraan umum saja

Saat event Asian Games, saya hanya pergi berdua Prema.  Saat Asian Para Games, kami juga hanya berdua lalu janjian bertemu Suami langsung di GBK.  Usai menonton pertandingan, kami bertiga pulang dengan kendaraan umum juga.  Nyaman-nyaman saja ternyata.

Di Jakarta, masih banyak pengguna jalan yang wara wiri dengan kendaraan pribadi di mana terkadang satu mobil hanya terisi satu atau dua orang saja.  Bayangkan kalau ada 50 saja kendaraan seperti ini.  Sungguh sangat tidak efektif dan menjadikan jalanan makin penuh sesak kemudian macet.  Mengapa tidak memilih transportasi umum saja?

Mengurangi Polusi Udara

Kita semua tentunya sudah sama-sama tahu dong,  asap kendaraan adalah sumber polusi terbesar.  Makin banyak kendaraannya ya makin tinggi polusinya.  Kalau kita bisa mengurangi sumbangan udara kotor dengan membatasi menggunakan kendaraan pribadi, kenapa nggak?

Memang sih, udaratak lantas serta merta bersih hanya karena kita gak bawa kendaraan sendiri, tapi setidaknya kita tidak turut menambah polusi yang sudah parah.  Minimal berkurang satu kendaraan yang nyumbangin asap ke udara.  Jadi coba deh bayangkan kalau dalam sehari ada 50 hingga seratus kendaraan yang beristirahat di rumah dan pemiliknya memilih beraktivitas dengan angkutan umum.  Ah keciiil…. hanya seujung kuku.  Mungkin ada yang bakalan bilang begitu.  Tapi, hey! Bukankah sesuatu yang besar dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana?

Naik Kendaraan Umum itu Sekaligus Olahraga

Nah ini manfaat paling asyik.  Buat yang jarang punya waktu olahraga, coba deh naik kendaraan umum.  Berdiri, berjalan bahkan berlari bisa jadi rutinitas hehe.  Untuk menuju halte transjakarta aja, kita khan mau gak mau harus naik JPO yang kadang panjangnya bikin galau.  Tapi kalau dibiasain, yakin deh kita bakal dapat bonus otot yang sehat dan kut ^^

Berinteraksi dan Bersosialisasi dengan Orang Banyak

Mengajak Prema, 8 tahun, sesekalinaik transportasi umum, selain memberi pengalaman baru juga melatih empati dan simpatinya dalam bersinteraksi dengan orang banyak.  Selalu menyenangkan bertemu dan melihat orang-orang dari latar belakang berbeda.  Termasuk dalam hal bersikap di tengah antrian, mengucap permisi, maaf, tolong dan terimakasih dalam interaksi langsung, berbagi dan seterusnya. Setiap kali bepergian naik angkutan umum, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Cah Bagus.

“Ibu, nanti kita pulangnya naik busway (bus transjakarta)  lagi khan?”

“Iya.  Kenapa memangnya?”

“Prema pengen beli bendera yang dijual di jembatan itu,”

“Oke siap!”

Nah, gimana? Ada banyak alasan untuk naik kendaraan umum khan?

Jadi, kapan kita ngebolang bareng? #AyoNaikBus #Anakkota

 

Salam

Arni

18 thoughts on “Perjalanan Lancar dan Nyaman dengan Transportasi Umum

  1. Iya memilih naik kendaraan umum itu selain ikut mensukseskan program pemerintah juga menggiatkan olahraga ya. Meski belum banyak yang menyadari itu semoga kebiasaan dan fasilitas ini bisa diakses seterusnya, ta hanya saat ada asian games atau para games saja.

  2. Banyak banget manfaatnya pake kendaraan umum itu, selain ngurangin kemacetan bisa jadi edukasi buat anak2 juga, karena konon katanya jalanan adalah ilmu kehidupan

  3. kalo di surabaya ada Bus Suroboyo … asyik kalo naik itu, ada yang tingkat, jadi ngajak anak-anak lebih nyaman. Mereka menikmati perjalanan.

    Dan kayaknya kalo banyak warga yang beralih ke transportasi umum kayak gitu, kemungkinan memang macet bisa diatasi

  4. Deny Oey says:

    Dulu aku pengguna kendaraan pribadi. Baru tiga bulan terakhir beralih ke transportasi publik..
    Ternyata kualitas layanan transportasi publik fi ibukota sdh aman dan nyaman. Contohnya transjakarta dan commuter line yg sering saya gunakan..

  5. Andi Nugraha says:

    Aku malah kadang rame-rame suka sengaja pake kendaraan umum. Lebih seru dan punya cerita tersendiri..hehe

    Udah gitu kendaraan umum sekarang udah kekinian, banyak disukai, udah gitu nyaman juga 🙂

  6. Kalau di Bandung sih biang kemacetan itu angkuitan umum justru, jmlhnya terlalu banyak, sembarangan, banyak yg melanggar sering ngetem..jd bikin males naiknya. Idealnya dkkelola dgn baik baru pd mau beralih ngangkot jd ga kesel ngetem ga takut kelamaan.

  7. sebagai pengguna transportasi umum di Jakarta, saya bisa merasakan transportasi umum di ibukota ini semakin mudah dan murah. bisa keliling kota cuma modal 10ribu aja tuh..
    dan yang pasti gak usah ribet cari parkiran deh.

  8. Aku jg suka naik transportasi umum 😀
    Khususnya KRL sih, kalau transjakarta jarang2 😀
    Moga transportasi umum di Jakarta dan Indonesia secara luas jadi bagus semua yaaa

  9. Titan says:

    Fakta umum di lapangan, kecelakaan yang terjadi selama masa mudik lebih disebabkan karena kelalaian pengendara. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan selama perjalanan, sebaiknya Anda mengutamakan keselamatan saat memutuskan akan mudik dengan kendaraan pribadi. Ingat, tidak perlu egois saat berkendara di jalan, lakukan persiapan yang baik agar mudik tahun ini aman, nyaman, lancar dan selamat hingga tujuan Anda.

  10. hai mbak, salam kenal. Anak saya juga paling senang kalo ke Jakarta main dan muter-muter naik Busway, yang besar malah penasaran pengen naik KRL (hanya saya bingung..mo kemana ya?) Akhirnya di Bandung, saya ajak dia nyoba naik kereta ke rancaekek atau naik damri dari BTC – Cicaheum hehehe

  11. sebagai pengguna transportasi umum di Jakarta, saya bisa merasakan transportasi umum di ibukota ini semakin mudah dan murah. bisa keliling kota cuma modal 10ribu aja tuh..
    dan yang pasti gak usah ribet cari parkiran deh.

Leave a Reply to Demia KamiL Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *