Dulu, agenda camping, mendaki gunung dan sejenisnya didominasi oleh para pecinta alam atau para petualang. Makin kesini, kegiatan seperti itu tak lagi identik milik kelompok tertentu, siapapun bisa melakukannya. Lihat saja, kegiatan akhir pekan paling kekinian yang sedang hits di Indonesia adalah camping keluarga. Hampir di semua kota ada saja lokasi wisata yang menyediakan camping ground. Sepertinya slogan “back to nature” benar-benar diaplikasikan. Begitupun kami, yang sejak setahun terakhir jatuh cinta pada aktivitas yang satu ini.
Sebenarnya sih, camping yang kami lakukan dalam rangka menularkan hobi emak bapak ke Prema, 6 tahun, mengingat masa muda *cieee…. masa muda* kami dulu, kegiatan seperti ini menjadi bagian dari proses pendewasaan diri. Minimal menumbuhkan kecintaannya pada alam, merasakan tidur di alam terbuka, menikmati sensasi kehangatan api unggun di malam hari dan melatih keberaniannya untuk beraktivitas dalam kegelapan. Kami yang awalnya deg-degan takut Prema gak betah, malah mendapat kejutan karena Prema ternyata sangat menikmati bahkan ketagihan.
Jelang Pagi di SukamantriSalah satu camping ground yang sering kami datangi adalah Sukamantri. Lokasinya yang dekat, dengan suasana alam yang segar menjadikan kawasan ini favorit wisata alternatif keluarga di seputaran Jabodetabek.
Cuci Mata dan Paru-paru
Melintasi gerbang kujang raider sebagai pintu masuk utama menuju buper Sukamantri, kita akan disambut oleh jajaran pohon pinus dan rasamala yang menebar wangi khas hutan. Jalan yang berbatu memang terasa agak mengganggu, tapi aroma segar dan warna hijau sejauh mata memandang menjadikan kita lupa pada kondisi jalan yang mengajak ajojing *ehk. Ketahuan angkatan lawas yak. Ajojiiiiing hahahaha* di sepanjang perjalanan yang berkelok dan menanjak.
Camping ground area bawah. Tampak jejeran warung di kejauhanAda banyak pilihan lokasi untuk mendirikan tenda. Bila datang dalam rombongan besar, bisa memilih lokasi di bagian bawah yang memiliki dataran cukup luas dan tak begitu jauh dari sumber air dan kamar mandi. Tepat di sebrang area ini juga terdapat jajaran warung milik penduduk setempat. Lumayanlah buat yang pengen camping tapi malas memasak. Eh, tapi khan serunya camping itu karena kita masak-masak di alam bebas ya hehe. Balik lagi, pilihan masing-masing orang.
Camping Ground area atasAgak ke atas, juga terdapat dataran yang cukup luas plus area parkir kendaraan. Salah satu sebab Sukamantri menjadi lokasi favorit adalah lokasi parkirnya yang tak begitu jauh dari area camping. Maklum, yang pada camping keluarga rempong, males angkat barang tapi bawaannya macam mau pindahan aja. Semua perkakas diangkut hahaha. Tenang, meski lokasinya berada di area atas, tak begitu jauh juga kok dari toilet dan sumber air untuk memasak.
Nah, buat yang datang dalam kelompok kecil, lebih asyik lagi. Dimana saja bisa mendirikan tenda. Spot-spot datar dan strategis banyak tersedia. Pernah suatu hari, kami datang pada liburan panjang akhir pekan. Wow banget. Saat kami tiba di lokasi sekitar jam 1 siang, sebagian besar tempat sudah terisi, terutama di lokasi-lokasi favorit. Dan sepanjang sore hingga tengah malam, kami terus saja mendengar suara kendaraan yang memasuki area camping ground. Api unggun terlihat menyala di sana-sini, sesuai kelompoknya. Saat bangun pagi, sejauh mata memandang adalah tenda-tenda cantik yang berdiri tegak menghiasi hingga ke lereng-lereng bukit. Penuh banget. Seru juga jadinya.
Lain waktu kami juga pernah datang saat pertengahan bulan Ramadhan. Seperti sudah diduga sebelumnya, kali ini suasananya sepi. Kami yang datang dalam rombongan 2 keluarga, serasa menjadi pemilik lahan nan luas itu. Gak ada acara ngantri toilet, gak ada keramaian malam hari dari kelompok lain, hanya kami bersama api unggun, denting gitar beserta lantunan doa dan Gita yang kami bawakan. Malam hening dan tenang.
Yang pasti, datang kapanpun, Sukamantri menawarkan kesegaran. Udara sejuk pegunungan, aliran air langsung dari sumbernya, suara jangkrik di malam hari, kicau burung di pagi hari, jauh dari hiruk pikuk kota, lepas dari riuh media social (fyi, disana sinyal lemah sekali, untuk mendapatkannya kita harus berada di lokasi yang tinggi). Jadi kalaupun mengeluarkan HP atau gadget, hanya untuk mengabadikan kenangan. Ou ada satu lagi yang menarik, sumur timba. Buat anak-anak jaman sekarang, sumur timba ini jadi pengalaman baru lho. Ya gimana gak baru, sehari-hari dirumah tinggal putar kran, air langsung ngucur, jadinya begitu ketemu sumur timba malah rebutan pengen nyoba. Asyik khan?
Api Unggun, Makan-makan dan Ceria Bersama
Serunya Camping tuh disiniCamping tanpa api unggun, seperti sayur tanpa garam. Camping tanpa makan-makan juga rasanya kurang lengkap. Yang pasti, karena niatnya buat refereshing, melepaskan diri dari rutinitas harian, maka camping menjadi sarana yang pas untuk itu.
Cah Bagus asyik menikmati sarapannya Kumpul Keluarga Refreshing BersamaBahan makanan siap sedia. Apalagi kalau perginya bareng rombongan emak rempong, yang apa-apa dibawa, dari ikan segar hingga ayam ungkep, dari beras hingga nasi dan lontong. Peralatan masaknya juga gitu. Kami pernah lho jalan bareng sama rombongan emak yang bahkan lengkap membawa cobek buat ngulek bumbu. Heboh.
Maka jadilah malam hari biasanya menjadi malam ceria. Anak-anak yang sejak siang sudah berlarian riang di alam bebas, seolah mendapat kesempatan untuk tidur lebih malam. Lepas dari gadget, ikut menyalakan api unggun dan bernyanyi. Acara bakar ikan dan jagung biasanya menjadi favorit di saat-saat seperti ini. Kok yo klo pas camping, perut kayak gak kenyang-kenyang ya, bawaannya pengen ngunyah melulu deh. Lupakan diet! Buang timbangan!
Curug Surya Kencana
Satu lagi daya tarik lokasi ini adalah air terjun (dalam bahasa Sunda disebut curug) surya kencana yang terletak tak jauh dari camping ground. Menempuh perjalanan menanjak sekitar 45 menit melintasi jalan setapak, kita akan bertemu dengan air terjun dengan bebatuan besar. Gemericik air muncul di sela bebatuan seolah menyiapkan dirinya untuk menyambut pengunjung. Ada dua tingkatan air terjun yang bisa dikunjungi disini.
Untuk mendapatkan aliran yang besar, datanglah di sekitar musim penghujan, karena pada musim kemarau airnya hanya beriak kecil. Kami pernah kecewa, saat tiba di atas, ternyata aliran airnya kecil. Serba salah memang urusan air terjun ini. Kalau datang di musim hujan, bisa-bisa saat camping, kitanya malah kehujanan. Kalau datang musim kemarau, campingnya aman, air terjunnya tipis. Tapi itulah seninya perjalanan, yang penting adalah kebersamaan dalam perjalanan dan dengan siapa kita melakukan perjalanan. Saat semua bahagia dan menikmati, meski akhirnya tak sesuai harapan, kita tetap bisa saling menguatkan dan bahagia bersama.
Menuju Buper Sukamantri
Bumi perkemahan Sukamantri terletak di kaki Gunung Salak. Dapat dicapai melalui jalur Kujang Raider. Perjalanan menanjak dan agak berbatu. Disarankan menggunakan kendaraan yang cukup tinggi dan tentu saja supir yang siap dengan segala medan. Selain tanjakan dan berbatu, tikungan tajam dengan jurang disisinya juga menjadi tantangan tersendiri. Tapi semua terbayar kok saat tiba di lokasi, viewnya asyik dan menyenangkan.
Buat yang tak punya perlengkapan camping, disini juga tersedia penyewaan tenda dan kelengkapannya seperti matras, fly sheet dan lain-lain. Bisa langsung menghubungi pengelola atau jagawana setempat. Begitupun jika tak membawa kayu bakar untuk api unggun. Hubungi pemilik warung di area depan, terima beres di lokasi, seharga Rp. 50.000/ikat. Untuk biaya masuk, dikenakan tarif Rp. 15.000,- untuk mobil dan Rp. 10.000,- untuk motor.
Jika menggunakan kendaraan umum dari stasiun Bogor, bisa naik angkot 02 turun di Bogor Trade Mall. Dari BTM, lanjut dengan angkot 03, jurusan Ciapus (FYI, angkot 03 ini ada 3 jurusan (SBR, Boogie, Ciapus) jadi jangan salah naik ya, turun di Perempatan Ciapus. Dari situ ke Buper, bisa jalan kaki sekitar 2 KM, atau bisa juga naik ojeg.
Aayik ya tempatnya.
Cuma kalau camping yg kutakutin penghuni tanpa kasat mata xixixixi
Walah klo urusan tak kasat mata mah aku juga nyerah. Banyak2 doa aja deh dan jangan berbuat aneh2. Namanya tempat baru dan terbuka ya 🙂
Jadi biaya nya cuma biaya masuk aja nih Mak? Seru banget nih bisa camping. Kalau sama sewa matras tenda dll kira2 habis brp?soal makanan bisa beli nggak?
Klo aku iya, bayar biaya masuk aja, karena bawa perlengkapan sendiri. Nah kalau untuk yang nyewa, jujur aku gak tau tarifnya karena memang belum pernah
Wah aku ngiriiiii…seru banget mbak Arni.. Kapan2 ah tak mengajukan proposal liburan ke bapake kiran.
Hayuuuuuuk
Kemping itu menyenangkan lho
Anak2 berlarian bebas, yang tua2 juga bisa refreshing
baru tau nih di kaki gunung salak ada ini….
Serius baru tahu mas?
Wah abis ini segera cus kemping uo, biar ngerasain sensasinya
Enaknya kemping. Gak sabar nunggu anak2 agak gedhean baru kemping2 gtu. Eh tapi di sana kamar mandinya ada kan ya mbk? hehe
Lho gpp kok kemping selagi Maxy dan Dema masih kecil
Temenku pernah kemping lagi hamil 6 bulan plus bawa bocah umur 2 tahun lho
kalo pakai mobil tua kuat sampai lokasi gak ya mba kira2? 🙁
jalan yg naik turun ada banyak?
Kategori mobil tuanya gimana nih, mas?
Asal mesinnya bagus sih kuat-kuat aja deh. Medannya memang agak berat sih, jalanan berbatu, tanjakan dan melintasi beberapa tikungan tajam. Yang paling penting sih, mobilnya bukan tipe sedan yang rendah ya, karena kalau tipe sedan mungkin agak susah.
Kalau bawa motor matic beat kuat gak kira2 ya mb, ke medan buper nya hehehe