Mau Pintar? Ke Taman Pintar Aja

Sudah lama saya mendengar tentang destinasi wisata edukatif di Jogjakarta ini namun baru beberapa bulan lalu sempat mengunjunginya.  Waktu yang pas karena rombongan kami membawa serta Prema, 6 tahun dan Rama, keponakan saya yang berusia 4 tahun.  Jadilah hari itu judulnya wisata sembari belajar dan ngangon bocah di Taman Pintar.

Terdiri dari beberapa gedung belajar antara lain  yaitu gedung oval, gedung kotak, gedung PAUD, Planetarium dan Sentra kerajinan.  Selain itu di area depan terdapat playground dengan aneka permainan yang bisa dicoba termasuk diantaranya wahana air yang langsung membuat Prema dan Rama merengek-rengek minta berkeliling dengan perahu.

taman-pintar-yogyakarta
Area Playground dengan aneka permainan anak

Kami membeli tiket masuk gedung oval-kotak dan planetarium.  Memasuki gedung oval-kotak kita akan disambut aquarium dengan terowongan besar tepat ditengahnya, untuk perlintasan.  Seperti di Sea World, Ancol, tampak ikan-ikan berbagai ukuran berenang bebas kesana kemari diatas kepala dan kiri kanan terowongan.   Anak-anak dipastikan heboh dan menyukai bagian ini.  Lepas dari sana, jangan kaget jika tiba-tiba ada dinosaurus yang siap menerkam.  Iya, kita menuju jaman pra sejarah dengan manusia dan hewan-hewan purba.  Keponakan saya agak takut disini, mungkin karena suasananya yang temaram dengan patung-patung yang tampak “seram”

taman-pintar-yogyakarta
Aquarium air tawar dan jaman prasejarah menyambut di pintu masuk

Ada apa di Gedung Oval dan Kotak?

Sebuah ruang terbuka dengan aneka alat peraga sains yang siap untuk dicoba.  Menarik sekali.  Prema bahkan berlari kesana kemari ingin mencoba semua alat peraga yang ada terutama yang menghasilkan bunyi-bunyian.  Tenang saja, untuk mengoperasikannya, ada petugas yang mengarahkan, jadi pastinya anak gak akan kebingungan.  Yang ada malah takjub melihat kehebatan sains ini, bukan hanya anak, emak bapaknya juga ikutan semangat dan terheran-heran kok hehe.

taman-pintar-yogyakarta
Harpa tanpa dawai yang bunyinya merdu sekali, Terowongan Ilusi dan Rel udara

Selain demo sains di aula bawah, di sini juga terdapat beberapa zona yang sayang untuk dilewatkan.  Zona cuaca, iklim dan gempa bumi misalnya, buat kamu yang penasaran pengen tahu rasanya gempa, bisa banget nyobain di sini.  Masuklah ke ruang simulator gempa, berkapasitas maksimal 1000 kg atau jika dimasuki pengunjung maksimal 4 orang, kita akan merasakan guncangan hingga 4 skala ritcher.  Selain mencoba rasa gempa, kita juga mendapatkan penjelasan tentang tata cara berlindung saat gempat terjadi.

taman-pintar-yogyakarta
Jalan melingkar menuju lantai 2

Interior ruangan dibuat sedemikian rupa hingga terasa lega.  Untuk menuju ke lantai 2, kita akan melintasi jalan memutar yang sepanjang jalan dipenuhi gambar para ilmuwan hebat lengkap dengan keterangan penemuan mereka.

Di lantai 2, pelajaran tata surya siap menyambut pengunjung.  Rasi bintang, planet-planet dan segala hal berkaitan dengan tata surya bisa kita temui disini.  Tak mau ketinggalan zona harmoni alam juga menyuguhkan pengetahuan penting.  Proses rantai makanan diilustrasikan dengan gambar menarik dan warna-warna cerah, sehingga anak-anak semangat melihat dan membacanya.  Salah satu zona yang paling diminati adalah zona fisika dimana terdapat generator pedal dan  Generator Van De Graaff adalah suatu alat pembangkit listrik statis yang di ciptakan oleh fisikawan Amerika Robert J. Van De Graaff pada tahun 1829.  Lucu rasanya melihat rambut-rambut yang berdiri saat menyentuh generator ini, kayak nonton film kartun gitu deh hehehe.

taman-pintar-yogyakarta
“Tolooooong ada landak dikepalaku!”

Di generator pedal lain lagi.  Ada manekin tengkorak yang tampak sedang menggenjot sepeda.  Lalu tepat disebelahnya tersedia sepeda kosong yang siap untuk dinaiki.  Setiap kali kita memutar pedal sepeda, maka si tengkorak juga ikut memutar pedal. Lucu sih.  Prema aja sampai ketagihan nyoba, gak mau berhenti dia.  Akhirnya turun juga sih, setelah dibujuk-bujuk, emak bapake gak enak sama yang udah ngantri.

taman-pintar-yogyakarta
Nyobain generator pedal

Berturut-turut kemudian ada zona Standar Nasional Indonesia (SNI), zona Pengolahan Minyak dan Gas Bumi, zona Pengolahan Susu, zona air untuk kehidupan,  zona teknologi otomotif, zona Perpustakaan, zona planning city, zona keris, zona batik, zona wayang, gamelan, replika candi Borobudur, pipa berisik dan lain-lain.  Padat banget deh wahananya.  Kalau ke sini enaknya full seharian, biar puas menikmati semua wahana.

Planetarium Taman Pintar 

Di Indonesia, total ada 4 planetarium.  Salah satunya di taman pintar ini.  3 lainnya terdapat di Jakarta (TIM), Surabaya dan Tenggarong- Kutai Kertanegara.  Lho bukannya di Lembang ada Bosscha? Itu beda ya, yang di Lembang itu namanya observatorium, yaitu tempat pengamatan dan penelitian segala hal tentang tata surya.  Sementara planetarium, lebih kepada tempat “wisata atau hiburan” yang didalamnya menyajikan informasi baik berupa gambar maupun film tentang alam semesta.  Karena untuk wisata, planetarium lebih terbuka bagi pengunjung, berbeda dengan observatorium yang terbatas jadwal kunjungannya.

taman-pintar-yogyakarta
Seneng banget ini cah bagus belagak jadi astronot

Seperti planetarium lainnya, di dalam studio tersedia kursi penonton yang dapat direbahkan, Yup, karena layarnya berada diatas kepala kita, jadi nontonnya menghadap ke atas ya. Dalam setiap pertunjukan, akan menampilkan film tentang peredaran benda-benda langit dalam tata surya kita, dilengkapi dengan narasi tentunya.  Karena nontonnya di Taman Pintar Yogyakarta, jadi yang dibahas tentunya situasi langit Yogyakarta.

Satu hal yang harus diperhatikan, bagi pengunjung yang membawa anak kecil.  Jika si kecil takut gelap, sebaiknya tidak disertakan ke dalam ruangan karena memang pertunjukan dikondisikan dalam kegelapan.  Bahkan ponselpun sebaiknya dinonaktifkan, karena cahaya yang timbul bisa mengganggu jalannya pertunjukan.

“Waaaa hujan meteoooor, berlindung buuuu,” Nah lo. Udah dipesenin untuk tetap tenang, Cah bagus saya tetap saja heboh

“psstt…. Gak boleh berisik, meteornya gak kena kita kok,” Saya coba menenangkannya

“Ups…maaf.”

Prema memang menyukai hal-hal yang berbau astronomi.  Salah satu topik favoritnya  setiap kali membuka ensiklopedia adalah tentang tata surya, sampai hapal dia nama-nama planet dan cirinya masing-masing.  Makanya, berkunjung ke planetarium seperti ini jadi semacam hadiah buat dia.

Taman Pintar Memang Bikin Pintar

Saya mengacungkan jempol banget deh buat ide taman pintar ini.  Konsepnya bagus banget.  Bukan hanya anak-anak yang belajar, orang tua juga tak kalah heboh menikmati setiap wahananya.  Jujur saja, banyak pengetahuan baru yang saya peroleh disini.  Terutama buat bekal belajar Prema nantinya. Belajarnya dapat, rekreasinya juga asyik. Kalau kamu sedang di Jogja, sempetin deh main ke taman pintar, seru lho.

Masih ada dua gedung lagi yang sayangnya gak sempat kami masuki.  Gedung PAUD dan memorabilia.  Hari sudah siang, lambung tengah sudah mulai protes,  saatnya diisi.  Ou tak perlu jauh-jauh nyari makannya, ada area food courtnya kok disini.

Mari makan siang J

6 thoughts on “Mau Pintar? Ke Taman Pintar Aja

  1. Iya mbak. Menurutku juga begitu. Ini cara asyik belajar sains, jadi gak ngebosenin. Anak2 pasti betah karena bisa langsung praktek
    Tapi memang alat peraganya banyak banget, harus benar2 meluangkan waktu kalau kesini biar puas

    • Iya banget. Kalau sekolah-sekolah punya alat peraga sekece ini, anak-anak akan belajar dengan riang gembira deh. Tapi ya memang sih biayanya juga lumayan hehe
      Untuk sementara, gpp deh belajarnya ditaman pintar aja dulu 🙂

Leave a Reply to Dewi Nielsen Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *