“Ibu, orang jahat itu gak punya hati ya?” Demikian pertanyaan pertama Prema, putra saya yang berusia 6 tahun sesaat setelah kami keluar dari studio 3 XXI, sembari menunggu makanan yang kami pesan, usai menonton film terbaru Disney, Moana.
“Kenapa memangnya?” Alih-alih menjawab, saya malah balik bertanya
“Itu, Te Fiti jadi jahat khan karena hatinya hilang, makanya dia berubah jadi Te’ka yang ganas,” Prema melanjutkan kesimpulannya
“Hmmm… bisa dibilang begitu sih. Jadi gini, semua orang itu sebenarnya baik. Orang jahat itu sebenarnya tetap punya hati, tapi mungkin sedang tertutup atau sedang tidak digunakan dengan baik makanya jadi jahat. Kalau di film Moana tadi, Te Fiti berubah jadi Te’ka sebagai perwujudan marah karena sudah diganggu ketentramannya.”
“Tapi Moana hebat ya bu, bisa kembaliin hatinya Te Fiti.”
“Iya. Karena Moana anak baik yang tidak kenal menyerah. Dia ingin mengembalikan bumi menjadi hijau dan subur supaya jadi tempat tinggal yang nyaman untuk manusia. Khan bumi memang harus dijaga, betul ndak?”
“Iya bu. Makanya kita harus memelihara tanaman, gak boleh buang sampah sembarangan, iya khan bu?”
“Sip!”
Percakapan kami terhenti karena makan siang (edisi telat) yang kami pesan sudah terhidang di meja. Yuuuuk… mari makan.
*********
Seperti halnya film Disney lainnya, Moana sarat dengan pesan positif. Berlatar belakang kepulauan Polynesia yang cantik, dari sebuah desa bernama Motunui, seorang gadis kecil bernama Moana tumbuh. Menyandang nama Moana yang berarti “lautan” dalam bahasa Polynesia, Moana justru dilarang melaut oleh Chief Tui, ayahnya, yang memandang laut berbahaya.
Alam berkata lain. Semesta seolah bekerjasama memanggil Moana untuk mengarungi lautan. Mendapat dukungan penuh dari Gramma Tala, neneknya, Moana bertekad mengembalikan jantung Te Fiti yang dicuri oleh Moui sehingga menyebabkan bumi menjadi gersang dan panas. Disinilah petualangan sesungguhnya, Moana mengarungi lautan luas dengan kebulatan tekadnya. Berhasilkah dia? Nonton aja sendiri ya…….
Pelajaran berharga dari Moana
Sajian pemandangan laut dan pulau yang indah dalam film ini sangat melenakan. Jujur saya merasa seolah sedang diajak berlibur. Pohon-pohon nyiur yang melambai, tarian dan musik ceria, rumah-rumah tradisional hingga gaya hidup yang sangat alami seolah memanggil saya untuk pulang kampung dan menikmati semua keindahan itu secara langsung. Meski demikian, pesan positifnya tetap terasa tanpa terkesan menggurui. Tak harus diungkapkan secara terang-terangan tapi sangat bisa ditangkap oleh penonton, bahkan oleh anak-anak yang hari itu memenuhi 2/3 dari bangku penonton. Saya mencatat beberapa pelajaran berharga yang saya tangkap dari film ini :
Jadilah Sahabat Bumi
Seperti yang disimpulkan oleh Prema, bahwa bumi harus disayangi. Keserakahan manusia hanya akan membawa kerusakan pada bumi dan berujung pada kesengsaraan bagi manusia itu sendiri. Bagaimana Te Fiti yang digambarkan sebagai ibu bumi dan pencipta segala kehidupan menjadi murka dan mewujud sebagai Te’ka ketika jantungnya dicuri (Prema menyimpulkan itu sebagai hati). Tanah-tanah menjadi kering dan gersang, hasil laut tak lagi melimpah, pun demikian hasil pertanian yang mengecewakan. Ini semua karena keserakahan ‘oknum’ yang ingin menguasai kehidupan.
Yang tak kalah penting, saat kesalahan terungkap, akuilah. Meminta maaf secara tulus dan mengembalikan apa yang diambil agar semua kembali normal.
Langitkan Mimpi, Biarkan Semesta Mencatat dan Membuka Jalan
Moana sadar bahwa panggilan jiwanya adalah mengarungi lautan. Panggilan inilah yang menggerakkan dirinya untuk mengatasi segala keraguan dan berbuat yang terbaik untuk warga Motunui. Dengan tekad yang kuat dan usaha yang luar biasa, semesta benar-benar mendukung dan membuka jalan.
Sejak Gramma Tala membuka rahasia tentang nenek moyang sukunya yang ternyata adalah penjelajah lautan, hasrat Moana untuk mengarungi lautan makin menggebu-gebu. Bagian ini sungguh mengetuk kesadaran saya bahwa tak ada tak mungkin, selama kita terus berusaha. Lakukan yang terbaik dan yang paling penting jangan berhenti. Karena ketika berhenti maka itulah awal tertutupnya peluang untuk mewujudkan mimpi.
Pada satu titik, Moana sempat nyaris putus asa. Namun kembali teringat pada mimpi utamanya, maka semangat itu kembali bangkit. Yup, orang hebat bukanlah dia yang menyerah pada keadaan, tapi dia yang bangkit kembali setelah gagal.
“We Know The Way” jujur soundtrack yang satu ini membius saya. Liriknya benar-benar membangkitkan semangat. Mangga digugling buat yang penasaran, saya sampe nyimpen lagunya di HP lho saking sukanya hehe.
Kerjasama Tim
Kisah utama film ini adalah tentang perjuangan Moana untuk mencari Moui yang telah mencuri jantung Te Fiti dan bersama-sama mengembalikannya. Disinilah perasaan penonton bercampur baur. Kita diajak tertawa, terharu dan hanyut. Moui yang agak keras kepala dan susah diatur ternyata memiliki latar belakang yang agak menyedihkan. Sebagai “anak terbuang” menjadikan dia bersedia melakukan apa saja agar keberadaannya diakui. Disinilah peran Moana untuk menyentuh hatinya agar bisa melakukan perjalanan bersama.
Pada akhirnya, kerjasama tim, pengorbanan untuk sahabat adalah kunci berhasilnya sebuah perjuangan. Kita seolah diingatkan bahwa tak ada orang yang mampu hidup sendiri, bagaimanapun dalam setiap titik keberhasilan, ada peran orang lain disana, baik sengaja maupun tidak. Lov e it.
Kemewahan Bukan Ukuran Eksistensi
Saya tertarik pada kehadiran Tamatoa, seekor keong laut yang memiliki hobi mengkoleksi beragam benda yang berkilau di tempurungnya agar bisa ikut berkilau dan menjadi pusat perhatian. Ini seolah menyindir prilaku kita yang menyukai kemewahan demi sebuah eksistensi. Beberapa dialog dalam pertemuan Tamatoa – Moana – Moui juga menyampaikan hal ini.
Pada akhirnya segala gemerlap itu hanya menjadikan kita silau karena cahaya. Jika tak hati-hati kita bisa lupa diri. Karena itu kita diingatkan untuk mengendalikan diri agar tak sampai terlena.
Animasi dan Soundtrack yang Kece
Disney tak pernah setengah-setengah saat membuat film animasi. Pun demikian dengan soundtracknya. Gak tanggung-tanggung mereka menggandeng Lin-Manuel Miranda, pencipta teater musikal Hamilton yang pernah menyabet Grammys, Tony awards hingga Pulitzer untuk menggubah soundtrack Moana. Demikian pula suara merdu Auli’i dan Dwayne ‘The Rock’ terasa benar-benar menyatu.
Tapi memang, saya agak sedikit terganggu pada lagu “How Far I’ll Go” yang dibawakan Moana. Sekilas notasinya mirip “Let It Go” dari film Frozen, pertama kali mendengar saya langsung membayangkan Elsa yang sedang bernyayi. Meski demikian, secara keseluruhan musik dan tarian dalam film ini sangat menghibur dan sangat kental nuansa etniknya. Benar-benar mengajak berlibur.
Pun demikian dengan animasinya yang ciamik. Seperti biasa selalu ekspresif. Ah memang jagoan sih animatornya nih. Prema selalu tertawa setiap kali tato di tubuh Maui bergerak. Begitu juga dengan hadirnya karakter Kakamora, bajak laut ganas berbetuk batok kelapa. Masih ditambah pula dengan tingkah kocak Heihei, si ayam pemakan batu. Lucu banget. Ada-ada aja deh idenya.
After all, Moana adalah tontonan keluarga yang sangat menghibur dan memberi pelajaran. Yuk ah, mumpung masih beredar di bioskop, nonton yaaaaa.
Note : All Image by Official Trailer Disney Moana
SUKAK BANGET: Langitkan Mimpi, Biarkan Semesta Mencatat dan Membuka Jalan, Kemewahan Bukan Ukuran Eksistensi!
Apalagi dijaman sekarang yang mengukur semuanya dengan kemewahan, rasanya harus belajar banyak memberikan arahan pada anak bahwa mewah bukan bagian dari hargadiri kita… Jadi pengen nonton filmnya 🙂
Wah terimakasih sudah mampir mbak
Akupun suka banget sama pesan-pesan tersirat dalam film Moana ini. Pesannya tertangkap tanpa harus diucapkan secara gamblang
Mimpi memang awal dari kesuksesan ya
Keren reviewnya… jadi makin semangat pengen nonton. Makasih yaaa
Buruan nontonnya mbak
Takut keburu turun layar hehe
wi jadi pengen nonton juga
liat poster moana koq jadi ingat film lilo and stitch ya?
Nah aku belum pernah tuh nonton Lilo and Stitch, ceritanya tentang apa?
Hhhe emang kayaknya lagu hits soundtraack nya disney syarat akan kata kata “go”
hhi
Saya sendiri belum nontn film ini, tapi udah jatuh hati aja sama soundtracknya yang How Far I’ll go itu
Hahahaha iya ya. Udah jadi trademarknya si Disney
Mungkin karena memang kata “go” itu menambah semangat dan rasa optimis ya