Hari masih pagi ketika kami sudah bersiap menuju Pelabuhan penyebrangan yang terletak di kawasan Sanur. Saat kami tiba, boat-boat tampak sudah berjejer rapi siap mengantar para pelancong menuju Nusa Lembongan dan Nusa Penida, dua pulau cantik yang berada di sisi Tenggara Bali. Iya, meski berada dalam wilayah teritorial Bali tepatnya Kabupaten Klungkung, dua pulau ini memang terpisah dari Bali. Sebenarnya ada tiga pulau, satu pulau lagi bernama Ceningan, tapi biasanya penyebrangan menuju Ceningan dicapai dari Lembongan dengan perahu yang lebih kecil. Dulu sempat ada jembatan penghubung, namun sayang jembatan ini ambruk karena keberatan beban, saat ini sedang dalam proses perbaikan.
Bli Dede, pemandu wisata kami, menyambut dengan ramah saat kami tiba di Lembongan. Dia sudah siap dengan paket perjalanan seru yang akan membawa kami menjadi turis di negeri sendiri. Agar perjalanan lebih nyaman dan praktis, lebih dulu kami menuju The Tannis, penginapan yang akan menjadi tempat beristirahat kami dimalam hari. Penginapan yang cantik, dibangun dengan konsep bungalow-bungalow kecil dengan taman yang tertata rapi. Lokasinya strategis, hanya 3 menit berjalan kaki dari Pelabuhan Tanjung Sanggiang tempat kami berlabuh tadi. Nanti saya tulis tersendiri deh ya tentang penginapan cantik ini, pokoknya bikin betah banget. Kalau tak ingat kami mau jelajah pulau, rasanya pengen goler-goler cantik aja deh di penginapan, apalagi gazebo-gazebo di depan kamar rasanya memanggil-manggil manja untuk disandari.
Ada apa saja di Nusa Lembongan?
Pulau cantik ini ternyata menyimpan banyak surga tersembunyi. Mengendarai motor yang juga sudah disiapkan, kami memulai petualangan hari pertama dengan semangat 45. Prema bahkan langsung akrab dengan guide kami, sepanjang 2 hari disana Prema naik motor bersama Oom Dede, begitu dia memanggilnya. Ayah Ibu mah pacaraaaaan, berdua-duaan aja hahaha.
Gala-Gala
Tujuan pertama kami adalah rumah bawah tanah yang disebut Gala-gala. Sebuah tempat unik yang dibangun seorang diri sejak tahun 1961 hingga 1976, oleh seorang dalang bernama Made Byasa karena terinspirasi dari kisah Mahabarata, dimana Panca Pandawa sempat sekian lama melintasi lorong-lorong bawah tanah saat menyelamatkan diri dari kobaran api yang membakar istana tempat mereka tinggal.
Saya sempat agak ragu saat memasuki gua ini. Terlihat sempit dan agak gelap. Takut sesak nafas sayanya. Tapi Prema begitu excited ingin menjelajah bagian dalamnya, mau gak mau ya saya harus ngikut deh. Ternyata gak seseram yang saya bayangkan kok, didalamnya sudah tersedia penerangan listrik. Kabarnya dulu jelajah gua ini pakai lilin lho, kebayang deh bagaimana suasananya.
Ruang dalam gala-gala ini terdiri dari banyak terowongan. Didalamnya terdapat bagian yang konon dibuat untuk ruang tidur, ruang keluarga hingga dapur. Satu hal yang saya kagumi adalah tersedianya ventilasi udara sebagai sumber oksigen dari atas, benar-benar sudah dipikirkan matang-matang saat pembangunannya. Sayang sekali, beliau tak sempat menikmati hasil karyanya, karena terbatas umur. Saat ini, gala-gala dikelola oleh salah satu anak beliau.
Menyeberang ke Ceningan
Tujuan kami selanjutnya adalah Pulau Ceningan, adik kecil yang tak kalah eksotis dari kakaknya, Lembongan. Hanya 5 menit berperahu, kita sudah tiba di pulau ini. Kalau saja jembatannya tak ambruk, pasti lebih cepat lagi.
Destinasi pertama kami di Ceningan adalah Pura Dalem Wayah Majapahit, kawasan suci yang biasa menjadi tujuan wisata rohani bagi umat Hindu. Konon di tempat ini dahulu adalah salah satu petilasan Maha Patih Gadjah Mada. Itu sebabnya nama besar Majapahit menjadi nama Pura ini. Selain itu sebagai simbol pemersatu nusantara, di depan Pura berkibar dengan gagah Sang Saka Merah Putih.
Dari sini, menyusuri jalan kecil dan sedikit semak, kami diajak ke Blue Lagoon. Laguna dengan air biru, berupa bagian lautan yang menjorok cantik ke daratan membentuk lengkungan indah. Karang-karang kokoh disekelilingnya seolah berkonspirasi membentuk benteng untuk menyembunyikan kecantikannya.
Setiap sisi dari laguna ini menawarkan keindahan. Sungguh wisata mata dan jiwa. Saat kami tiba, ketenangan khas lautan membius kesadaran. Rasanya sungguh kecil berada disini, ditengah alam indah bak lukisan yang dibuat oleh sang Maha pencipta. Sejauh mata memandang, lautan biru, karang-karang perkasa, pepohonan hijau dikejauhan menjadi harmoni yang berpadu dalam eksotisme nan memukau.
Perjalanan kami berlanjut ke sebuah bukit dengan pemandangan menakjubkan dari pulau Nusa Penida yang berada tepat diseberangnya. Dari ketinggian, suguhan pemandangan dibawah sana benar-benar membawa kita pada suasana yang tenang dan damai. Saya membayangkan menetap di sini, diiringi kicau burung yang melintas, suara jangkrik di malam hari, tak ketinggalan sesekali terdengar deru kapal para pelancong di kejauhan. Ah…. Sepertinya indah ya.
“Ayo Pak, kita ke lokasi yang lain,” ajakan bli Dede menyentak kesadaran. Kami sempat lupa waktu. Rasanya betah sekali lama-lama berada disini.
Menuruni bukit, kami mendekati pantai. Rupanya ke sebuah dermaga indah yang merupakan sisi lain sekaligus pintu masuk ke pulau Ceningan bila datang dengan boat yang lebih besar. Panas menyengat khas lautan menyambut kedatangan kami, tapi tak menyurutkan niat untuk narsis. Haha begitulah. Matahari boleh bersinar terik membakar kulit, matapun seakan ingin terpejam dibelai angin laut yang berhembus sepoi-sepoi membawa hawa sejuk, tapi naluri narsis tetap menggelora. Selalu ada alasan untuk berpose dan mengambil gambar, seolah tiap sudut memanggil untuk diabadikan dalam kenangan, bukan sekedar terpatri dalam jiwa, tapi juga dalam gambar yang kelak menjadi bahan berkisah akan setiap memori indah.
Sang surya beranjak pelan menuju sore. Hasrat menjelajah masih begitu besar, namun kami sadar cah bagus butuh istirahat sejenak. Mata yang mulai sendu dan terkantuk-kantuk ditiup angin selama naik motor seolah menjadi alarm bahwa raga butuh pemulihan sebelum kembali menjelajah pulau cantik ini. Setelah melipir sejenak ke sebuah warung makan di tepi pantai, kami kembali ke penginapan. Benar saja, tak butuh waktu lama, cah bagus langsung terlelap. Dia memang terbiasa tidur siang. Dan kami tak ingin egois, hanya karena semangat dolanan lantas mengabaikan kebutuhan tubuhnya.
Well. Istirahat dulu, sampai jumpa di bagian kedua Jelajah Pesona Nusa Lembongan. Ikuti terus perjalanan melali kami ya.
Salam Melali
Update :
Bagian kedua Jelang Senja di Nusa lembongan
Bagian ketiga Menyelami Keindahan Bawah Laut Nusa Lembongan
Cieee ini mah ky bulan madu yak.. Mana bagus pisaaan.. Pengen
Ajak abang kesana nanti yaaaaa
Bawa anak2 juga aman kok, ombak saat nyebrang juga gak terlalu gede
lautnya biru..bersih…emang bikin damai..
semoga bahagia ditahun ini..dan selamanya..aamin..
Iyaaaaa
Duh aku jatuh cinta banget sama lautnya, bersih dan indah
Aromanya segar gak pake amis
Doa yang sama untukmu mbak, semoga bahagia dan sukses di tahun ini dan seterusnya
Aku kayaknya ngga mau ke Gala2 hahahah #penakut tapi pengen bangeeet ke blue lagoon, ampuun bagusnya itu biru laut.. ngiler pengen kesana…
Hahaha aku juga awalnya ragu masuk gala2. Tapi ternyata dalamnya asik kok, hanya berupa lorong2 dalam gua gitu. Usahakan pake pemandu, biar gak tersesat didalam karena bisa jadi kita muter2 didalam jadinya
Itu blue lagoon aslinya jauh lebih cantiiiiik. Laut birunya, debur ombaknya, buih putihnya duuuuh memikat mata dan hati banget
Aduh, sempet siwer mata saya, kirain nusa kambangan eh taunya nusa lembongan ya. hehehe
Wah menarik nih untuk dikunjungi, main ah nanti ke nusa lembongan. 😀
Jiahahaha jauh aja nusa lembongan sama nusa kambangan
Eh tapi konon katanya nusa kambangan juga cantik lho, hanya saja karena identik dengan kisah “orang buangan” jadinya mungkin arus wisatawan juga kecil disana
Hayuk digaendakan ke nusa lembongan, gak bakal nyesel kok
Ih.. belum pernah ke Bali. Jadi pengen banget kesana habis liat pos ini 😅
Hayuk mas, diagendakan ke Balinya hehehe
Blue lagoon nya kece banget mbaak.
Nusa Lembongan emang bagus ya mbak. Kapan hari lihat temen jalan ke sini juga.
Ah, Bali. Kapan bisa main ke sini yak. : D
Iyaaaaa Nusa Lembongan cantik sekali
Aku juga baru pertama kali kesini dan langsung jatuh cinta
Semga suatu hari nanti keluarga biru bisa menoreh jejak disana ya
Blue Lagooonya menggoda, biruu bangett.
Tetep ya Mbak levitasi pose meski di batu karang 😀
Levitasi itu wajib, kapan saja dimana saja
Kebetulan guide kami juga demen nih motret2 pose beginian, malah dia lho yang nyuruh kami lelumpatan gitu
Lha padahal tadinya udah niat mau minta, ternyata tanpa diminta dia ngerti klo tamunya narsis abis hahahaha
Wakakaka berasa nemu partner in crime ya Mbak.
Aah jadi kangen foto-foto gokil lagi kayak di Morrissey.
Hahahaha iya
Pas banget, model narsis dan pecicilan ketemu guide merangkap fotografer yang se-ide, jadi deh klop
Aha nanti kita ulang ya pepotoan gila kayak di Morrisey, doakan kami ada rejeki biar bisa jelajah Malang suatu hari nanti
Saya naksir foto blue lagoonnya cantik pisan. Pengin nyemplung rasanya
Huaduh saya mah kayaknya gak berani nyemplung, gak bisa berenang soalnya hahaha
Blue lagonnya kereng banget mbak… Anak2ku suka banget kalo diajak wisata ke pantai2 gitu. Tapi itu kayaknya ga bisa buat main air ya
Wah klo mau main air, ke dream beach aja, pantainya bersih. Baca dipostingan lanjutannya ya #promo
Kalau yang blue lagoon ini, hanya untuk dinikmati pemandangannya, secara sekelilingnya tebing karang dan berupa palung dalam. Tapi biasanya sih katanya ada yang pakai untuk bungee jumping. tapi aku yo bayanginnya sereeeem
Waktu ke Lembongan aku cuma sempet liat Devil’s Tear mba, blm ke Dream Beach. Badan udah ancur banget rasanya abis snorklingan hihiiii…
Wah kudu diulang lagi itu tripnya
Eh padahal smorkeling khan gak bikin pegal ah, hanya saja bikin gosooooong hahaha