“Setiap perjalanan akan mengukir kisah baru, membuka cakrawala dan menyentak kesadaran bahwa sungguh diri ini tak ada apa-apanya”
Tulisan ini adalah bagian kedua dalam Jelajah Pesona Lembongan.
Baca bagian pertamanya disini ya : Nusa Lembongan si Pulau Cantik di Sisi Tenggara Bali
Dering telefon membangunkan sore kami di The Tannis. Rupanya itu dari bli Dede yang mengajak kami melanjutkan perjalanan mengitari Lembongan. Cah bagus masih tertidur pulas, rasanya tak tega untuk membangunkannya. Kami kemudian minta bli Dede untuk menunggu sejenak. Untungnya kami mengambil paket privat tour, yang tak tergabung dengan kelompok lainnya. Jadi kami tak sampai mengganggu jadwal orang lain. Ya begitulah, dalam setiap perjalanan, ada saatnya berdamai dengan keadaan. Apalagi membawa serta anak kecil dalam tim perjalanan. Bukan sekedar mengejar lokasi, tapi ada kondisi yang butuh toleransi.
Hal yang sama pernah kami lakukan saat ke Bromo beberapa waktu lalu, tak berani memaksakan diri mengejar sunrise di Penanjakan, karena itu artinya harus bersiap jam 3 pagi sementara kami baru saja menempuh perjalanan jauh dari Bali – Baluran – Bromo. Dan kami cukup puas menikmati Bromo di pagi hari saja.
Baca juga : Eksotisme Bromo
Akhirnya cah bagus berhasil membuka mata. Tak sempat mandi, kami langsung cuss menuju lokasi baru. Sore yang sejuk mengantarkan perjalanan kami menuju pantai cantik dengan pasir halus dan bersih.
Dream Beach
Kami tiba di sebuah tebing cantik dengan view luar biasa membentang dihadapan. Tepat di bawah tebing ini terdapat pantai “mungil” nan cantik berpasir putih. Yuk, tapakkan kaki kita di Dream Beach, yang benar-benar sesuai namanya, sungguh semacam pantai impian. Rasakan halus butiran pasirnya. Air yang jernih, deru ombak yang cukup besar namun sangat bersih. Buihnya laksana kapas yang sedang berenang beriringan. Pantai ini jauh berbeda dengan pantai-pantai lain yang pernah saya datangi. Bersih. Tak ada sampah yang terbawa ombak, bahkan sekedar sampah dedaunan pun seperti enggan berlabuh.
Sayangnya saya tak siap untuk basah-basahan sore itu. Padahal hati sudah bergejolak menggoda untuk mencicipi hangatnya air laut dan menyusun istana pasir. Jadi ya saya harus cukup puas bermain di bibir pantai saja, sembari menunggu cah bagus dan bapake yang asik berkencan dengan debur ombak dan buihnya yang cantik.
Dan seperti biasa, bocah pisces saya, kalau sudah ketemu air susah deh berhentinya. Butuh rayuan maut untuk membuatnya mengakhiri episode bermain air ini. Tapi memang sih, pesona dream beach benar-benar bisa bikin lupa diri deh.
Devil’s Tears
Dari Dream Beach, kami melipir menuju bagian lain kawasan ini. Menemui sebuah fenomena alam yang menakjubkan bernama Devil’s Tears. Namanya saja sudah agak-agak gimanaaaa gitu. Saya terpana sekaligus agak merinding menyaksikan fenomena yang satu ini. Betapa alam menunjukkan kemampuannya. Apalah kita, hanya manusia yang tak berdaya.
Devil’s Tears adalah tempat dimana tebing karang bertabrakan dengan gulungan ombak dahsyat. Menyajikan tarian ombak yang menarik sekaligus bikin merinding. Saking kuatnya debur ombak itu, batu karang kokoh yang setiap saat diterjang jadi memiliki rongga yang konon bertambah besar setiap waktu. Bukan tak mungkin, 5 atau 10 tahun lagi, saat berkunjung kembali kesana, bentuknya sudah berubah akibat gempuran kuat terus menerus dari ombak yang menderu.
Debur ombak ini terus bertambah kencang seiring perjalanan senja yang makin temaram. Seolah menjadi pengantar sang surya menuju peraduannya. Akibat kerasnya tubrukan yang terjadi, menghasilkan tekanan udara yang besar sehingga tampak uap serupa kapas putih menyeruak keluar sesaat setelah air menerjang karang. Video berikut ini, bisa menggambarkan fenomenanya dengan lebih jelas.
Fenomena ini seolah mengingatkan kita, bahwa hati sekeras karang sekalipun akan lunak bila terus mendapat gempuran. Maka mari bulatkan tekad, untuk memberi gempuran kebaikan pada hati, agar jadi pribadi yang naik kelas. Bukan sekedar bolong dan berongga, tapi terisi oleh lapisan-lapisan kebaikan.
Teras-teras Laguna Devil’s Tears
Dari sana, kami beranjak menuju sisi lainnya. Dari sudut yang berbeda, kita akan bertemu dengan lapisan-lapisan laguna yang terbentuk (lagi-lagi) berkat tarian ombak menerjang karang. Jika beruntung, debur ombak dahsyat akan menjadi tontonan menarik saat bertemu dengan karang untuk kemudian tumpah melewati lapisan laguna, seperti air terjun.
Suasana agak sepi saat kami tiba di sana. Hanya ada beberapa pasangan dan kelompok pelancong yang sedang asyik mengambil gambar dan video. Kamera-kamera terpasang rapi, siap mengabadikan momen terbaik. Sementara itu hari makin gelap, suasana syahdu sekaligus terasa agak mistis mulai terasa. Tempat ini membius dan “sunyi”. Tak ada penerangan sama sekali.
“Yuk,kembali ke hotel!” pinta Prema beberapa kali
Prema, memberi isyarat rasa tak nyaman berada disini, dia yang biasanya pecicilan, kali ini lebih memilih banyak diam, berada di pangkuan dan pelukan Ayah. Entahlah, mungkin karena lelah usai berenang atau memang tak menikmati suasana.
Konon katanya, memanggil ombak adalah dengan bersiul. Entah benar atau tidak, beberapa pengunjung mempraktekkan ini dan memang tak lama kemudian ombak bergulung-gulung datang menghantam karang. Sayang, di ufuk Barat mendung tampak menggelayut manja, menutupi pesona jingga mentari yang hendak pulang. Meski demikian, alam tetap menampilkan kecantikannya yang menawan. Yup, sebelum kami juga beranjak meninggalkan lokasi, tak ada salahnya mengabadikan gambar.
Memeluk Malam di Lembongan
Meninggalkan Devil’s Tears, saatnya berburu kuliner. Kami menikmati makan malam istimewa di sebuah restoran dengan view cantik menghadap lautan. Sayangnya hari sudah gelap, hanya terlihat kerlip lampu para pencari kepiting di sekitar bibir pantai.
Waktu baru menunjukkan kurang dari pukul 8 malam, tapi suasana malam mulai terasa sunyi. Saya mendapati fakta bahwa meski bergelar tempat wisata, Lembongan terasa sunyi saat malam tiba. Warung-warung sudah mulai tutup. Jalan-jalan juga sunyi. Pun tak ada hingar bingar suara musik khas daerah wisata yang biasanya berasal dari café-cafe. Disini benar-benar tenang dan damai. Bahkan saat usai mandi di hotel, kami mencoba berjalan keluar menyusuri pantai, hanya debur ombak yang terdengar. Kami memang bertemu dengan beberapa pasangan wisatawan, tapi tak ada kehebohan. Semua tenang, menikmati suasana pantai. Saya sungguh-sungguh terhanyut. Malam benar-benar datang dan memeluk mimpi para penghuni Lembongan. Seolah memberi kesempatan untuk membiarkan sel-sel tubuh merefresh dirinya agar esok pagi bangun lebih segar.
Selamat tidur sahabat. Selamat istirahat alam indah Lembongan. Besok pagi kami siap menikmati pesonamu dengan sebuah kisah dan cerita baru, mengintip kecantikan bawah laut untuk berkencan dengan ikan-ikan nan jelita.
Sampai bertemu di bagian ketiga Menyelami Keindahan Bawah Laut Nusa Lembongan
Salam
Hwaa udah lama gak main ke sini, udah ganti dekorasi 🙂
Dream beach itu terkenal banget ya mbak. Walau aku belum pernah ke Bali, kayaknya tempat wisatanya udah sering banget tayang di TV, serasa ikutan jalan-jalan hehehe
Klo bloggerngehits emang gituuuuu, mainnya ke lapak2 hits juga, makanya daku gak kebagian #baper
Eh, aku gak ganti apa-apa lho, sejak pertama bikin, ini lapak begini2 aja, wong aku gak ngerti mau ngutak ngatiknya huhuhu
Errr… soal dream beach, mungkin iya ya terkenal, aku soalnya baru pertamakali kesini hehe. Tapi memang pantainya cakep banget. Dan poin terpentingnya, bersiiiiiih. Sayang banget aku gak sempet ikutan main ombak hiks
Enaknya bisa jalan2 rutin….hiks
Ah gak rutin juga kok Oom
Ini kebetulan aja karena sekalian mudik, maklum sini khan anak-anak yang terdampar, orang tua kami sama-sama jauh, jadi selalu ada alasan untuk mudik hahaha
Nah saat mudik itulah, harus bisa nyuri2 waktu buat pelesiran 🙂
Wah jadi penasaran sama Nusa Lembongan nih
Kalau ke Bali lagi, sempetin nyebrang kesini mbak Dian
2 hari aja cukup kok buat eksplore
Waktunya refreshing. Hahahaha.
Yoi. Membuka awal tahun dengan refreshing, biar semangat jalanin kedepannya hahahaha
Aku merinding ama Devils Tears ini, bayangin berada di dekat lubang karang itu meraskan getaran akibat hantaman ombaknya.
Ooh Nusa Lembongan ini sepi ya Mbak di malam hari, cocok buat yang pengin wisata private ya.
Btw rambutnya Mbak Arni baru yaaa? 😀
Sejujurnya akupun sama
Apalagi kami datangnya saat suasana hari mulai temaram gitu, antara takjub dan takut jadinya
Tapi pas kami kesana itu, katanya ombak gak terlalu gede, biasanya jauh lebih dahsyat dari itu. Waaa gak kebayang deh
Kemarin juga sempet gugling video pake keyword devils tears, trus nemu yang ombaknya gedeeee banget. Aku sampe ngeri liatnya
Beberapa bulan lalu ada yang sempat terseret ombak katanya disini, jadi dia selfie tepat dipinggiran tebing itu, ketika tiba ombak besar datang menghantam sampai naik tinggi melampaui karang, terbawa deh dianya. Huhuhu aku gak sanggup bayanginnya
Belum pernah kesini mbak, biasanya kalau tour itu kok aku selalu kepantai yang dikunjungi sudah mainstream ya 🙁
tjakep Devil Tears-nyaaaa duh mupeng. Hahaha
Errr sebenarnya ini juga mainstream lho, hanya karena mungkin harus nyebrang lagi dari Bali jadinya jumlah kunjungan wisatanya gak seheboh Bali. Dan memang untuk sampai ke lokasi butuh usaha yang agak lebih, jalannya masih setapak dan agak melintasi semak
Hayuk kapan2 kesini
Aku sering dengar nama dream beach ini mbak.
Emang terkenal berarti ya.
Aku dong masih penasaran pengen ke Bali hihi
Yang terkenal itu Dreamland Beach, adanya di Bali
Banyak yang agak salah sangka, termasuk aku sih hehehe
Soalnya kalau Dream Beach yang ini agak sepi karena memang lokasinya tersembunyi
Waah bagus banget, apalagi yang di video ombak nya nabrak nabrak karang 😀
Sunggug indahnya indonesia ku ini
Indonesia memang surga banget. Dari Sabang sampai Merauke alamnya cantik luar biasa. Semoga terjaga terus ya
Iya mbak aku juga lebih suka privat tour biar ga mengganggu orang lain…
Iya, kalau bawa anak kecil kayaknya memang lebih baik ambil privat tour deh, gak enak sama yang laian kalau tiba2 si kecil ngambek atau mendadak rewel dalam perjalanan
Hair cutnya baru ya mbaaak….
Hampir salah mengenali wkwkkwkw….
Ahahaha khan tahun baruuuuu
Jadi rambutnya juga model baru biar gak monoton
Dream beach, kapan ya aku Travelling sama my Family kesana 😊
Aku tahun depan ada plan ke Dream Beach juga nih, jadi pas banget baca ini 🙂
btw aku baru tahu deh devils tears ini, syerem yhaaa namanya.
oh iya mbak, kalau boleh tahu pakai private tour di mana yaa? Terimakasih
seru banget mba ini, anaknya gak penasaran terjun ke airnya kah? ini langsung kebayang anak ku pasti gak bisa diem langsung pengen jebur ke airnya..
Devil Tear’s menjelang malam seperti itu sangat keren sekali, Mbok. Aku belum pernah ke sini. Nanti kalau ke Bali lagi kepengen banget. Ombaknya serem dan bikin takjub ya
aku tahunya dream beach. tempat fav main bareng waktu anak masih satu dulu n tinggal di bali. enak sepi
Nusa Lembongan Bali memang sangat terkenal ya… Jadi destinasi wisata turis asing. Kita yg orang indonesia malah banyak yang ga tahu dan belum pernah ke sana…
Pantas saja dinamakan Devil’s Tears yaaa…ternyata.
Jangankan Cah Bagus, saya aja mbayangin kok ngeri juga..
Tapi keren ini, beneran entah 5-10 tahun lagi berbentuk apa nanti.
Sukaaa banget kalau Mbak Arni bercerita, seperti merasa di sana sayaa…:)
Saya mendengar deru ombak aja suka merinding sendiri. Apalagi kalau melihat devil’s tears, ya
Deru ombak di videonya bikin merinding tapi takjub, Kak.. Soalnya antara takut tapi senang lihat keindahan yang diciptakan Sang Pencipta
Saya baru pernah ke dream beach nya
Kalau senja itu rame banget. Ombaknya juga lumayan tinggi. Karena viewnya yg bagus. Kerap kali dijadikan tempat utk prawed
Lembongan dan sejuta pesonanya. Setiap tempat mempunyai keunikan sendiri2 yang bikin Amaze ya Mba. Semoga keindahannya tidak dirusak oleh tangan2 jahil, dan tetap terjaga sampai kapanpun 🙂
Baca ini, aku kok jadi pengen liburan ke pantai ya mba. Pasti seru banget ini bawa keluarga.