Menyelami Keindahan Bawah Laut Nusa Lembongan

Bila Mentari, bersinar lagi

Hatikupun ceria kembali

Ku tatap mega, tiada yang hitam

Betapa indah hari ini

Nusa Lembongan

Yuhuuuu…. petikan lirik lagu dari Iwan fals, menemani saya membuka mata dipagi yang cerah ceria, saat membuka pintu kamar The Tannis, tempat istirahat kami. Dan kini kita sampai di bagian terakhir dari seri cerita Pesona Nusa Lembongan bersama ngiring melali. Liburannya sih hanya dua hari, tapi sukses bikin saya jatuh cinta sejak pandangan pertama ke pulau eksotis ini.  Hitome bore kalau kata sahabat saya di negeri tetangga.

Setelah jelajah view-view cantik di permukaan Lembongan pada hari pertama, agenda hari kedua adalah mengintip bagian dalam lautannya.  Yups, hari ini kami akan melakukan snorkeling.  Wuaaaa tak sabar rasanya, mengingat ini adalah pengalaman baru buat kami, benar-benar pertamakalinya.

Baca juga :  Nusa Lembongan, si Cantik di Sisi Tenggara Bali

Suasana pagi di tepi pantai

Nusa LembonganJadi ceritanya, saking semangat banget mau snorkling kami kepagian  ke ruang makan.  Ternyata sarapannya belum siap.  Mereka mengutamakan tamu yang akan early check out. Jadi ya, sembari menunggu saya dan Prema berjalan-jalan menyusuri pantai yang jaraknya hanya sekitar 10 meter dari ruang makan.  Dan ya, pagi itu cuaca benar-benar cerah.  Buih ombak terlihat putih bersih.  Belum banyak aktivitas di pelabuhan.  Hanya terlihat beberapa awak kapal yang menyiapkan diri.  Beberapa vila cantik yang mengusung konsep rumah tradisonal tampak indah tepat di sisi terdepan pulau ini.  Mereka seolah memanggil para pengunjung untuk menikmati keramahan pulau ini.

Nusa Lembongan
Vila dengan nuansa rumah tradisional ini tepat berada di depan bibir pantai
Nusa Lembongan
Pagi di tepi pantai

Sehari sebelumnya kami juga ke Dream Beach lho.  Seperti apa suasananya? Baca disini : Jelang Senja di Nusa Lembongan

Berdua Prema, saya menyusuri tepian pantai, menikmati kicau burung dan menonton ombak yang berbaris rapi menghampiri tepian.  Saya suka suasana ini, jauh dari hiruk pikuk kota besar.  Rasanya waktu berjalan begitu tenang dan menghanyutkan.  Hiks… ini adalah hari terakhir, siang nanti salah satu boat yang berlabuh itu akan membawa kami kembali ke Bali.  Pagi-pagi udah mellow deh saya huhuhu.

“Ibu, kapan kita main sama ikan?” Prema bolak balik bertanya tentang aktivitas snorkeling hari ini

“Sebentar ya , Oom Dedenya aja belum datang.  Kita sarapan aja dulu yuk!”

Bergegas kami menyantap sarapan, lalu bersiap memutar gas sepeda motor menuju lokasi. Yeaaaay saatnya jelajah pulau lagi.

Tour Mangrove

Sebelum sampai ke acara puncak hari ini, kami lebih dulu diajak menikmati tour mangrove.  Buat pemanasan mendekat ke air laut gitu.  Dalam perjalanan, saat tiba di sebuah kelokan berbukit, view cantik terpampang di bawah sana, menggoda kami untuk mampir dan mengambil gambar.  Dasar memang naluri eksis ya, sayang aja kalau tak diabadikan. Ternyata ini namanya bukit panorama.  Maka jadilah, parkir – pose – cekrek – cekrek – cekrek – lompat – lanjut jalan. Hahaha. Harap maklum pemirsa, kami keluarga narsis.

Nusa Lembongan
Panorama Point. LIhatlah view cantik dibelakang kami, siapa yang tahan untuk berlalu begitu saja?

Mangrove point yang kami hampiri ini adalah lokasi yang sama untuk dua aktivitas : tour mangrove dan snorkeling nantinya.  Sebagian besar wilayah Nusa Lembongan memang dikeliling hutan mangrove, yang berfungsi untuk menahan ombak besar agar tak sampai ke daratan.  Beruntung, kami memulai aktivitas ini di pagi hari, selain matahari belum terlalu panas, suasana juga masih sepi.  Belum banyak wistawan yang datang.  Karena kami datang bersama Bli Dede, jadi ya urusan nego harga dan lain-lain semua beres, kami tinggal naik perahu dan berlayar.

Nusa Lembongan
Bli Dede dan bapak tukang perahu sedang mempersiapkan perjalanan kami

“Bu, disini ada buayanya ndak?’ Cah bagus menampakkan wajah takut saat melihat rimbunnya hutan mangrove yang akan kami masuki

Entah darimana dia mendapat ide pertanyaan itu, tapi yang pasti saya menangkap sedikit ketakutan dari matanya saat kami memulai tour ini.  Meski terlihat tersenyum dalam beberapa foto, itu adalah hasil rayuan maut.  Selebihnya, sebagian besar foto Prema manyun.  Bahkan sepanjang tour dia tak berani bergeser dari tempat duduknya.  Satu-satunya yang membuat dia sedikit heboh adalah hadirnya kepiting-kepiting kecil yang menampakkan diri di sela-sela akar mangrove.  Ada yang berjalan melintas, ada yang tiba-tiba menyembul dari lubang lumpur yang menjadi rumahnya.  Ahhh, thanks to the crab, berhasil mencairkan rasa cemas cah bagus.

Nusa Lembongan
Duduknya di ujung perahu ya, biar enak motretnya,” kata bli Dede
Oke Siap!
Cekreeeeek!

Mangrove disini, sebagian besar tumbuh secara alami yang  entah bagaimana, seolah diatur, mereka tumbuh dalam kelompok-kelompok berjajar memanjang sehingga diantaranya membentuk lajur-lajur panjang berupa lorong yang cukup untuk dilintasi perahu.  Ah, alam memang selalu punya cara untuk menghadirkan keindahan sekaligus membuka peluang bagi penduduk lokal untuk memanfaatkannya.  Semoga keindahan dan hijaunya mangrove ini tetap terjaga.  Pun demikian eksplorasinya, semoga berjalan baik dan bijak, karena alam akan mengulurkan persahabatannya pada kita, jika kitapun bersikap sama.

Colorful Underwater

Indonesia adalah salah satu surga dunia bawah laut yang menjadi incaran para penikmat keindahan. Mulai dari perairan dangkal hingga ke perairan dalamnya.  Sebagai negeri bahari dengan ribuan pulau, Indonesia memiliki banyak spot penyelaman apik dari ujung Barat hingga Timur.  Tak ketinggalan pulau cantik yang sedang saya singgahi ini, objek wisata baharinya begitu memanjakan.  Rasanya setiap hari adalah hari libur jika sudah menjejakkan kaki disini.

Snorkeling, dikenal juga sebagai selam permukaan atau selam dangkal. Selalu ada yang pertamakali dalam segala hal, begitupun kali ini.  Kami benar-benar pemula yang ingin mencoba suasana wisata baru, berenang bersama ikan-ikan memesona diantara terumbu karang.  Karena itu pilihan jatuh pada selam dangkal.  Nanti kalau udah jago, baru deh main-main ke tempat yang lebih dalam *kursus selam dulu sono!*

Nusa Lembongan
Narsis dulu sebelum nyebur

Sebenarnya ada 3 spot snorkeling di Lembongan yaitu Gamat Bay,  Ceningan Wall dan Mangrove Point.  Untuk Gamat Bay, biasanya arusnya deras, tak cocoklah untuk pemula seperti kami.  Sedangkan ceningan wall, katanya, ikan-ikan disana berukuran agak besar, bisa jadi bukannya menikmati malah kaminya yang ketakutan. So, pilihan paling aman ya Mangrove Point ini.  Dangkal, airnya bening, jumlah ikannya banyak dan yang palin penting arusnya tenang.

Mengenakan snorkel yaitu peralatan selang berbentuk huruf J dengan pelindung mulut di ujung sebelah bawah juga butuh adaptasi tersendiri.  Awalnya terasa aneh, bernafas dengan pernafasan dada lewat mulut.  Aih gampang-gampang susah ternyata ya.  Well, namanya juga mainan baru hehe.  Prema yang tadinya excited dan gak sabaran buat nyebur, mendadak agak mengkeret dan panik saat digendong Oom Dede nyemplung ke laut.  Butuh waktu lama membujuknya untuk mau menyelam dan menyaksikan tarian ikan-ikan nan cantik itu.  Berkali-kali saya mendengar jeritannya, sampai dia sempat memilih kembali ke kapal dan cukup puas menyaksikan ikan dari atas saja.

Nusa Lembongan

Nusa Lembongan
Didarat, dilaut dan dimana saja, semoga kita selalu bersama selamanya #uhuk #gombal

Sementara saya dan suami dituntun oleh Bli Dede, mencoba menikmati suasana bawah laut.  Menyemprotkan roti dari wadah untuk memancing gerombolan ikan, seru banget.  Warna warni dari gerombolan ikan yang datang sungguh hiburan unik buat saya.  Ada ikan yang berenang bebas sendirian, ada yang datang bergerombol sampai mengecup jemari dan tubuh saya, ada juga yang membentuk formasi unik kesana kemari.  Saya seperti sedang menonton Finding Dori, tapi kali ini saya terlibat langsung didalamnya.

“Om, Prema mau menyelam Om!” Sayup-sayup saya mendengar suara Prema dari atas kapal.

Sigap, Bli Dede menjemput dan mengantarkannya pada kami.  Yup, kami bertiga sekarang, berpegangan tangan, saling percaya dan melindungi satu sama lain.  Sembari membujuk Prema agar mau menyelamkan kepalanya.  Aih akhirnya bocah pisces saya berhasil mengalahkan ketakutannya.  Dia menyelam. Sayangnya dia tak bisa menahan diri untuk heboh, akhirnya bolak balik muncul ke permukaan demi meluapkan perasaan tentang apa yang disaksikannya di bawah sana.  Ditambah lagi, memang dia belum bisa menggigit snorkel dengan sempurna sehingga agak susah bernafas di dalam air.  Tak apa ya, Nak.  Namanya juga baru pertama kali, lain waktu semoga kita diberi rejeki dan kesempatan, bisa mengulang aktivitas ini.

Nusa Lembongan
Yeaaaaay bertiga

Menyelam, bisa jadi semacam momok yang menyeramkan saat belum mencobanya.  Rasa takut menyergap tiba-tiba, apalagi jika kita tak bisa berenang.  Saya salah satunya, tak bisa berenang malah nekat snorkeling.  Tapi sekali mencoba, kok rasanya saya ketagihan ya.  Perasaan melayang, melatih ketenangan diri ditambah perjumpaan dengan para penghuni lautan dan pemandangan indah, menjadi sebuah kepuasan tersendiri yang tak cukup kata untuk melukiskannya.  Tapi hati tahu, bahwa ini adalah bahagia.

Lagi-lagi kami beruntung karena hari masih pagi, hanya bertemu dengan dua pasang pengunjung lainnya.  Saat perjalanan pulang dari sini, kami berpapasan dengan banyak rombongan wisatawan yang baru menuju mangrove point.  Aih gak kebayang penuhnya disana, malah jadi gak nyaman deh kayaknya.

Satu catatan saya, terumbu karang yang kami temui terlihat rusak di beberapa bagian.  Mungkin karena perairan dangkal, hingga sebagian pengunjung menjejakkan kaki diatasnya, baik sengaja maupun tidak. Rupa-rupa dan warna warninya juga tak terlalu mencolok seperti perairan dalam – yang sering tampil di aneka majalah atau website wisata – tapi cukuplah untuk pemula seperti kami.  Pengalaman baru yang luar biasa.

Masih penasaran? Video ini menunjukkan aktivitas kami, menyelami keindahan bawah laut Nusa Lembongan.

Sayonara Nusa Lembongan Nan Jelita

Saat menuliskan ini, perasaan saya jadi ikutan mellow.  Padahal mah, posisi udah di Bogor.  Huaduh susah move on rupanya saya.  Tapi segala yang telah dimulai memang akan mencapai titik akhir. Bukan untuk berhenti, melainkan untuk melangkah dan melanjutkan kisah di waktu dan tempat berbeda.  Kembali ke hotel, bersih-bersih diri setelah sebelumnya (lagi-lagi) nyemplung di kolam renang bersama cah bagus, saatnya mengemasi barang dan melangkah pulang.

Speedboat yang akan mengantar kami tampak sudah siap di pelabuhan.  Saya menatap pulau cantik ini lekat-lekat.  Menyimpannya dengan baik di kotak memori saya yang terindah.  Kelak, suatu hari nanti, saya ingin kembali kesini, mungkin dengan keluarga besar ataupun sahabat.  Yang pasti, saya jatuh cinta.

Nusa Lembongan
Selamat tinggal Nusa Lembongan Terimakasih untuk surga terindah selama 2 hari ini.

 

Terimakasih tak terhingga buat Bli Dede (dan mbak Nova), yang sudah mau direpotkan dan sangat memaklumi kami yang rempong, narsis dan tentunya menghadapi Prema yang moody sangat.  Kapan-kapan kalau main ke Bogor, kabar-kabari ya 🙂

Deva Bali Holiday

Nova Yanthi (081.2368.333.53 – WA/sms/telp)
Line Id : nova_devabali, XL : 087.7368.333.53

Bli Dede (081.237.165.152 – WA/sms/telp)
BBM: D2CE01F1, XL : 081.7067.000.5
FB: Deva Bali Holiday, IG: lembongantravel

Salam

Arni

 

31 thoughts on “Menyelami Keindahan Bawah Laut Nusa Lembongan

  1. Dewi Nielsen says:

    Wah seruuu….Aku takut banget kak buat snorkeling..takut karena gelap…Tapi liat photo photo kalian kok kayaknya fun banget yak..terang gitu..Emang nggak seram kah?

    • Ini khan snorkeling mbak, selam permukaan jadi masih terang, apalagi memang lokasi yang kami pilih ini laut dangkal yang sebenarnya bahkan dari atas kapalpun itu ikan2 dan terumbu karang bisa keliatan karena airnya beninh banget hehe

      Yang gelap itu diving, karena dilaut dalam, nah kami belum pernah nyoba nih, secara kalau diving biasanya gak boleh sembarangan, harus punya sertifikat selam dulu deh.

      Tapi beneran lho, ini sekali nyoba bikin nagih, mau lagi akunya kapan2

      • Dewi Nielsen says:

        Berenang di danau aja aku parno loh..tapi aku bisa berenang 😀 ha ha ha…cuma nggak suka berenang di alam bebas gitu..ntar aku cobain deh snorkeling.

    • Ahahahaha pose loncat yang paling kusuka malah bukan dibagian ini Koh, aku lebih suka yang di bagian pertama, saat jelajah Nusa ceningan. Yang ini mah biasa klo aku bilang

      Yang pas snorkeling itu bersih karena memang air lautnya bening banget dan dangkal jadi cahayanya bagus. Plus arusnya gak deras. Eh tapi yang paling penting lagi modelnya narsis wuahahahaha

    • Iyaaaaa vila yg rumah tradisional itu cakeeeeep banget, aku aja mupeng berat. Tapi aku gak nginep disitu lho, sepertinya ratenya mihil hahahaha
      Vila tempatku nginep, tepat disebelahnya, ya melipir dikitlah. Tetanggaan, biar terasa auranya

      Ayooooo kita piknik

  2. Vety Fakhrudin says:

    Seru mbak, tapi kalo soal menyelam entahlah mungkin aku masih keder…kadang kayak takut gitu lo liat pemandangan laut… -_- #nggak asyik ya aku…huahaha…

    • Padahal khan klo menyelam gak bakal ketemu kancing baju atuh mbak hahaha

      Eh jujur, akupun awalnya takut lho, apalagi aku memang gak bisa renang. Tapi memang disinilah tantangannya, mengalahkan ketakutan diri sendiri. Saat dijalani dan dinikmati, wooooo perasaan langsung bungah seperti melepas beban

      Cemungud mbak Vety

      • Vety Fakhrudin says:

        Iya mbak…huahahahaha…dulu awalnya mungkin karena ibu saya sering memindset kan ke saya kalo laut itu penuh misteri. jadi semacam ada was was gitu, padahal aku sebenarnya juga bisa renang lo…tapi tetep takut…huehehehe

        • Aku juga sampai sekarang mikirnya sama kok, laut itu penuh misteri. Tapi aku penasaraaaan dan ternyata rasa penasaran itu berhasil mengalahkan ketakutanku hehehe

    • Aku klo menyelam yang dalam2 juga belum bisa dan memang butuh keahlian khusus deh sampai harus kursus
      Ini khan snorkeling yang mana pemula kayak aku juga bisa nyebur

      Bener, Nusa lembongan cantiiiik sekali. Aku aja yang udah pernah kesana masih pengen balik lagi lho. Semoga suatu hari Mei juga bisa kesana yaaaa

  3. Whuaa aku ngirii ini ama pengalaman kalian bisa lihat keindahan bawah laut. Aku juga ga bisa renang tapi kok pengiiin banget bisa nyelam.
    Bli Dede sepertinya asyik dan pengertian banget ama kemauan wisatawan narsis ya Mbak hihihi bisa jadi referensi neh kalo kelak mau ke Bali, aamiin.

    • Wah kalau bisa renang tampaknya bakalan lebih mudah deh snorkelingnya Wan. Aku ini jujur sempet ketakutan setiap kebawa arus dan “terbalik” padahal yo pake pelampung yang gak mungkin tenggelam, karena gak bisa renang itu
      hehe

      Iya banget, bli Dede ini beneran baik dan cocok sama kami yang narsis *ehk… aku sih tepatnya* satu yang paling kusuka ya karena dia ngemong banget ke Prema, jadinya aku gak was-was karena Prema aman sentosa

    • Hayuuuuuuuk
      Yang deket dulu yuk di pulau seribu, aku dari kapan tau pengen kesitu belum kesampaian euy. Malah jadinya ke Lembongan hahaha

      Iya, ini pake Go Pro, tapi bukan punyaku. Aku bawa sih, nah ternyata bli Dede (guidenya) juga bawa, jadi ya pake punya dia deh

  4. Sandi Iswahyudi says:

    is.. cakep mbak, pengen mainan kayak gitu ma ikan2. kepikiran kalau gak bisa nyelam. Eh kalau ada yang dangkal udah banyak ikan, mau juga.
    Gini berapaan mbak satu kali selam?

    • Iya cakep banget memang, aku aja ketagihan nih, belum mve on juga sampe sekarang hahaha
      Tenang aja, kalau snorkeling mah selam permukaan, gak bisa renang juga aman. Apalagi kalau lokasinya laut dangkal kayak di Lembongan ini, dijamin aman kok

      Nah, soal harganya, jujur aja aku gak tau
      Soalnya ini udah diurusin semua sama guide yang nganter kami. Ambil paket tour kaminya, jadi tinggal jalan dan menikmati aja

    • Akupuuuuun. Ayo semangat belajar renang, aku juga nih
      Eh tapi kalau cuma mau snorkeling aja, gak bisa renang juga gpp kok, percayakan saja hidupmu pada tiga ha : Tuhan, pelampung dan pemandu hahaha

Leave a Reply to Arni Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *