Berbagi Tanpa Batas, Menolong Tanpa Sekat, Bersama Sekolah Relawan

“Terinspirasi dan Bergerak!”

Tagline ini menghiasi halaman depan laman jejaring Sekolah Relawan.  Tagline yang menjadi pemicu semangat bagi seluaruh relawan dan tentunya menginspirasi setiap pembacanya.  Termasuk saya.  Sudah sejak lama saya mengenal nama Sekolah Relawan.  Tak hanya sekali dua kali saya terkagum-kagum pada cara mereka menjalankan aksi, bagaimana mereka begitu cepat tanggap pada setiap peristiwa kemanusiaan tanpa memandang latar belakang.

Bencana adalah tentang bagaimana manusia mendapat musibah, ada tangis dan duka.  Ada kehilangan disana.  Dan disanalah nurani seyogyanya terketuk.  Bahwa menolong tak harus memilih.  Bahwa membantu adalah murni tanpa muatan.  Melihat berbagai aksi yang sudah berjalan, saya banyak mendapat pelajaran sekaligus berkaca dan bertanya pada diri sendiri, sudahkah saya bermanfaat untuk sesama?

Sekolah Relawan
Photo by Sekolah Relawan

Mengenal Lebih Dekat Sekolah Relawan (SR)

Masih ingat tentang kisah Intan? Itu lho relawan cantik yang sempat ngehits banget saat turun langsung menggali sumur untuk memadamkan api saat kebakaran hutan di Kalimantan tempo hari.  Nah Intan ini adalah satu diantara ribuan relawan yang tergabung dalam SR.  Bukan hanya Intan tentunya, relawan-relwan lain juga tak kalah keren.  Sigap dan siap sedia. Ou, yang cowok-cowok bahkan pada jago masak lho.  Soal rasa hmm… silahkan coba sendiri hahaha.

“Relawan itu bergerak.  Bukan hanya menunggu Apalagi diam”

Sekolah Relawan
Relawan itu harus survive di segala medan. Makanya latihan fisik juga wajib.
Photo by Sekolah Relawan

Saking ngefansnya saya sama SR, terutama karena tiap hari dihujani status kebaikan dari Mas Roel Mustafa, salah satu founder SR, yang sebenarnya sudah kenal sejak belasan tahun lalu sih, tapi berhubung sekarang beliau ngartis banget, fansnya buanyak, jadi aja saya agak gigit jari kalau mau minta tanda tangan.  Nah karena susah minta tanda tangan, jadinya wawancara online aja deh via WA.  Berikut petikannya.

NM (Ngiring melali).  RM (Roel Mustafa).

NM : Sejak kapan SR berdiri?

RM : SR berdiri 13 Februari 2013

NM : kenapa memilih nama SR.  Ada arti khusus dari nama itu?

RM : Sekolah. Kenapa namanya sekolah, walaupun tidak ada gedung sekolah.  Yah kami berharap orang-orang yang ada, bersama kami dapat belajar bersama karena “Jika setiap jalanan adalah sekolah maka setiap orang yang kita temui adalah guru”

NM : Apa visi misi SR?

RM : Relawan sebagai pemimpin bangsa

Catatan :  Saat membaca dua jawaban ini, saya termenung. Pemilihan nama adalah sesuatu yang penting.  Meski banyak yang bilang, “apalah arti sebuah nama?” tapi sesungguhnya nama adalah tentang doa dan harapan. Sekolah Relawan, adalah tempat dimana semua menempa diri bersama untuk kebaikan dan kemanusiaan.  Sekolah tak harus terbatas dalam ruang.  Belajar memang bisa dimana saja.  Bahwa setiap orang adalah guru, setiap peristiwa punya makna.   Alangkah indahnya jika kita semua menyadari ini.  Apalagi kemudian berlanjut pada harapan relawan sebagai pemimpin bangsa.  Karena sesungguhnya pemimpin dengan sifat kerelawanan tentunya akan lebih menyentuh hati dan memahami rakyatnya.  Melakukan yang terbaik untuk kemajuan bersama.  Semoga ke depan makin banyak terlahir pemimpin-pemimpin dengan semangat ini.  Mari mulai dari diri sendiri.

NM : Program apa saja yang sudah berjalan

RM : Silahkan Lihat di www.sekolahrelawan.com

Catatan : Sekedar bocoran buat yang males ngeklik, SR punya banyak sekali program kemanusiaan antara lain FFC (Free Food Car)  yaitu pemberian makan siang gratis bagi fakir miskin.  Lalu ada Food Box, Donasi perlengkapan anak sekolah korban bencana, Advokasi, Edukasi Kerelawanan yaitu pelatihan penanganan bencana, biasanya dilakukan di sekolah-sekolah.  Jadi buat yang mau sekolahnya didatangin oleh SR, boleh banget lho kontak.  Lalu ada juga program pemberdayaan masyarakat.  SR itu bukan sekedar memberi ikan yang habis sekali santap.  SR juga memberi kail agar mereka yang menjadi sasaran siap mandiri sehingga tak selalu meminta.

Sekolah Relawan
Beberapa kegiatan SR.
Photo by Sekolah Relawan

NM : Siapa saja yang boleh bergabung?

RM : Semua bisa

NM : Kedepannya, rencana pengembangan SR seperti apa?

RM : SR tidak akan ada atau buka cabang di seluruh Indonesia, tapi SR akan melahirkan komunitas-komunitas lokal, organisasi lokal yang unya visi sama dengan SR dan bersinergi dengan mereka.  Masalah daerah harus diselesaikan oleh putra daerah atau komunitas lokal.

NM : Harapan Mas Irul untuk Indonesia?

RM : Muncul kearifan-kearifan lokal di semua daerah yang akan menjadi kekuatan global.  Dan nantinya mengabarkan pada dunia bahwa Indonesia itu (meski)  kaya dengan beragam , suku, budaya dan agama (namun) bisa maju bersama.

Well, singkat saja wawancaranya tapi isinya padat merayap.  Jujur saja saya sampai bingung kalau ngobrol sama mas Irul, meskipun sebenarnya ya sering ledek-ledekan juga sih, tapi tetep aja sering minder rasanya.  Berasa belum ada apa-apanya euy.

Gimana melali-ers? Udah dapat gambaran tentang SR.  Buat yang mau kepoin lebih banyak boleh kok main-main ke markasnya SR di Depok sana *ehk… saya juga belum pernah sih hahaha* Sejak lama pengen kesana apa daya belum terwujud.

Rayakan hari Spesialmu dengan cara yang istimewa

“Bu, saya sudah sering makan tempe.  Mau minta ayamnya 2 boleh gak. Saya belum pernah makan ayam goreng…,” Suara itu hadir dari balik jendela.  Dari tubuh mungil berwajah polos yang menanti piring makanan dari tangan saya.  Ada ragu dalam suaranya.

Dan jangan tanya bagaimana saya mati-matian menahan agar air mata tak tumpah mendengar permintaannya.  Segera saya palingkan wajah, menatap jejeran lauk sederhana di hadapan.  Saya tak sanggup memandang wajahnya.  Sesak menyeruak memenuhi dada. Ya Tuhan, kemana saja saya selama ini.

******

Sekolah Relawan
Birthday boy. Photo by Sekolah Relawan

Setelah sekian lama jadi penonton, Sabtu 4 Maret 2017 kemarin saya memutuskan untuk terlibat dan merasakan kehangatan bebagi bersama SR.  Kebetulan hari itu bertepatan dengan ulang tahun ke-7 putra saya,  Prema.  Dan dalam kesempatan ini saya sekaligus mengajaknya ikut serta.  Bukan untuk pamer dan sejnisnya tapi lebih untuk mengasah kepedulian dan semangat berbaginya sejak dini.  Sekaligus mengajaknya melihat dari dekat, bagaimana anak-anak lain seusianya, bahkan lebih muda,  menjalani kehidupan yang begitu keras di jalanan.  Dan kisah diatas, hanyalah satu dari ribuan kisah mereka. Terlalu banyak cerita yang terungkap dan tak sanggup saya tuliskan disini.

Baca juga : Selamat Ulang tahun Nak! Selalu Ada Cinta Untukmu

Jauh-jauh hari sebelum hari H, kami sudah mengkomunikasikan hal ini.  Bahwa saat ulang tahunnya tak ada perayaan seperti di TK dulu.  Bahwa sekarang Prema sudah SD, jadi udah gak waktunya bikin pesta seperti jaman TK.  Kita akan merayakan dengan cara yang berbeda.  Lewat program FFC, Prema akan berbagi dengan banyak orang.  Diluar dugaan ternyata dia bersemangat sekali.  Sabtu pagi setelah tiup lilin dirumah dia bolak balik ngajakin jalan ke lokasi FFC.

Bergegas menuntaskan kunyahan makan siangnya, begitu mendengar ibu ngobrol via telp dengan mas Robith, PIC dari SR bahwa mereka sudah di lokasi.

“Ayo bu, cepetan!” Prema menarik tangan saya

Dan begitu tiba, memang dasar anaknya gak bisa diam, langsung saja dia beraksi.

“Apa yang bisa Prema lakukan, bu?” tanyanya kepada saya

“Err… gini aja, Prema berdiri disebelah jendela mobil ya.  Nanti  ibu kasi piring-piring nasinya, trus Prema naterin ke meja sana ya. Tuh ada Oom yang duduk mau makan.”

“Siaaaap!” penuh semangat dia menyahut

Lalu ketika “tamu” semakin membludak.  Prema ternyata kewalahan.  Pindahlah dia ke stand air minum. “Prema mau bagiin air dan buah aja deh, ya.” Begitu katanya

Sekolah Relawan
Sebagian pengunjung FFC.  Photo by Sekolah Relawan
Sekolah Relawan
Dua anak yang sedang makan itu (tampak belakang) adalah Windi dan Atifah. Mereka anak yatim. Setiap hari sepulang sekolah langsung ke simpang yasmin membantu ibunya berjualan tissue

Ada rasa bahagia saat saya melihat semangatnya.  Tak canggung dia melayani mereka yang sama sekali tak dikenalnya.  Bahkan tak ada keluhan lelah atau panas, sementara matahari begitu terik menyinari hari itu.

Prema. Dalam bahasa Sanskerta, Prema artinya cinta kasih.  Nama itu kami pilihkan untukmu 7 tahun lalu agar dirimu selalu penuh cinta dan kasih pada sesama.

Semoga lewat kegiatan ini, Prema menemukan bahwa ada dunia ini penuh warna warni.  Tak melulu soal merengek, merajuk, ngambek dan derivasinya.  Bukan pula tentang kisah-kisah kebanggaan akan pencapaian nilai tinggi diatas kertas.  Hidup ini tentang berbagi.  Praktiknya tak selalu sama dengan teori.  Bahwa ada rasa yang tak bisa diungkapkan yang kita dapatkan saat kita berbaur bersama, tanpa sekat, tanpa batas.

Ingat Nak. Kesuksesanmu bukan diukur dari seberapa tinggi pendidikanmu atau sejauh mana kakimu menjelajahi bumi. Bukan pula seberapa banyak harta yang dipunya tapi seberapa bermanfaat dirimu untuk sesama. Karena bahagia itu sederhana. Ketika kamu memandang semua makhluk dengan cinta, maka itulah bahagia sesungguhnya.

Terakhir, buat teman-teman yang ingin berpartisipasi dalam FFC atau kegiatan lainnya, bisa menghubungi nomor dibawah iniSekolah Relawan

Salam Relawan

Arni

IMG-20170131-WA0006

61 thoughts on “Berbagi Tanpa Batas, Menolong Tanpa Sekat, Bersama Sekolah Relawan

    • Kalau udah pernah sekali biasanya nagih lho ya. Tapi memang kadang waktunya yang gak pas
      Berbagi khan gak harus fisik aja, ide2 segar, tulisan, informasi dll juga adalah berbagi

    • Terimakasih doanya buat Prema ya tante
      Waduh kalau dibilang menginspirasi anak2 alin sebenarnya justru kami ini nyontek ide juga di SR
      Tapi kalau ini bisa menularkan semangat berbagi kebaikan, mudah2an menjadi catatan amal buat kami kelak

  1. Ni Made Arini says:

    Teruslah berbagi kebaikan mama dan prema.kebaikan itu tak terbatas. semoga tulisan mama prema dapat menginsfirasi setiap insan untuk lebih peka terhadap sesama dan lingkungannya. semoga berbahagia. salam

    • Terimakasih apresiasinya bu
      Sejatinya menulis adalah bagian dari mengingatkan diri sendiri
      Karena memori saya terbatas, jadi saya menyimpan kenangan lewat tulisan. Agar suatu saat sekiranya saya mulai “lupa” ada tulisan yang mengingatkan 🙂

  2. Mrebes mili aku baca yg minta ayam goreng mba.. 🙁 .. Selama ini aku srg nyisain makanan, tp kalo dihadapin ama mereka2 yg makan aja susah bgitu yaa, pasti lgs ngerasa nyeseeel bgt.. Bgs kegiatan ini mba.. No nya td aku udh catet.. Insya allah akan membantu sebisaku 🙂

    • Cerita ayam goreng itu hanya satu diantara sekian banyak kisah dalam setiap kali FFCdigelar mbak. Dan hampir semuanya bikin aku nangis kalau ngikutin kisahnya huhuhu
      Berasa banget aku selama ini kurang bersyukur, masih banyak ngeluhnya, masih banyak maunya
      Makasi ya udah baca. Semoga kita semua menjadi lebih baik 🙂

  3. Suka bacanyaaaa, dan setuju cara pandang mba Arni mendidik Prema. Terus menjadi anak yang sukses dengan menyertakan hati ya Prema. Semoga kita banyak memberikan sesuatu yg bermanfaat utk sekitar. Aaamiinn

  4. Rhoshandhayani KT (Kak Roos) says:

    Relawan adalah pemimpin masa depan

    Sejatinya itu benar, saya tanamkan pada diri saya

    Sekarang saya sudah pensiun dari organisasi mengajar yang sukarela 3 tahun lamanya. Mau mencoba sesuatu yang baru. Semacam car free food. Di jember sih sudah ada, namanya grebek sedekah. Inshaa Allah mau melanjutkan di situ

    Keren mbak, ceritanya 😊

    • Halo Kak. Nah iya, di beberapa kota aksi yang sama juga sudah banyak digelar kok, hanya kemasan dan namanya aja yang beda-beda. Intinya semangat berbagi itu mulai tumbuh bersama
      Semoga kelak makin banyak pemimpin-pemimpin yang lahir dengan jiwa relwan dan melayani
      Terimakasih ya

  5. Duuh sy gak bs nahan haru mba.
    Makasih sdh sharing infonya mba.
    Ide bagus buat mensyukuri ulang tahun yaa. Sekalian mengajak mrk belajar berbagi.
    Selamat ultah Prema

    • Terimakasih sudah mampir mbak
      Iya, memang itu semangat yang ingin saya tanamkan ke Prema. Belajar bersyukur dan melihat kehidupan anak-anak lain seusianya
      Semoga kita semua bisa lebih baik kedepannya

  6. Prima Hapsari says:

    Mas Prema keren ih, sudah bisa berbagi, salut. Semoga saya juga bisa mengajarkan kebiasaan berbagi bagi anak2 saya mbak Arni.

    • Wah seungguhnya yang keren itu Sekolah Relawan, kami mah hanya numpang programnya aja. Yang ngurus semuanya dari awal juga SR semua. Jadi klo dibilang keren, ya nebeng keren hihihi

  7. Mataku jadi berkaca-kaca baca bagian ayam goreng itu 🙁

    Setuju bahwa sekolah itu tak terbatas ruang. Bisa belajar dari mana saja dan pada siapa saja, karena setiap orang bisa jadi guru. Karena setiap orang punya pengalaman dan pengalaman itu adalah guru paling baik.

    Suka baca tulisan ini. Banyak kalimat2 inspiratif. Isinya pun menginspirasi. Selamat ultah buat Prema ya mbak. Semoga selalu sehat dan panjang umur. Aamiin.

  8. Cerita ayam goreng itu hanya satu diantara sekian banyak kisah dalam FFC mbak. Kalau kutulis semua, bisa2 batal nulis karena nangis

    Tapi memang benar, sekolah bisa kapan saja dimana saja. Sekolah adalah tentang bagaimana memetik pelajaran dari semua orang dan peristiwa

    Makasi ya mbak Rien

  9. Metl Ultah ya buat Prema, arti namamu bagus sekali Mas. Semoga engkau selalu menjadi pribadi yang penuh cinta dan kasih pada sesama.
    Perayaan ultahnya inspiratif, mengajarkan berbagi pada anak, semoga kami nanti bisa meneladaninya.
    Semoga para kaum dhuafa itu segera diangkat derajatnya, dimudahkan penghidupannya aamiin.

  10. Tatat says:

    Ah ..tulisan ini dan semua di dalamnya keren!
    Pemikiran “masalah daerah harus diselesaikan oleh komunitas lokal, lalu bisa menjadi kekuatan global” ini setuju banger. Karena kebanyakan prakteknya LSM/NGO yang berniat menyelesaikan masalah di daerah malah menimbulkan ketergantungan komunitas lokal thd pihak luar lokasi tsb, lalu tidak ada upaya berkelanjutan untuk memperbaiki diri scr mandiri :(.

    Dan..selamat ulang tahun Prema, doa terbaik untukmu 😊. Jadi tertarik ikutan juga.

    • Wah terimakasih kakak udah mampir
      Iya, sayapun setuju banget sama pemikiran itu. Karena sesungguhnya masalah lokal tentunya lebih dikuasi oleh mereka yang lahir besar disana, terutama dalam hal pendekatan pada alam dan masyarakatnya. Akan lebih menyentuh hati ketika dilakukan dengan semangat memmbangun untuk memajukan wilayah sendiri, bukan sekedar menyaluekan dana bantuan atau “cari nama”

      Terimakasih doanya buat Prema 🙂

  11. @JanuaryanID as (Ryan RA) says:

    Pengen komentar panjang, tapi malah terkesima dengan ceritanya
    Wah bagian dari Sekolah Relawan juga toh (pernah baca tentang sekolah relawan beberapa bulan lalu 🙂 )
    Selamat Ulang Tahun juga buat Prema semoga menjadi anak yang berbakti dan menjadi harapan kedua orang tua 🙂

    • Aish jadi malu saya
      Makasi ya udah mampir, begitu juga doa dan ucapannya buat Prema

      Ou tentang SR, saya hanya serpihan kecil saja disana, belum seaktif teman2 yang terlibat langsung dalam banyak aksi kemanusiaan 🙂

  12. Freddy Gunawan says:

    “Bu, saya sudah sering makan tempe. Mau minta ayamnya 2 boleh gak. Saya belum pernah makan ayam goreng…,”
    Thanks mbak untuk kalimat himbauan tersirat ini. Thanks juga untuk Prema.

  13. Sebenarnya ini hanya satu dari sekian kalimat dan wajah-wajah menyentuh hati yang bisa saya ungkapkan disini. Sungguh, rasanya seperti tertampar karena ini ada dekat sekali disekitar kita

    Salam dari Prema 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *