Peluk Erat Mimpimu, Tuhan Akan Buka Jalannya

Kemarin, di salah satu jejaring sosial media saya terhubung dengan seorang kawan lama.  Kawan ngebolang jaman masih kinyis-kinyis dulu.  Ngobrol ngalor ngidul sampai berlanjut ke jaringan pribadi via telefon,  kami cekikikan memutar memori mengenang kelakukan jaman purba.  Ini kok yo kesannya udah tuwir banget ya kami hihihi.  Sampai pada satu celetukan dari dia, “eh, kamu tuh ya, bener-bener deh.  Apa yang kamu jalani sekarang, persis seperti cita-citamu dulu,” begitu katanya.

“Haaaa! Masa sih?” Saya bingung sekaligus meraba-raba kemana arah pembicaraannya.

“Iyalah.  Ingat gak, dulu kita pernah ngobrol-ngobrol tentang masa depan. Waktu kita di Bogor itu lho.  Kamu bilang asik juga tinggal disini ya.  Udaranya sejuk, trus hujan gerimisnya terasa romantis.”

Rumah mungil kami
Pondok mungil kami

“eh, masa sih saya pernah bilang begitu?”

“Iyaaaaa….. Trus kamu juga bilang, pengen punya rumah mungil yang didepannya banyak pohon bunga warna warni.  Biar cantik rumahnya. Hayooo, ingat gak?”

“errrr…. Jujur aja lupa book,” jawab saya ragu

“Ih kamu ya… nih kalau mau bahas lagi, banyak rahasia yang siap dibongkar nih!’

“waaaa… cukup cukup! Segitu aja dulu! Malu saya euy,”

*********

Usai perbincangan itu, saya jadi melamun sendiri.  Ingatan melayang pada cerita belasan tahun lalu *kalau tak salah 19 tahun lalu deh* Saat itu kami mengikuti kegiatan mahasiswa di Malang lalu setelahnya terdampar di Bogor untuk suatu urusan.  Saya berusaha memutar kembali rekaman memori saya dan samar-samar teringat obrolan iseng di depan pintu masuk Kebun Raya Bogor itu.

Rupanya benar.  Dulu saya pernah melangitkan mimpi ingin tinggal di kota hujan ini.  Pernah membayangkan punya rumah mungil dengan banyak tanaman dihalamannya.  Lebih jauh saya juga ternyata pernah menghayal suatu hari akan mengajak bapak ibu berkeliling kebun raya, saya tahu mereka menyukai suasana hijau seperti ini.

Dan kini, sekian tahun kemudian, saya benar-benar menjadi penduduk Bogor.  Membangun keluarga kecil kami, dengan pondasi cinta dan kasih sayang.  Meski tak luas, halaman rumah saya cukup asri terisi beberapa jenis bunga yang cukup rajin menampilkan aneka warna warni cantiknya.  Pemandangan indah setiap kali membuka pintu.  Rumah kami mungil, tapi cukup untuk aktivitas keluarga.

Bagaimana dengan mengajak bapak ibu ke KRB? Saat menuliskan ini, haru menyeruak di dada.  Beberapa tahun lalu, saya benar-benar mengajak bapak ibu menikmati hijaunya KRB.  Ah…. Saya terlalu pikun, hingga lupa bahwa ini adalah mimpi terpendam yang telah mewujud.

Self Reminder

Itu baru satu cerita.  Dalam banyak hal, kita seringkali diberi rejeki, diberkahi bahagia dan seolah mendapat bonus tak ternilai.  Saat-saat seperti itu, kita seringkali lupa, mungkin pernah di suatu masa kita “meminta” hal itu.  Ketika benar-benar terkabul sekian waktu kemudian, kita justru terlalu sombong untuk mengakui bahwa ini adalah berkah Tuhan.  Bahwa Tuhan mendengar, lalu mengabulkannya di waktu yang tepat.

“Coba rasakan apa yang sudah kita miliki. Coba catat setiap doa kita dan bukalah setahun kemudian. Kita buktikan salah satu atau sebagian doa kita, apakah sudah ada yang dikabulkan Tuhan? Kita memang nggak pernah atau pura-pura nggak menyadari, karena manusia banyak maunya. Nggak pernah puas sehingga lupa apa yang sudah Tuhan berikan. Terutama lupa untuk mensyukurinya. Makanya kita jangan minta segalanya jadi baik. Itu sempurna namanya. Padahal yang sempurna itu kan Cuma Tuhan.”
(Gol A Gong – Balada si Roy 4)

Untaian kalimat yang saya kutip dari buku lawas karya Gol A Gong itu rasanya pas banget menampar kesadaran saya.  Bahwa segala yang kita terima, lewati dan alami saat ini adalah buah dari mimpi, harap, ucap dan laku di masa lalu.  Bukan hanya soal kepemilikan benda, dalam segala hal ini berlaku.  Coba lihat kembali lingkar pertemanan kita,  tak ada yang kebetulan.  Jalannya mengarahkan kita bertemu dengan mereka yang “frekwensinya” sama atau saling tarik menarik. Dalam beberapa lingkar pertemanan, saya merasakan bahwa pada titik tertentu ada saja kesamaan minat, bacaan, aktivitas dan seterusnya dengan beberapa teman yang terhubung baik di dunia maya maupun nyata.  Dan tentu saja, ini bukan kebetulan.

Dan sekarang saya mengerti, mengapa orang tua kita sering banget menasehati untuk selalu berpikir positif.  Pikirkan hal-hal baik, ucapkan hal-hal baik dan lakukan kebaikan.  Langitkan doa-doa terindah. Karena ini adalah tabungan untuk kebaikan diri, baik sekarang maupun di masa depan.  Seperti teko yang hanya mengeluarkan isinya, kopi keluar kopi, susu keluar susu.  Begitulah diri kita.  Saat diri terisi kebaikan niscaya yang keluar adalah kebaikan.  Pun demikian, akan menarik hal-hal baik untuk menghampiri.

Pikiran kita sesungguhnya adalah magnet yang ampuh untuk mengundang setiap harap agar terwujud.  Pikiranlah yang menggerakkan setiap energy untuk menghampiri sesuai dengan daya tariknya.  Karena itu, pentng sekali untuk mengendalikannya di jalan yang positif.

Semoga pikiran baik datang dari segala penjuru.  Bahwa sesungguhnya manusia tidak melangkah dari keburukan menuju kebaikan tapi dari kebaikan yang satu menuju kebaikan yang lainnya.

Mari menjadi pribadi baik yang terus naik kelas 🙂

Salam

Arni

IMG-20170131-WA0006

27 thoughts on “Peluk Erat Mimpimu, Tuhan Akan Buka Jalannya

  1. Aamiin, bener mbak. Kalau kita memimpikn yang baik, niscaya suatu hari bakal terkabul yg kadang gak kita sadari sebelumnya pernah bermimpi demikian.
    Yup, mulai sekarang dan seterusnya mesti berpikir positif krn semua akan kembali pd kita juga

    • Karena kita tau, memimpikan yang baik akan terkabul
      Artinya kalau mikirin yang jelek2 juga bisa jadi terkabul
      Makanya kita selalu diajak unttuk positif thinking ya, Von

  2. Bener banget mba. Bahkan kata salah satu profesor genetika dari Jepang, berpikir positif adalah salah satu cara membuat diri kita menjadi bahagia menjalani hidup.

  3. Khoirur Rohmah says:

    kalo 19 tahun yang lalu, berarti sekarang berapa tahun mbak Arni.
    Uhm, iya, ada banyak mimpi-mimpi yang dulu aku gaungkan, bisa diijabah, tapi lupa,hheee
    Pikiran mengandalikan smeuanya, so, sebisa mungkin menghadapi berbagai situasi aapun dengan positif thingkig, kan ya mbak? heheee

    • Hush dilarang bahas umur wuahahaha
      Kayaknya bener kata Gol A Gong, doa itu harus dicatat, pernah minta apa, biar saat dikabulkan atau tidak kita jadi ingat

  4. suka banget mba ulasannya, aku pun menerapkan sll berfikir positif mungkin doa2ku yang terucap beberapa tahun lalu tak terkabul saat itu tapi Tuhan tahu waktu terbaik dan aku bersyukur krn di momen yang tepat Tuhan mengabulkan doaku 🙂

    aamiin smg kita jadi pribadi naik kelas

    • Bener banget mbak. Tuhan tau yang terbaik. Mungkin kita tidak mendapatkan yang sama persis dengan harapan, tapi diberi pengganti yang jauh lebih baik

  5. Eza Hazairin says:

    Semoga mimpinya tercapai semua mbak…tapi jangan lupa balik kendari nah

    Boleh namamu Putu..tapi aslimu Kendari Hae…

  6. Hmm aku jadi teringat salah satu anganku, duluu pas awal ngeblog ga pernah menang lomba yang hadiahnya HP. saya akhirnya jadi baper n agak ngambek trus saya pun sadar mungkin disuruh beli HP sendiri.
    Ya udah saya beli HP impian saya, trus nggak lama lolos acara Asus dan setelah itu beberapa kali dapat HP dari lomba yang saya ikuti.
    Dari situ akhirnya aku sadar Allah mendengar doa dan curhatanku yang dulu.
    Btw maaf anganku receh banget ya Mbak he3

  7. Dewi Nuryanti says:

    Setuju pake banget Mba. Saya sepaham banget bahwa kita tak perlu takut bermimpi krn Tuhan yg akan membuka jalan utk kita. Sy meyakini bahwa apapun yg ada dlm pikiran sy merupakan doa dan magnet yg menarik mau kemana kaki sy melangkah. Sy seorang pemimpi dan Alhamdulillah mimpi mimpi sy mulai terwujud satu persatu.

  8. “Coba rasakan apa yang sudah kita miliki. Coba catat setiap doa kita dan bukalah setahun kemudian. Kita buktikan salah satu atau sebagian doa kita, apakah sudah ada yang dikabulkan Tuhan? Kita memang nggak pernah atau pura-pura nggak menyadari, karena manusia banyak maunya. Nggak pernah puas sehingga lupa apa yang sudah Tuhan berikan. Terutama lupa untuk mensyukurinya. Makanya kita jangan minta segalanya jadi baik. Itu sempurna namanya. Padahal yang sempurna itu kan Cuma Tuhan.”
    (Gol A Gong – Balada si Roy 4)

    Huwaaaaa inspiring2

    Semoga saja mimpi2 kita semua terkabul ya mbak THX

  9. ANDYNA says:

    Wah boleh juga nih ajakannya mencatat doa. Lalu dibuka setahun kemudian. Suka deh Mbak, tulisannya simple, nyaman bacanya. :))

  10. Dulu ketika pertama kali menjadi karyawan. Kami di training
    salah satu sesi training itu kami diminta untuk menuliskan .. sedetil-detilnya tentang situasi … mau kehidupan seperti apa lima tahun dari saat itu. (1990) Tinggal di mana, punya apa, dsb

    Saya ingat waktu itu … yang saya tulis seingat saya adalah pingin punya mobil kijang.

    Daaannn … 1995? punyakah mobil kijang? Tidak … saya tidak punya mobil kijang. Tapi mobil Toyota Corolla … (alhamdulillah malah lebih bagus …)(hahaha)
    Ya … ini kekuatan mimpi
    Jadi kalau mau mimpi .. mimpilah yang baik-baik saja

    salam saya

Leave a Reply to zata ligouw Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *