Merawat Kebhinekaan melalui kampanye “Aku BerIndonesia”

Aku BerIndonesiaRabu sore 31 Mei 2017 gegas saya memacu langkah menuju Gedung Arsip Nasional yang terletak di Jl Gadjah Mada, Jakarta Barat.  Saya beruntung menjadi salah satu peserta dalam diskusi sore itu bertajuk “Aku BerIndonesia”.  Menghadirkan Bapak Yapi Panda Abdiel Tambayong atau lebih dikenal dengan nama Remy Silado, sejarahwan dan budayawan senior, sebagai pembicara utama bersama dengan Bapak Aristo Kristandyo, Kepala Pemasaran Wing Foods, kampanye ini digelar sebagai bentuk kepedulian akan menurunnya semangat ke-Indonesia-an kita terutama di kalangan generasi muda.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, sebagai kelanjutan dari kampanye digital “Mana Indonesiamu” yang telah digelar sepanjang 2015 – 2106, Teh Javana, teh cita rasa asli Indonesia meneruskannya dengan kampanye “Aku BerIndonesia”

Mudahnya mengakses berbagai informasi melalui media sosial,  bagai pedang bermata dua, masing-masing mempunyai resiko yang sama.  Hasil riset menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat pengguna media sosial yang cukup besar  namun disisi lain tak disertai kearifan dalam memanfaatkannya.  Maraknya berita hoax, seakan menjadi santapan yang sangat mudah didapat dan disebarkan, terutama ketika menyangkut SARA.  Issue yang akhir-akhir ini menjadi begitu sensitif.

Dibuka dengan sebuah tari penyambutan tradisional dan lagu Indonesia Raya, seluruh peserta yang hadir serasa mendapat tambahan semangat untuk mengikuti diskusi menarik sore itu.  Anak saya, Prema, 7 tahun bahkan bernyanyi dengan lantang.  Indonesia Raya memang salah satu lagu favoritnya sejak dulu.

Aku BerIndonesia

Ini Indonesiaku, Mana Indonesiamu?

Indonesia terdiri atas ribuan pulau, ratusan suku bangsa, ragam bahasa dan budaya.  Sejak awal kita memang sudah bhineka, sudah beragam.  Dalam bebagai perbedaan itu kita dipertemukan pada satu titik yang sama yaitu tanah air Indonesia.  Kita berkomunikasi dalam bahasa yang sama, bahasa Indonesia.  Menjadi Indonesia berarti siap menerima kebhinekaan dan merawatnya dalam harmoni kebangsaan yang indah, selaras dengan pengamalan sila ketiga Pancasila ; Persatuan Indonesia.

Adalah kita, anak-anak bangsa seharusnya bergerak bersama, berkarya nyata untuk mengoptimalkan setiap potensi budaya, alam, komoditas dan sumber daya manusia Indonesia.  Menularkan, menyebarkan dan menjadi pelaku aktif menggaungkan Indonesia di mata dunia.

Aku BerIndonesia

Khusus soal bahasa, Remy Silado menyuarakan keprihatinannya.  Betapa kita, orang Indonesia banyak yang lebih memilih menggunakan bahasa asing baik dalam penamaan tempat, kegiatan dan sebagainya.  Seolah-olah dengan menggunakan bahasa asing jauh lebih keren dibanding bahasa Indonesia.  Padahal bahasa inilah akar yang mempersatukan kita semua dalam berkomunikasi.  Karena itu, banggalah berbahasa Indonesia.

“Tidak ada yang tidak berharga dari pelajaran masa lalu.  Melestarikan masa silam merupakan bagian dari proses untuk kita menuju hal baru yang lebih baik.  Mari generasi muda, tanpa menunda lagi.  Sekarang di momen kelahiran Pancasila ini kita bersama bertindak nyata bernilai Indonesia, Aku BerIndonesia!” ajak Remy Silado.

Peluncuran kampanye “Aku BerIndonesia” ini memang sengaja digelar tepat sehari sebelum hari lahir Pancasila, 1 Juni.  Diharapkan dapat meningkatkan kepedulian kita semua untuk dapat menunjukkan identitas sebagai bangsa Indonesia dan dengan bangga berani menyatakan “Ini Indonesiaku, mana Indonesimu?”

Aku berbicara Aku bersikap Aku bernilai Indonesia

Disampaikan oleh bapak Aristo Kristandyo bahwa kampanye Aku BerIndonesia mengusung tiga pilar utama yang saling terkait satu sama lain, yaitu Aku berbicara Indonesia yang mengajak kita semua untuk dapat bertutur, lisan maupun tulisan,  dengan baik dalam bahasa Indonesia.  Aku bersikap Indonesia yang mencerminkan Indonesia dalam bertingkah laku kepada sesama, jujur, ramah dan melestarikan adat budaya.  Aku bernilai Indonesia mengajak kita untuk menjaga nilai-nilai keIndonesiaan kita seperti kerukunan berbangsa, beragama, mengembangkan toleransi dan menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara.

Tiga pilar ini, jika benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadikan kita sebagai bangsa yang besar dengan potensi luar biasa.  Karena identitas kita sesungguhnya adalah bersama dalam keberagaman.

Seharusnya tak ada lagi dikotomi mayoritas – minoritas, pribumi – non pribumi dan seterusnya.  Setiap kita punya andil dan kesempatan yang sama untuk menunjukkan karya nyata yang terbaik.  Sejarah membuktikan bahwa perjuangan menuju kemerdekaan bukanlah hasil dari satu suku atau agama saja.  Bahkan lebih jauh, Remy Silado sempat mengatakan, “tak ada dari moyang kita yang betul-betul pribumi, hampir semuanya adalah imigran. Sehingga menjadi lucu dan aneh ketika ada satu golongan yang merasa paling pribumi dibanding dengan yang lain.”

Aku BerIndonesia

Wings Journalist Award

WingsFood sebagai penyelenggara utama kampanye ini secara rutin melaksanakan event tahunan Wings Journalist Award, yaitu apresiasi bagi jurnalis yang telah menghasilkan karya tulis mengenai Wings beserta produknya selama tahun 2016 yang lalu.  Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah dilaksanakan sore itu yang meliputi 6 kategori yaitu Best Brand Activation Coverage, Best Business Feature, Best Lifestyle Feature, Best Parenting Educational, Best CSR Feature dan Best Blog Writing.

Aku BerIndonesia

Dua jam terasa begitu singkat dengan sajian dialog yang menarik. Kalau diawal dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka sebagai penutup diskusi, Garuda Pancasila dikumandangkan bersama.  Untuk melengkapi “rasa Indonesia”  tari tradisional kembali hadir menyemarakkan sore yang indah itu.

Aku BerIndonesia

Salam kami

Untuk Indonesia

 

9 thoughts on “Merawat Kebhinekaan melalui kampanye “Aku BerIndonesia”

  1. Euforia bangga akan Indonesia yg kaya akan heritage budaya Bangsa bisa menjadi upaya baik melestarikan peninggalan sejarah budaya Nusantara.Sungguh luar biasa

  2. acaranya keren bingints mbak
    klo soal bahasa pas dilingkungan akademis walo istirahat kayknya gpp y mb pke bhs asing buat latihan.

    klo di rumah n lagi gaul asik pke bhs daerah 😀

  3. jadi inget pelajaran jaman saya dulu
    merasuk sampai sekarang
    kenapa anak sekarang tdk seperti dulu ya?
    masalah sepele, lagu indonesia raya atau pancasila aja jarang yg apal

  4. Anak jaman skrng masih dapat penataran P4 tdk ya?

    Eh, ini yang dirimu pulang malam itu?
    Luar biasa ya Wings, bloger juga diberi penghargaan/ apresiasi yang luar biasa.
    Semoga profesi blogger jg makin menjadi profesional yang diperhitungkan dalam masyarakat 😀

  5. Bahasa Indonesia sudah mulai luntur.apalagi banyak sekali film film yg secara tdk langsung sedikit demi sedikit merusak bahasa. Benar tidak ya? Semoga acara seperti ini bs membuat anak bangsa bangga menggunakan bahasa indonesia

  6. Anne Lesmana says:

    Ih ini acaranya keren bgt mbak.. bkn hanya pemerintah saja yg peduli dgn hal2 kebangsaan spt ini tp swaata jg bnyk yg peduli.. mgkn brand2 lainnya jg bs mencontoh mengadakan kegiatan yg menggugah rasa kebangsaan qta semua.
    Btw soal bahasa mmg bahasa itu selalu berkembang, bnyk istilah2 baru dr bahasa luar/negara lain tp mgkn bahasa indonesia bs lbh cpt membuat kata serapan n segera mempopulerkannya agar bahasa yg qta buat ini yg lbh bnyk dipakai di negara sndri.

Leave a Reply to Papa Blogger Narsis Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *