Bicara Indonesia Bicara Pancasila di Gedung Parlemen

Netizen Gathering MPR RI
foto by fraksipan.com

“Pancasila adalah perilaku yang memanusiakan manusia lainnya secara adil dan beradab”

Pernyataan itu disambut manggut-manggut para peserta, bahkan beberapa dari kami bertepuk tangan saat diucapkan oleh Bapak Zulkifli Hasan, ketua MPR RI yang sore itu hadir menjadi pembicara pertama dalam ajang “Netizen Gathering” berupa ngobrol bareng antara netizen dan Ketua MPR RI di Ruang Delegasi, Nusantara V. 

Saya, ibu rumah tangga yang sehari-hari urusannya ngantar jemput anak, nyapu, ngepel dan segala urusan dalam negeri lainnya, sore itu 5 Juni 2017, mendapat kesempatan menginjakkan kaki di gedung parlemen, gedung dimana rakyat menitipkan harapan pada para wakil agar menyuarakan suara rakyat untuk Indonesia yang lebih baik.  Bersama 100 netizen yang lain, kami bersama-sama menyatukan langkah, menyampaikan “uneg-uneg” yang memenuhi ruang pikir agar tak mengendap jadi sebatas tanya dalam benak.

Iya.  Kali ini saya melalinya ke gedung MPR RI.  Yuk melali-ers, ikuti perjalanan saya…..

Netizen Gathering MPR RI
Zulkifli Hasan dan Ma’ruf Cahyono

Baca juga : Merawat KeBhinekaan Melalui Kampanye Aku BerIndonesia

#IniBaruIndonesia

Sore itu, jika kawan-kawan membuka laman twitter, pasti akan mendapatkan tagar #IniBaruIndonesia menjadi trending topic nomor 1 disana.  Bukan sekedar menyuarakan rasa ke-Indonesia-an dengan bangga, tapi suasana sore itu memang terasa Indonesia sekali.  Ketika semua berbaur, tanpa sekat.  Ketika suara-suara baik berupa kritik maupun saran, tanya maupun ide tertuang dengan santun, tanpa caci maki atau hujatan seperti yang akhir-akhir ini terjadi.

Suara keprihatinan akan kondisi bangsa dan sudut pandang (negatif) masyarakat terhadap lembaga legislatif disuarakan secara gamblang oleh para netizen.  Politik itu kejam.  Begitu kata sebagian orang.  Perbedaan pilihan politik telah memecah belah persatuan bangsa ini dan ini menyedihkan.  Betapa isu-isu sensitive sangat mudah dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mendulang massa.  Mau tak mau, suka tak suka, ini harus diakui, terjadi di tengah masyarakat kita, masyarakat Indonesia yang dulu terkenal karena keramahan dan kesantunannya.

Tak perlu saling menyalahkan.  Yang diperlukan adalah langkah nyata untuk memperbaiki kondisi ini.  Ajakan untuk mengabarkan kebaikan dan hal-hal positif disampaikan oleh bang Zul, demikian beliau biasa disapa, kepada para netizen.

#4Pilar Indonesia

Dalam kesempatan itu, sempat disinggung pula tentang (nyaris) terlupakannya 4 pilar kebangsaan kita.  Pilar yang menyangga keutuhan berbangsa dan bernegara. Apa saja 4 pilar itu, yuk intip satu-satu :

  1. Pancasila

Sebagai dasar negara, semangat Pancasila (seharusnya) menjadi sendi-sendi kehidupan.  Nilai moral yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa 72 tahun lalu, akhir-akhir mulai terkikis dan memudar.  Berangkat dari sana, semangat ini coba digaungkan kembali dalam Pekan Pancasila yang berlangsung pada tanggal 29 Mei – 4 Juni 2017 kemarin.

Dituangkan lewat slogan  “Saya Pancasila” meski mendapat kritik (dan nyinyir) sana sini, nyatanya cukup efektif membuat kita kembali mengingat nilai-nilai Pancasila, terutama di kalangan generasi muda dan pengguna media sosial.

  1. Bhineka Tunggal Ika

Berbeda-beda tapi tetap satu.  Sudah dari sejarah terbentuknya Indonesia ini memang beragam.  Sejak dulu wilayah kita terbentang dari Barat ke Timur dengan ribuan pulau,  ratusan suku bangsa, ragam bahasa dan keyakinan yang berbeda.  Dan sejak dulu pula kita semua bisa hidup damai tanpa saling mengusik satu sama lain.  Karena perbedaan itu seharusnya mengkayakan bukan memecah belah. Mari jaga bersama semangat itu, bukankah pelangi tak indah jika tak banyak warna?

  1. UUD 1945

Kapan terakhir kalian baca UUD 1945?

Netizen Gathering MPR RI

Errrr…. Jujur saja, seingat saya terakhir jaman semester 1 di bangku kuliah, 20 tahun yang lalu.  Angkatan kami (sepertinya) adalah  angkatan terakhir yang ngalamin penataran P4 sebelum menyandang status mahasiswa.  Saya ingat sekali masa-masa itu, kami diskusi panjang lebar tentang Pancasila dan UUD 1945.  Dan itu asyik pada masanya.

Ketika perilaku sehari-hari diatur dalam butir-butir Pancasila sebagai turunan 5 sila dipadukan dengan pasal-pasal dan UUD 1945 sebagai rambu-rambu utama kehidupan berbangsa dan bernegara, jujur saja saya berdecak kagum pada luasnya pemikiran para pendiri bangsa ini.  Betapa beliau-beliau sudah memikirkan begitu detail tentang jalannya negara tercinta Indonesia

  1. NKRI

NKRI harga mati.  Semangat ini makin sering disuarakan.  Bukan hanya oleh netizen lewat media sosial, tapi juga dalam demonstrasi-demonstrasi yang digelar oleh berbagai kalangan.  Semoga saja semangatnya tak berhenti sekedar menjadi teriakan atau euphoria sesaat tapi benar-benar merasuk dalam jiwa hingga kita siap menjadi garada depan untuk persatuan dan kesatuan Indonesia.

Indonesia Damai, Indonesia Raya, Indonesia Kita

Netizen Gathering MPR RI

Sesi kedua dialog diisi oleh Bapak Ma’ruf Cahyono, Sekjen MPR.  Dalam paparannya, senada dengan bang Zul, beliau mengajak seluruh elemen untuk kembali bergandeng tangan, dari Sabang sampai Merauke menebar senyum keramahan sebagai wajah Indonesia yang sesungguhnya.

“Pak, kenapa sih Zaskia Gothik dijadikan duta Pancasila?” tanya seorang netizen, yang langsung disambut tepuk tangan dan suara riuh netizen lainnya

Ou ou pertanyaannya terasa jleb sekali ya, Ma’ruf coba menjawab dengan arif, “semuanya sudah terjadi dan terlanjur viral.  MPR RI tidak punya kewenangan menunjuk duta-duta seperti itu, tapi bisa jadi lembaga yang menunjuk bertujuan agar Zaskia tidak mengulangi kesalahannya bermain-main dengan Pancasila.  Semacam memberi efek jera,”

Hmm… semoga tidak menjadikan latah ya.  Buat sensasi dulu, terkenal, lantas jadi duta.  Bukankah lebih baik dikenal karena prestasi daripada sensasi.

Dua jam terasa begitu singkat dengan sajian dialog yang menarik.  Masih banyak sebenarnya pertanyaan-pertanyaan yang ingin dilontarkan.  Namun waktu yang terbatas membuat acara harus diakhiri.  Sebagai penutup, sebuah puisi dibacakan oleh Ma’ruf Cahyono

Masih Indonesiakah kita
Setelah sekian banyak jatuh bangun
Setelah sekian banyak tertimpa dan tertempa
Setelah sekian banyak terbentur dan terbentuk

Masihkah kita meletakkan harapan
Di atas kekecewaan
Persatuan di atas perselisihan
Musyawarah di atas amarah
Kejujuran di atas kepentingan

Ataukah ke-Indonesia-an kita telah pudar
Dan hanya tinggal slogan dan gambar?
TIDAK!

Karena mulai kini nilai-nilai itu
Kita lahirkan kembali
Kita bunyikan dan kita bumikan
Menjadi jiwa dan raga setiap manusia Indonesia

Dari Sabang sampai Merauke
Kita akan melihat lebih banyak lagi
Senyum ramah dan tegur sapa
Gotong royong dan tolong menolong
Kesantunan bukan anjuran tapi kebiasaaan
Kepedulian menjadi dorongan
Dari terbit hingga terbenamnya matahari
Kita melihat orang-orang berpeluh tanpa mengeluh
Berkeringat karena semangat
Kerja keras menjadi ibadah
Ketaatan menjadi kesadaran
Kejujuran menjadi harga diri dan kehormatan

Wajah mereka adalah wajah Indonesia yang sebenarnya
Tangan mereka adalah tangan Indonesia yang sejati
Keluhuran budi mereka adalah 
keluhuran budi Indonesia yang sesungguhnya

HARI INI KITA GEMAKAN, INI BARU INDONESIA
Netizen Gathering MPR RI
Foto bersama seluruh Netizen yang hadir

19 thoughts on “Bicara Indonesia Bicara Pancasila di Gedung Parlemen

  1. Rani Yulianty says:

    wow..asyik banget bisa menginjakkan kaki ke Gedung MPR, seru ya acaranya, nambah wawasan kebangsaan juga

  2. Kapan lagi coba bisa masuk gedung MPR dan bincang santai dengan ketua nya, klau gak pas acara beginian.
    4 pilar e mantab. Padahal dalam Pancasila sudah diterangkan ya ttg Ketuhanan Yang Maha Esa, tapi sejak kasus itu, berasa gak dilupakan yg akibatnya timbul perpecahan.

    • Makanya PR juga buat kita2 yang aktif dimedsoo untuk mengabarkab hal-hal baik. Jangan ikut memposting yang sifatnya provokasi dan memecah belah 🙂

  3. Appreciate banget acara semacam ini. Semoga yang hadir bisa makin cinta sama Pancasila dan NKRI, plus menularkan semangat cinta itu buat sekitarnya. Salah satu nya dg pembaca lewat blog ya, Mba Arni. Amiinn.

    • Iya Ges betul banget
      Lewat acara2 seperti ini kita sama2 membangun semangat kebangsaan. Apalagi biat netizen yang aktif di medsos, acara begini adalah kesempatan untuk mengabarkan bahwa Indonesia baik-baik saja dan jadi rumah yang nyaman untuk semua

    • Betul mbak
      Kalau dulu gedung MPR kesannya eksklusif banget hanya untuk orang tertentu, sekarang sekatnya mulai berkurang sehingga jadi tempat yang ramah untuk semua

    • Hahahaha begitulah
      Tapi ya mudah2an benaran ya setelah jadi duta trus dia lebih peduli dan gak main-main lagi dengan dasar negara kita

  4. Anne Lesmana says:

    Hai mbak.. keren bgt mbaknya bisa ke gedung MPR dan dlm acara yg keren pula..
    Soal “Saya Indonesia, Saya Pancasila” yg rada kontroversial itu tp nyatanya berdampak kok.. dmpk positif.. makin inget lagi ttg Pancasila..
    Ttg bhineka tunggal ika..
    Bnr bgt mbak walau kata qta cm ibu2 qta ttp bs membantu menciptakan perdamaian n kebersamaan d negeri tercinta ini dgn menyebarkan berita2 baik n mengedukasi ttg kebangsaan spt yg sdg mbak lakukan ini..
    Soal zaskia gotik saya jd inget tmn saya si anak nakal yg akhirnya malah dipilih jd pengurus OSIS, mgkn sang guru pcy bahwa dlm diri seseorang ada potensi baik dlm dirinya dan hrs diberi kesempatan.. dan mgknbegitu pula yg mereka liat dr Zaskia, stlh ada insiden tsb, pas momennya,sekalian aja mgkn..tp bedanya tmn saya dpt bimbingan utk jd pengurus OSIS yg baik sedangkan Zaskia stlh dinobatkan stlh itu tdk ada apa2 lg.. hmm.. g tau jg sih.. mgkn argumen saya ini jg salah..
    Btw pnjg bgt ni saya komennya.. udah dulu ya mbak.. 😊

Leave a Reply to Arni Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *