Yuhuuuu jumpa lagi dengan cerita baru dari ngiringmelali.
Kita semua pastinya sudah tahu dong ya kalau Indonesia tercinta adalah negeri maritim. Terdiri dari ribuan pulau yang semuanya terhubung oleh lautan. Memiliki garis pantai yang panjang dengan tarian ombak yang luar biasa menggoda, tak heran tentunya kalau Indonesia menjadi salah satu negara tujuan para peselancar kawakan dari berbagai negara. Seorang kawan peselancar di Bali, pernah mengatakan, “Surfing itu bukan sekedar uji nyali. Surfing adalah latihan keseimbangan dan pengendalian diri. Hilangkan ego. Menyatu dengan ombak, ikuti iramanya, resapi deburan musiknya. Masuk dan bersatulah. Nikmatnya tiada tara.”
Ya ya. Saat itu saya hanya bisa mengangguk-angguk mendengar ceritanya. Bagaimana dia berburu tarian ombak dari satu tempat ke tempat lainnya. Tak kurang pantai-pantai di Indonesia dia datangi. Bahkan sampai ke luar negeri. “Indonesia tetap juaranya. Ombaknya paling memikat!” tuturnya lagi.
Saya penasaran dong. Dari ribuan pantai yang ada di Indonesia, pantai mana yang paling berkesan untuknya. Ternyata, ada tiga tempat yang memiliki ombak terbaik untuk melakukan seluncur alias surfing. Tiga tempat itu adalah Pulau Nias, Lampung dan Banyuwangi, yang pantainya memiliki ombak yang konsisten menantang nyali para peselancar.
Pulau Nias
Pulau yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini adalah surganya para peselancar kelas dunia. Ada beberapa lokasi sekaligus di Pulau Nias yang bisa dijadikan venue selancar, mulai dari kelas pemula sampai profesional.
Yang paling banyak dicari oleh para peselancar adalah Teluk Lagundri dengan pantainya yang bernama Sorake yang ada di Selatan Pulau Nias. Yang dikenal dari pantai ini adalah hempasan ombaknya dan ketinggian ombaknya, namun tetap bisa dijadikan ajang belajar bagi pemula. Selain itu juga ada Pantai Hinakos yang ada di tengah Pulau Nias, dan Afulu yang ada di ujung Utara. Menjelang senja, pemandangan di pantai ini akan sangat indah untuk menikmati sunset.
Untuk berselancar di Nias, momen terbaik bisa kamu dapatkan di bulan Mei sampai September. Ombak yang paling besar bisa kamu temui di bulan Juni sampai Agustus, dan biasanya pada momen inilah kejuaraan selancar tingkat dunia digelar di Nias.
Untuk menuju pulau ini, kamu bisa menempuh perjalanan ke Medan dengan Wings Air, lalu lanjut ke Sibolga dan menyeberang ke Pulau Nias. Tak perlu khawatir dengan papan seluncur yang kamu bawa, karena Wings Air bisa mengangkutnya, dan dari Medan kamu bisa mengirimnya lewat jasa paket.
Lampung
Nah, saya baru tahu nih kalau Lampung juga menjadi tujuan uji nyali bagi para peselancar. Beberapa kali ke Lampung, pantai yang saya temui rata-rata berombak tenang dan agak berbatu. Ternyata, bagi para peselancar, Lampung adalah Hawaii-nya Indonesia. Bagaimana tidak, spot surfing di provinsi ini memiliki beberapa pilihan jenis ombak yang bisa ditaklukkan oleh para peselancar, baik pemula maupun yang sudah profesional. Semuanya bisa dilakukan di Krui, Lampung Barat. Pantas saja beberapa kawan travel blogger yang saya kenal benar-benar jatuh cinta pada Lampung dan bolak-balik berkunjung ke Krui.
Beberapa spot selancar di Krui antara lain adalah Bali Village, Balimbing, Bengkunqut, Jennys Right, Jimmys Point, Mandiri, The Peak Krui, Ujung Bocur, Ujung Walur dan Ujung Singing yang diperuntukkan bagi para peselancar profesional karena ombaknya yang besar. Sementara untuk pemula dan setingkat di bawah profesional, bisa menjelajah pesona ombak di Krui Left, Pulau Pisang dan Wai Jambu yang ombaknya tidak terlalu tinggi.
Pada bulan-bulan tertentu, ada kejuaraan surfing internasional di Krui dan diikuti oleh peselancar dari berbagai belahan dunia. Lokasi lombanya pun berbeda-beda, namun tetap berada di kawasan Krui. Wah, kayaknya suatu hari saya harus mengagendakan untuk berkunjung ke Krui nih menyaksikan langsung kejuaraan surfingnya.
Untuk menuju kawasan ini, kamu bisa naik Wings Air ke Bandar Lampung dan melanjutkan perjalanan darat sekitar 7 jam. Di sekitar kawasan pantai ada banyak penginapan, jadi kamu tak perlu khawatir dengan akomodasi selama di sana.
Banyuwangi
Kota paling Timur di Pulau Jawa ini memang menyimpan pesona yang luar biasa. Kawah Ijen sudah sangat mendunia. Taman Nasional Baluran dikenal sebagai Africanya Indonesia. Tak ketinggalan tentu saja pantainya yang juga tak kalah indah. Sudah sejak puluhan tahun lalu Banyuwangi dikenal sebagai surga bagi para peselancar kelas dunia. Dari semua peselancar, tak ada yang tidak kenal dengan G-Land atau yang disebut penduduk sekitar dengan nama Pantai Plengkung.
Pantai ini memiliki ombak yang sangat besar dan hanya para profesional yang boleh berselancar di sana. Kejuaraan kelas dunia pun rutin digelar di Banyuwangi, dan sebuah kebanggaan yang tiada tara bagi peselancar jika bisa menaklukkan ombak G-Land.
Jika kamu adalah peselancar pemula, Banyuwangi punya tempat lain yang bisa dijajal, yaitu Pulau Merah. Ombak di Pulau Merah tidak seganas G-Land, namun tetap memberikan tantangan tersendiri. Dan kejuaraan selancar kelas dunia pun kerap digelar di Pulau Merah ini.
Untuk menuju dua lokasi ini, kamu bisa menumpang Wings Air langsung ke Banyuwangi, kemudian menempuh perjalanan darat dan menyeberang jika ingin ke Pulau Merah. Papan seluncur bisa masuk ke bagasi pesawat, dan kamu siap berselancar dengan bahagia.
****
Glek. Saya menelan ludah. Takjub menyelinap di dalam hati menyaksikan ombak-ombak yang membumbung tinggi ini. Kagum juga hadir membayangkan para peselancar asik mengikuti irama tarian ombak. Tarian semesta yang basah menyajikan suguhan keindahan.
Lihatlah gulungan ombak dalam foto-foto itu. Serupa benteng yang menyembunyikan para peselancar dibaliknya dari serangan musuh. Saya membayangkan ombak itu kemudian menghempas cantik mengantarkan peselancar meliuk-liuk diatasnya. Benar kata teman saya tadi, ini soal rasa. Menjaga keseimbangan dan meruntuhkan kesombongan.
Ah, saya jadi pengen berselancar. Berhubung belum bisa berselancar dalam tarian ombak di lautan, sepertinya untuk sementara cukup berselancar dalam tarian cinta dihatimu saja. Iya, kamu. Lelaki terindah yang super sabar punya istri bawel seperti ini *woiiii…. ini kenapa jadi ngelantur ya*
Maafkan pemirsa. Sepertinya saya memang sedang merindu. Lagi ditinggal dinas luar kota soalnya.
Jadi, kalian akan memilih berselancar kemana? Ajak-ajak saya juga ya. Tenang, saya imut kok, makannya gak banyak. Jarang jajan juga. Cukup difoto-foto yang cantik aja, saya udah bahagia dan tersenyum lebar. Pokoknya paket hemat deh.
Yuk ah.
Ngiring melali.
Yeay, aku udah pernah ke Krui. Dan emang, kayak bukan di Lampung, lebih banyak bule untuk wisatawannya ketimbang wisatawan lokal. Sore-sore duduk-duduk di tepi pantai ngeliatin bule surfings seru banget, walau agak ngeri kalo-kalo mereka kelelep eaa
Yeeeaaay.. Aku ke Krui-nya bareng Yayan 😄😄
Jadi kangen nongkrong sore-sore di Tanjung Setia nungguin sunset yang gak dateng-dateng ya, Yan.. 😁😁😁
Aku mupeng banget ke Nias, mbak..
pantainya keren keliatanya bersih ,tpi gak bisa surfing apalagi berenang .
Wow ternyata di Banyuwangi juga bagus ya ombaknya, mungkin krn dia setipe dengan laut2 di Bali kali ya mbak.
Aku suka liat orang surfing tapi kalau suruh surfing sendiri kyke cemen, secara suka menikmati ombak aja dr kejauhan hehe
Ah iya, Lampung. Ombaknya paling terkenal di kalangan peselancar dunia. Pernah ke sana, khususnya di Tanjung Setia. Memang luar biasa. Aku belum pernah lihat ombak di Nias. Pernah liat yang di Banyuwangi, tapi bukan di kawasan pantai berombak panjang. Indonesia memang surganya peselancar.