“Kak, kok pakai celemek sih? Itu khan biasanya dipakai mama dan mbak di dapur pas mau masak,” seorang anak berwajah imut menggemaskan bertanya polos saat saya bertemu dengannya di depan panggung utama festival dongeng 4 dan 5 November lalu.
Saya tersenyum. Menatap mata indahnya sembari memikirkan jawaban yang pas. Kalau dijawab karena biayanya lebih murah daripada bikin kaos seragam yang butuh 2 pcs untuk masing-masing penjaga mimpi, kok kayaknya kurang asik ya #ups #ampunKakAio
“Kalau di dapur, sebelum memasak mama pakai bumbu ndak?”
“Iya dong, biar masakannya enak!”
“Nah itu dia! Kakak panitia disini semua pakai celemek karena kami akan meracik bumbu. Namanya ramuan ajaib untuk menghasilkan cerita ajaib. Makanya harus pakai celemek, supaya baju kakak-kakak penjaga mimpi gak kotor kena ramuan. Nih, lihat semua celemeknya punya kantong ajaib. Didalamnya ada banyaaaaaaak bahan-bahan yang akan menjadi cerita ajaib,”
“Coba lihat ada apa di kantong kakak…,” katanya kepo sembari mengintip isi kantong apron yang saya pakai.
Alamak! Dia penasaran. Mati aku!
Untungnya memang di kantong apronku waktu itu ada bermacam benda. Pulpen, list panitia, HP, sapu tangan dan boneka kelelawar dari kaos kaki. Fyuuuuh. Khusus yang terakhir, kebetulan banget Prema menitipkannya ke saya, baru beli di salah satu stand bazaar di lantai 3. Haha. Amaaaan.
Berlagak ala-ala penyihir, saya mengucap sim salabim abrakadara dan mengeluarkan aneka barang itu satu persatu. Mengarang bebas ini untuk apa, itu untuk apa. Matanya berbinar. Dia tertawa riang. Sampai kemudian ibunya mengajak beranjak menonton pentas dongeng di panggung utama.
Legaaaa. Udah hampir mati gaya aja rasanya. Satu yang saya sesali, gak ngajak adik manis itu foto wefie. Lha piye jal, boro-boro mikir foto, mikirin jawaban aja saya udah keringat dingin. Hahaha.
Para Penjaga Mimpi
Dalam setiap gelaran, tentunya ada tangan-tangan kreatif, imajinasi yang berkembang dan ide yang tercurah untuk mensukseskannya. Di festival dongeng, mereka disebut para penjaga mimpi.
Kenapa penjaga mimpi?
Errr… saya juga tak tahu pasti. Tapi, dalam bayangan saya karena setiap kita punya mimpi. Mimpi adalah kunci untuk menaklukkan dunia (Nidji). Semua berawal dari mimpi. Mimpi mengajak kita berkelana membayangkan keindahan, kebahagiaan dan kesuksesan. Mimpi yang indah kemudian membawa kita bergerak untuk mewujudkannya. Mengantarkan anak-anak dengan cerita kebaikan, sarat pesan moral dan perdamaian adalah perjalanan menuju bahagia dan penuh gelak tawa. Anak-anak yang bahagia kelak akan meraih mimpi dengan cara yang baik, jujur dan damai. Jadi apalagi kata yang tepat untuk para relawan di balik layar ini selain penjaga mimpi?
Jauh sebelum hari H, ada tim relawan yang sudah bekerja keras. Tim acara merancang susunan acara, panggung, merencanakan setiap detiail dengan cermat. Para pendongeng berlatih untuk menampilkan yang terbaik. Tim administrasi dan kesekretariatan mencatat setiap kebutuhan, membuat list ini itu dan seterusnya. Ada pula tim energizer yang tentu saja tak bisa ujug-ujug memeriahkan acara tanpa latihan. Perlu waktu untuk menghapal lagu dan menyelaraskan gerakan agar bisa membangkitkan semangat para penonton.
Lalu ada LO, pendamping para pendongeng dan pengisi acara. Mereka adalah orang dibalik layar yang memastikan kebutuhan para penampil siap sedia. Menjalin komunikasi sebaik mungkin agar semua berjalan baik. Menjadi penyambung lidah antara penampil dengan panitia lainnya, antara penampil dengan media maupun dengan para penonton.
Tak ketinggalan tentunya tim sponsorship. Adalah orang-orang gigih yang tak henti berusaha mencari dukungan untuk suksesnya acara. Audensi dan presentasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Karena memang, gelaran ini butuh dana yang tak sedikit, butuh dukungan penuh dari banyak pihak.
Kemudian ada orang-orang dibalik layar setiap panggung. Yang memastikan semua berjalan lancar. Sound system, properti dan semua yang tampil sebisa mungkin adalah yang terbaik. Bekerja tanpa terlihat *pssst… bukan tak kasat mata lho ya*
Oh jangan lupa, ada tim dokumentasi yang bekerja keras merekam setiap kegiatan lewat lensa kamera. Ada tim konsumsi yang dari balik layar mengatur agar semua tetap bekerja tanpa lapar. “Lo klo lapar, Rese!” Begitu kata iklan. Jangan sampai ada yang kejadian begitu ya. Makanya kudu kenyang semua haha.
Ups… hampir saja lupa ada tim registrasi yang kelabakan diserbu pengunjung pada hari H. Mereka ini harus benar-benar hapal setiap detil acara. Jam berapa, tiket berapa, di ruang mana. Ada tim media juga yang menjadi corong informasi kepada khalayak.
Kalau kata Anazkia, salah satu penjaga mimpi, “setiap divisi punya panggungnya masing-masing. Cukup lakukan yang terbaik saja.”
Apakah mereka semua dibayar?
Iya dong. Hari gini lho, tak ada yang gratis. Pipis di toilet umum ada bayar Rp. 2000,- kok. Tapi Para penjaga mimpi bayarannya beda. Semua dipersatukan oleh ikatan dan rasa yang sama. Mencintai dunia anak-anak. Itu sudah cukup. Karena bayaran terbesarnya adalah melihat senyum tulus di wajah polos. Lelah mungkin, tapi bahagia.
Semua divisi bersinergi satu sama lain. Menjaga ritme agar semua berjalan baik. Oh oke, mungkin ada beberapa gesekan kecil dalam perjalanannya. Ini wajar tentu saja. Melibatkan ratusan orang untuk satu tujuan, dengan berjuta gagasannya masing-masing tentu bukan hal mudah. Ada hati yang harus berlapang menerima perbedaan. Ada kepala yang harus tetap dingin untuk setiap masalah. Ada tangan yang siap terbentang memberi pelukan untuk mendukung satu sama lain. Kita semua berproses untuk menjadi baik dari hari ke hari. Kata orang bijak, itu namanya proses pendewasaan.
Baca juga : Bahagia bersama Ngulik Dongeng
Ketika Saya Menjadi Bagian Penjaga Mimpi
Saya ‘berkenalan’ dengan Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) sejak 2015. Waktu itu, kebetulan Prema ikutan tour kampung Betawi di Setu Babakan. Ternyata, di hari yang sama adalah pre opening FDII 2015 yang diselenggarakan oleh Ayo Dongeng Indonesia (AyoDI). Jadi, usai tour kami tak langsung pulang. Nonton dongeng dulu hingga sore. Dari sini kami mendapat info bahwa minggu berikutnya, event FDII akan digelar di Museum Nasional. Tak mau ketinggalan, Prema juga kami ajak ke sana, nonton aneka dongeng seru dari para pendongeng internasional dan nasional. Kami langsung jatuh cinta. Sampai-sampai di minggu selanjutnya, saat piknik dongeng di Kebun Raya Bogor, kami juga memutuskan untuk datang.
Baca juga : Prema dan Panggung Festival Dongeng Internasional Indonesia
Sejak saat itu, saya melangitkan mimpi, “suatu hari ingiiiiiin sekali bergabung dalam kegiatan-kegiatan seperti ini.” Ada bahagia yang tak bisa diucap dengan kata-kata melihat wajah polos anak-anak yang tergelak gembira saat mendengar cerita. Ada haru membuncah melihat mereka berlomba-lomba mengacungkan tangan menjawab pertanyaan. Pesan-pesan kebaikan itu memang selayaknya disampaikan dengan cara yang baik, seru, lucu sesuai jiwa anak-anak. Sebenarnya sih, ini juga yang kami terapkan di Pasraman, tempat saya berinteraksi setiap minggu dengan para siswa. Bercerita, bermain, bernyanyi dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Tapi tetap saja, saya menggenggam erat mimpi itu, meniupkannya bersama angin, menuju bintang-bintang agar kelak dia jatuh sebagai tetesan yang membuatnya jadi nyata.
FDII 2016, sayang sekali bentrok dengan event lain sehingga saya tak bisa gabung. Mimpi itu baru membuka jalannya di tahun ini. Ya, akhirnya saya bisa menjadi bagian event luar biasa ini. Saya terlibat di dua event yaitu FDII di Perpustakaan Naional dan Festival Dongeng Kota Hujan (FDKH) di Bogor sepekan kemudian. Di divisi berbeda. Yang semuanya penuh warna dan memperkaya ruang pikir.
Saya sadar sepenuhnya, saya belum menjadi penjaga mimpi yang baik. Saya belum seperti kawan-kawan lain yang rutin hadir rapat panitia, yang jauh bekerja sebelum hari H. Saya baru benar-benar bisa hadir menjelang event berlangsung. Berkali-kali pertemuan digelar, selalu saja saya berhalangan hadir karena adanya kegiatan lain. Maafkan saya yang tak sempurna atas salah kata dan sikap selama dua hari penuh kebersamaan kita.
Baca juga : Peluk erat mimpimu, Tuhan akan buka jalannya
Aku Senang Kamu Senang Semua Senang
Masih terus terngiang di benak salah satu soundtrack utama gelaran ini. Mengambil tema “Cerita Ajaib” dongeng-dongeng dihadirkan sungguh memperkaya ruang imajinasi. Tentang peri-peri cantik yang membawa pesan kebaikan, tentang persahabatan, tentang hewan-hewan lucu, para kurcaci dan lain-lain. Saya merasa terbawa suasana berada di negeri dongeng.
Saat gelaran berakhir, entah kenapa dada saya sesak. Ada haru menyeruak, melihat wajah-wajah lelah yang telah bekerja keras. Pelukan hangat saat berpisah, semoga bukan pertemuan terakhir. Gelaran festival memang telah usai. Tapi berada di frekuensi yang sama untuk menjaga mimpi, semoga kita dipertemukan dalam kesempatan yang lain, merawat bahagia di hati tunas bangsa. Terimakasih AyoDI. Terimakasih kakak-kakak hebat. Kalian istimewa.
Semoga kita semua diberi kesehatan dan umur panjang. Sampai bertemu kembali di FDII 2018 untuk berbagi “Kisah Bahagia”
Dan seperti lirik penutup dalam lagu ini
Semua bilang senang (Senang)
Semua bilang senang (Senang)
Aku senang Kamu senang semua senang
Aku senang kamu senang semua senang
Salam Dongeng
Arni
Wah…seru. Mendongeng itu sulit kata saya. Ikut kelas dongeng anak. Belum dapat ide sampai sekarang…hiks…
Selamat ya…sukses acaranya…Ikut senang…
Iya Kak seruuuu banget
Saya juga belum bisa mendongeng dengan baik
Mencuri perhatian anak-anak itu tak mudah
Masih harus banyak belajar
Makasi udah mampir yaaaaaa
Terbayang betapa serunya gelaran FDII ini, Mbak. Orang-orang kreatif berkumpul untuk menciptakan dan menyajikan dongeng-dongeng indah untuk anak-anak.. Dan mbak Arni menjadi bagian di dalamnya. Sungguh keren! Prema pasti semakin bangga sama mamanya 🙂
Aku sih hanya tim hore-hore aja mbak
Relawan lainnya jauuuuh lebih keren dan luar biasa
Aku takjub melihat bagaiaman mereka bekerja, benar-benar mencurahkan segenap jiwa raga deh pokoknya. Aku, hanya remahan rengginang di kaleng kong ghuan hahahha
Pasti banyak orang-orang kreatif disana ya Mba. Saya suka lihat fotonya, sayang ngga bisa ikutan… Pengen lihat langsung gimana cara mendongeng yang baik…
Masih ada tahun depan, tahun depannya dan seterusnya mbak
Masih banyak kesempatan untuk bergabung 🙂
Saya juga masih belajar terus ini, pengen bisa mendongeng sekeren kakak-kakak pendongeng yang tampil di FDII ini
Ya Allaaah.. Seru bangeet! Mendongeng itu gak mudah. Kudu punya imajinasi dan kreatif. Aku selalu salut ama yang pinter dongeng.
Btw itu jawaban spontannya tentang celemek cerdas banget!
Hahahaha itu sebenarnya udah sempet mati gaya akunya. Habisnya khan gak lucu kalau aku jawab “gak tau” atau “memang udah seragam panitia” atau apalah yang serius gitu
Pas yang terlintas jawaban begitu doang. Untung si adik bisa nerima dan ketawa-ketawa lucu hahaha
Ooo jadi itu cerita di balik celemek wkwkwkwk 😛
Seru banget eventnya, sayang belum bisa ajak ank2 ke sana krn bentrok ada acara2 lain.
Semoga acara2 berikutnya bisa ikutan, kabar2i ya mbak hehe 😀
Mamak sibuuuuuuuk
Jadwal syutingnya padat merayap sih
Mba Arni,suka sekali sama istilahnya Para PenjagaMimpi,seru banget yah bisa menjaga mimpi anak-anak melalui dongeng,sukses terus acaranya ya Mba Arni
Akupuuuun suka sekali sama sebutan ini
Berasa melayang-layang di ruang imajinasi jadinya kalau dengar istilah penjaga mimpi
Makasi ya mbak Rani
Dunia anak memang membutuhkan imajinasi tinggi yah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan polos mereka, sukses acaranya mba
Karena anak-anak adalah pemimpi dengan imajinasi tanpa batas. Berwajah polos tapi membayangkan keindahan dan kebahagiaan
Penjaga mimpi mah tinggal memfasilitasi aja
Makasi ya Bunda Fathan
Wah acaranya udah rutin diadakan tho mbak? Seruu banget nih, sayangnya di Malang aku kurang tahu soal acara dongeng nih, Aiman suka dibacain dongeng.
Di Malang itu ada lho komunitasnya Von
Namanya Gendong Malang (Gerakan Mendongeng Malang)
Di FDII kemaren mereka juga sempat hadir mengisi acara
Ah menyenangkan sekali. Aku selalu suka saat dulu guru TKku mendongeng. Mereka bikin TV dari kardus, dan lembaran2an dongengnya mereka gambar di kertas yang ditempel sehingga menjadi panjang. Untuk berdonger mereka menarik kertas2 itu sehingga gambarnya bergerak.
Jadi keinget masa kecil.
Senangnyaaaa punya kenangan indah begitu ya, Yan
Dan aku yakin dirimu pasti bercita-cita pengen jadi Ayah yang siap bercerita seru0seruan kalau punya anak nanti, iya khan?
hwaaaa nyesel deh gak jadi bisa dateng ke acara ini, pdhl udh niat. waktu itu ternyata ada acara di sekolah anakku. hiks. semoga bisa bergabung di festival dongeng lainnya, sptnya seru sekali. Shalom dan Glow pasti hepi deh ikutan ini…
Yang terdekat ada dongeng kejutan lho mbak Sabtu besok di Taman Suropati Jakarta. Tribute to Pak Raden, sebagai bapak dongeng Indonesia. Siapa tau lagi lowong jadi bisa hadir
Aaaaaah kepingin banget ikutan terlibat dalam acara seperti ini. Sedih aku nggak sempat hadir di acara ini karena kebentur sama kerjaan. Semoga tahun depan diberikan kesempatan untuk hadir dan ikut berpartisipasi.. .
http://www.talkativetya.com
Sip mbak. Masih banyak waktu dan kesempatan buat gabung
Aku benar-benar jatuh cinta lho sama kegiatan ini.
Ditunggu tahun depan ya mbak
Seneng dengan istilah penjaga mimpi.
Yap mimpilah yang membuat saya bisa seperti sekarang heheheehe
Tulisannya keren, Thanks yaa
Iya mbak. Akupun menyukai frasa ini. BUkan sekedar menjaga mimpi adik-adik kecil tapi juga melambungkan mimpi2ku ke tempat terindah agar kelak terwujud nyata
Makasi udah mampir mbak Nik
seru banget yaa. saya juga sempat ke FDII hari terakhir dan sesi terakhiiir bgt di panggung utama 😂 itu aja udah seneng banget, berasa jadi anak-anak lagi hahaha.