Halo semua….
Makasih ya masih pada setia baca cerita ceria curhat ala ngiringmelali. Buat yang berkunjung kesini seminggu terakhir pastinya udah baca review saya tentang film Coco dong ya. Itu lho, film kece dari Disney yang mengangkat kisah manis perjuangan Miguel menggapai mimpinya menjadi musisi. Buat yang belum nonton, cuss deh ke bioskop sebelum turun layar. Filmnya bagus dan sangat menyentuh, mengangkat tema cinta dan keluarga. Buruan ya. Kalau ada yang mau baca reviewnya lebih dulu, bolehlah klik disini : Review Film Coco #ehkmaafsekalianpromo
Bukan Coco yang mau saya bahas disini. Tapi tentang film pendek yang membuka sesi menonton saat pemutaran filmnya. Buat pecinta film-film besutan Disney dan Pixar, pastinya tau dong kalau hampir di setiap gelaran film utama, selalu diawali dengan pemutaran film pendek. Bukan sekedar film hiburan tapi biasanya juga sarat pesan moral dan menyentuh ruang rasa kita.
Nah, di film Coco juga ada nih. Berjudul Olaf’s Frozen Adventure” film ini hadir sebagai kejutan untuk penonton yang masuk studio dengan bayangan melihat tengkorak-tengkorak lucu bercengkerama dalam film Coco. Mengangkat cerita perjuangan Olaf yang berusaha menghadirkan kehangatan natal dalam tradisi keluarga Anna dan Elsa. Mengingat sejak kecil Anna dan Elsa tak tumbuh bersama karena kekuatan es yang tak terkendali dalam tubuh Elsa sehingga keluarga mereka tak memiliki tradisi khusus dalam perayaan natal. Dan natal kali ini diceritakan sebagai natal pertama mereka, dimana saat sudah menyiapkan jamuan untuk seluruh rakyat, nyatanya semua kembali ke rumah masing-masing untuk merayakan natal dengan tradisi khas keluarga. Anna dan Elsapun bersedih. Olaf yang prihatin kemudian berburu tradisi agar dapat menghibur mereka.
Menarik ya ceritanya?
Yes, buat saya ini menarik. Perjuangan Olaf tentu saja tak mudah. Banyak rintangan yang dihadapinya. Karena itu diberi judul Petualangan Olaf. Seperti biasa happy ending dan mengharukan.
Masalahnya……
Jeng jeng jeng jeng…..
“Bu, mana film Coconya?’
“Katanya mau nonton Coco, tapi kok malah Frozen sih?” Prema, anak saya bolak balik bertanya
Menurut saya, durasi film ini terlalu lama. Sekitar 20 menit lho. 5 menit pertama, penonton masih pada anteng nonton. 5 menit kedua, mulai terdengar kasak kusuk. 5 menit ketiga, mulai bertanya-tanya, bisik-bisik sampai ada yang keluar masuk studio. Termasuk suami saya yang berinisiatif mencari petugas XXI dan bertanya. Ya, takutnya kami salah masuk studio atau petugasnya salah muter film. Ealah, ternyata bukan salah, ini memang bagian dari gelaran Coco.
Huft.
Ou. Katanya mulai minggu ini, pemutaran film Olaf’s Frozen Adventure dihentikan. Jadi para penonton akan langsung nonton Coco saat masuk studio. Sebagai gantinya film Olaf akan hadir di Disney Channel mulai 16 Desember 2017.
Ngomong-ngomong soal film pendek, saya terkesan sekali dengan ‘Piper’, film pendek yang hadir sebelum ‘Finding Dory’. Hadir dalam durasi 6 menit, Piper berhasil menguras emosi penonton dan membuai kita dengan cerita dan kisah yang mengharu biru. Piper bercerita tentang seekor burung kecil yang baru pertama kali merasakan laut, menyentuh ombak dan berjuang menyelamatkan diri dari deburnya yang kencang. Jatuh bangun. Tenggelam timbul. Terus berusaha hingga dia kemudian berteman dengan ombak, menjadikannya kawan bermain dan menikmati setiap riaknya. Bukan sekedar kisah, animasinya juga juara. Pasir-pasir pantai yang terlihat nyata. Bagus sekali.
Nih, saya kasi link filmnya. Buat obat kangen ataupun tombo penasaran bagi yang blum nonton.
Ada lagi film pendek yang cukup menarik buat saya. “Inner Workings” yang digelar sebelum film Moana. Sama dengan Piper, film ini juga berdurasi 6 menit. Sebuah film yang bercerita tentang hubungan antar organ tubuh manusia satu dengan lainnya. Adalah Paul, tokoh utama dalam film ini, setiap hari melakukan rutinitas yang itu-itu saja, padahal organ tubuhnya mulai penat dan bosan. Mereka butuh kegiatan lain. Menarik. Mengingatkan kita agar lebih mencintai dan menjaga setiap bagian dari tubuh kita. Memberikan hak yang sama pada mereka untuk bekerja, istirahat maupun berekreasi. Animasinya juga hadir dengan cara tak biasa. Ini deh saya kasi liat bocorannya.
Gimana, bagus khan?
Baca juga : Pesan Damai untuk Bumi dari Moana
Back to topic
Buat saya, hadirnya film-film pendek sebagai pembuka dalam setiap tontonan adalah ide yang bagus. Selain memberi “bonus” pada penonton, juga menunjukkan kepiawaian sutradara/penulis skenario dan semua kru dalam menghadirkan cerita berkualitas dan sarat pesan dalam durasi yang singkat. Ini tentu saja tak mudah. Bagaimana meramu sebuah ide agar dapat diterima oleh penonton tanpa memberi rasa bosan atau pertanyaan-pertanyaan tentang makna film itu. Angkat jempol saya.
Tapi, sekali lagi menurut saya, durasinya jangan terlalu panjanglah. 20 menit untuk sebuah film pendek itu kepanjangan. Apalagi kalau temanya tidak berlaku universal. Bisa jadi merusak impresi awal dan mood penonton yang ingin menonton film utama. Iya sih, hadirnya film pendek di awal tontonan juga bisa jadi penyelamat bagi yang telat masuk studio. Lumayanlah, jadi tak ketinggalan cerita utama hehe. Tapi yo, namanya tiket jam sekian, mbok yo jangan biasakan molor terus ‘minta dimaklumi’ :p
Lagi-lagi menurut saya nih, durasi yang pas untuk sebuah film pendek itu kurang dari 10 menit. Lebih dari itu bisa jadi menimbulkan kebosanan bagi penonton. 20 menit itu setara dengan sekali tayang sinetron-sinetron berseri ala India deh *huft ketahuan suka nonton film India hahaha* itupun sudah diselingi dengan iklan-iklan yang makan durasi bermenit-menit.
Bagaimana menurut kalian?
20 menit mah kepanjangan kalau buat aku. Wajar kalau ada yang mulai gelisah dan keluar masuk hihi. Berapa lama durasi yang pas? 5-8 menit menurutku.
Aku belum nonton Coco huhu
Iya mbak kepanjangan. Bisa jadi malah buat penonton kehilangan minat sama film utamanya. Dan setelah baca review teman2 yang lain, memang rata-rata pada ngeluh karena film pendeknya kepanjangan
Iya.20 menit panjang banget, tapi kalo anakku malah suka kali ya, secara dia penggemar frozen 😅😅
Anakku juga penggemar Frozen mbak
Tapi ya tetep aja dia bertanya terus kenapa Coco nya belum dimulai2 juga hehehe
aku enggak pernah nonton film disney, jadi baru ngeh soal film pendek ini… hehehe
bdw, anakku juga suka lihat Frozen, padahal mah cowok.. heheh
Lho sama dengan Prema, suka nonton Frozen
Buatku sih cewek atau cowok mah gak ada hubungannya sama selera film ya. Selama pesan moralnya bagus, aku sih gak ada masalh dia suka nonton film apa saja. Asal jangan ketagihan nonton melulu aja hehe
iya ya 20 menit lama, mungkin 10 menit kali ya.
Kalau di tipi 20 menit diselengin iklan dah jadi sejam hahaha 😛
Belum sempet nonton Coco pdhl pengen ngajak Maxy huhuhu
Sinetron-sinetron itu khan 30 menitan ya klo gak salah (udah lama gak nonton sinetron) itupun diselingi iklan
Ayo buruan ke bioskop, keburu ganti nih filmya
kalo menurutku pas kalo 20 menit, asalkan filmya mudah dipahami, heheh
Sekalian bonusnya ya Mbak, jangan nanggung2 hahaha
kalo aku sih biasanya bikin video gak jauh jauh dari 10 menit
Nah 10 menit kayaknya pas deh ya. Pesannya nyampe dan gak ngebosenin
Kami sekeluarga seneng banget sama Piper. Awalnya nggak tahu kalau itu film pendek, makanya pas bubar cuma sebentar, kami semua bertanya-tanya, “eh udah?”
Tapi menarik sih bagaimana film-film dibuat sak-cuplik tapi memiliki pesan yang sangat dalam.
Sejak mengenal Piper, saya pun cari-cari film pendek lainnya. Nemu beberapa film seperti : Big Bucks Bunny, Bird Story, Dustin, dll.
Seru juga lho film-film pendek macam ini.
10 menit untuk ukuran film pendek rasanya sudah terlalu lama. 5 menit cukup lah.