Wah gak terasa kita sudah di pertengahan tahun 2019. Sudah traveling kemana saja sahabat ngiringmelali? Tentunya kalian yang sudah menandai daftar hari libur nasional sepanjang tahun ini juga sudah punya daftar panjang destinasi wisata yang bakal dikunjungi, baik dalam maupun luar negeri.
Ada yang berencana bepergian naik pesawat?
Sebelum berangkat ada baiknya kita nyiapin segala sesuatunya dengan baik termasuk merencanakan akan menggunakan transportasi apa untuk ke bandara nantinya. Biar gak jadi n drama yang bikin deg-degan kayak yang pernah saya alami beberapa waktu lalu. Drama apakah itu? Sini sini duduk manis, siapin cemilan yang banyak ya. Kakak Arni mau ngedongeng hahaha
Jadi begini ceritanya…
Suatu hari di akhir tahun 2015
Kami sekeluarga bermaksud untuk berlibur ke Kendari. Kota dimana saya lahir dan besar. Liburan sekaligus mudik nengokin Kakek dan Mbah Prema. Waktu itu, kami memilih berangkat di hari Jumat dengan pesawat jam 3 sore. Pagi hari, Ayah tetap ke kantor (setengah hari) dan Prema tetap sekolah, masih TK waktu itu, jam 9 udah pulang karena hanya terima raport saja. Jadi seperti biasa, kami janjian ketemuan langsung di bandara saja siang nanti.
Jam 9.15 pagi, setelah menjemput Prema, kami langsung cuss menuju bandara. Maksud hati naik ojek, lanjut bus kota lalu damri bandara. Kami sudah biasa begini kok dan selama ini lancar-lancar saja. Barang bawaan (koper gede) udah dibawa Ayah, jadi saya hanya membawa satu tas ransel kecil dan satu tas tentengan berisi bekal perjalanan buat Prema.
Baca juga : Family Road Trip
Nungguin ojek, kok pas gak ada yang lewat. Jalan ke pangkalan, lagi kosong. Ya udah, jalan kaki pelan-pelan menuju depan komplek sampai akhirnya ketemu abang ojek yang melintas. Sip. Nyampai jalan utama, nungguin bis kota. Ndilalah, kok yo itu bis yang biasanya seliweran, pas hari itu gak ada satupun yang lewat. Kurleb 30 menit kemudian, baru deh bis yang dinanti datang juga dan alamaaak penuh pisan euy. Karena lagi terburu-buru, saya ajak Prema tetap naik dengan resiko berdesak-desakan. Benar saja, kami gak bisa masuk. Mentok berdiri di depan pintu yang terbuka. Terimakasih pada seorang ibu yang berbaik hati membantu memegang Prema. Sementara saya, udah rempong banget menjaga keseimbangan berdiri sembari mengawasi barang bawaan.
Udah naik bis, ternyata tetap masih H2C. Harap-harap cemas. Karena pas hari raportan, Bogor hari itu macet banget. Mana jalur yang kami lintasi banyak sekolahan pula. Lalu pak supir berinisiatif melewati jalur lain. Maksudnya jalan pintas. Apa daya, malah parkir bareng di jalanan. Kami yang biasanya jam 12 siang udah duduk manja leyeh-leyeh menikmati makan siang di bandara, lha ini jam 10.30 masih gelantungan di bis. Hati saya kebat-kebit gak karuan deh. Diam-diam hati saya berbisik, “Semoga hari ini pesawatnya delay,” #Ups
Mendadak Ngojek
Nekat, akhirnya saya memutuskan turun dari bis. Mau cari ojek aja. Saya menggandeng Prema berjalan kaki. Tanya sana sini, ternyata pangkalan ojek terdekat jaraknya sekitar 3 km. Huft. Hayati lelaaaah. Setelah mohon-mohon dengan muka memelas dan sedikit paksaan, seorang bapak pedagang kembang akhirnya bersedia mencarikan ojek, sementara kami diminta menunggui kios kembangnya.
“Abang cariin deh ojeknya neng, tapi tolong jagain kiosnya ya”
“Wah makasi, Pak. Bapak baiiiiiik sekali.”
“ah, apa sih yang nggak abang lakuin buat neng manis…. Ou jangan panggil bapak dong, abang aja ya!”
Tak lama kemudian si bapak datang bersama tukang ojek. Eh tapi, kok mereka jalan kaki ya. Mana motornya?
“mau kemana neng?”
“kehatimu!”
Haluuuuuuu…
“Mau kemana bu?”
“Ke terminal damri bang, mau ke bandara, waktunya udah mepet banget. Tolong anterin ya…”
“Iya bu. Ayo ikut saya, motornya diseberang rel.”
Saya ini orangnya agak parnoan. Pas diajak nyebrang rel yang posisinya terbuka, tanpa palang pintu, dan berada diketinggian, udah pengen ngebatalin aja deh. Tapi mengingat sedang buru-buru, berhasil juga saya nyebrang, sembari menggandeng Prema dan nenteng tas dan terus berdoa dalam hati. Jujur aja saya rasanya gemetar nyebrangin rel itu.
Yang bilang kenapa gak naik taksi aja, sini saya kasi tahu, Bogor ini kota yang paling susah nyari taksi. Nyaris tak ada taksi di sini
Yang bilang kenapa gak naik g*j*k, gr*b dan sejenisnya, saya kasi tahu lagi deh. Ini kejadian 2015 ya. Yang begituan belum masuk Bogor kakaaak.
Kalau sekarang mah gak bakalan ada drama kayak gini. Transportasi bandara udah banyak pilihannya. Mau yang antar jemput dari rumah ke bandara atau sebaliknya, damri sampai kereta cepat (railink). Biar lebih asyik milih-milihnya, temukan transportasi bandara disini. Kamu bakal punya banyak pilihan. Dan yang pasti sih no drama.
Lanjut ya…
Singkat cerita bersama abang Valentino Rossi ojek kami ngebut menembus kemacetan kota Bogor. Mengambil jalur terdekat. Melipir sisi kebun raya. Ndilalah kok pas ada acara nasionalnya PMI yang dipusatkan disana. Dihadiri presiden Joko Widodo pula. Kebayang dong itu macet poll. Saking padatnya kendaraan, terutama karena banyak motor yang salip menyalip, tiba-tiba
GUBRAAAAK……!
Belum sempet sadar ada apa, ujug-ujug kami ditunjuk-tunjuk seorang bapak
“Woooi, hati-hati dong!
Ya ampuuuun. Motor abang Rossi ojek nyenggol motor depan. Huwaaaa…. Makin kacau perasaan saya.
Untungnya si bapak yang kesenggol gak lanjut ngamuk. Dengan memelas saya minta maaf dan menjelaskan kondisi kami. Mungkin dia juga gak tega mau marah karena melihat beban saya yang naik motor dengan aneka bawaan sementara tangan kanan mendekap Prema yang tidur pulas. Aish Cah bagus ini memang tukang tidur. Kapan saja dimana saja klo ngantuk ya tidur.
Drama Belum Berakhir
Well. Jam 11.50. Akhirnya kami tiba di terminal Damri. Duh hati saya makin gak menentu. Saya paksa Prema yang baru saja bangun untuk berlari membeli tiket bus.
“Beli tiket mbak. Yang berangkat sekarang!”
“Yang sekarang royal class bu, regulernya setengah jam lagi.”
“Berapa?”
“Rp 75.000,-
Oke. Udah gak pake mikir. Beli aja deh. Tetiba petugas lainnya masuk ruangan
“Mau naik yang royal, Bu?”
“iya, Pak.”
“Busnya udah jalan tuh. Tapi masih bisa dikejar sih. Gedor-gedor aja pintunya. Mudah-mudahan dapat ya.”
Waaaaaa. Saya langsung melesat sambil narik Prema. Benar saja busnya udah jalan. Udah hampir sampai pintu keluar. Sekuat tenaga kami kejar lalu menggedor pintu belakang.
Terima kasih Tuhan. Supir busnya denger. Busnya berhenti dan pintu terbuka. Huft!
Nyampe di dalam, weleh bangku kosongnya paaaaas banget tinggal 1. Wis lah tak apa, untungnya karena royal class, tempat duduknya agak lebar, jadi muatlah untuk berdua Prema. Dilengkapi sandaran kaki pula buat ngilangin pegel agar kaki gak menggantung. Fyuuuh…. Atur nafas dululah. Semoga perjalanan lancar dan tiba di bandara tepat waktu.
Eh tapi hati saya tetap dag dig dug. Perjalanan masih jauh menuju bandara sementara waktu tak bisa menunggu. Saya coba memejamkan mata untuk istirahat sejenak. Udah pasrah. Sampai ketika saya sadar kok bus ini melambat ya. Lirik keluar, weleh macet. Degh! Galau lagi saya. Lalu terdengar pengumuman dari kondektur bis bahwa hari ini sedang dilakukan uji coba jalur baru, jadi ada pengalihan arus menuju bandara. Astagaaaa….. kenapa harus hari ini juga ya?
Duh perut saya bergejolak. Penyakit lama kumat. Saya klo panik bawaannya mual dan pengen muntah. Mati-matian saya berusaha nahan muntah. Coba mengalihkan perhatian dengan menelpon suami, ngabarin kemacetan dan minta dia segera berangkat ke bandara juga. Semenit kemudian ada yang mulai merengek, “Ibu, Prema lapar. Prema mau makan.”
Wew.. Saya lagi lemes. Cah bagus minta makan. Di tas sih ada bekal roti dan biskuit. Tapi rasanya saya udah gak sanggup menunduk, takut muntah. Yang saya lakukan cuma bisa memeluk, ngelus dan berbisik, “sabar ya, sebentar lagi kita sampai.”
Dan akhirnya bis memasuki kawasan bandara. Hati saya udah mulai tenang. Jam menunjukkan pukul 13.45 WIB, masih sempet nyari makan siang buat Prema, pikir saya. Pesawat kami jadwalnya khan pukul 15.00 WIB. Ndilalah ini bisnya kok yo berbelok ke terminal 3 duluan. Huwaaaa saya ini mau turun di terminal 1A. Biasanya rute bis itu terminal 1, 2 baru kemudian 3. Lha ini rutenya malah terbalik. Ternyata rombongan dalam bis itu pada turun terminal 3, mungkin mereka udah ngomong sejak awal ke pak supir, jadi dianter duluan. Fyuuuh!
Bertemu suami yang udah nungguin di depan pintu masuk. Kami memasuki ruang tunggu tepat pukul 14.45 WIB yang mana seharusnya pesawat lepas landas pukul 15.00, jadi mestinya kami sudah didalam pesawat dong sekarang. Begitu masuk, wih itu gate A1 penuh dong. Selain karena memang musim liburan, ternyata oh ternyata pesawatnya delay. Nah lo! Saya langsung teringat “doa” saat terjebak macet di Bogor tadi. Doanya terkabul. LOL
Ah… Saya tidak tahu harus bagaimana. Jujur saja baru kali ini saya gak bete ketika jadwal pesawat delay. Baru kali ini saya tersenyum lebar mendengar kabar keterlambatan penerbangan. Saya bisa duduk tenang, lebih tepatnya sih menenangkan diri, setelah segala “drama kegaduhan” yang sukses mengaduk-aduk perasaan saya sepanjang hari.
Pukul 15.30 WIB terdengar pengumuman dari pengeras suara bahwa penumpang tujuan Kendari dipersilahkan untuk naik pesawat. Akhirnya….. Kami akan berlibur.
Maaaaak… Aku pulang…
Kurangi Drama, Nikmati Travelingmu
Well, kalau mau diceritain sih ini drama masih panjang sebenarnya. Masih ada urusan barang yang ketinggalan sampai kejadian ajaib dalam pesawat. Lain waktulah saya ceritakan ya. Yang mau saya bilang adalah mari siapin segala sesuatu dengan matang saat akan traveling. Termasuk urusan transportasi kayak gini. Khan gak asik yo, belum juga jalan udah bête duluan. Takutnya malah mempengaruhi mood saat liburan.
Sekarang ini banyak pilihan transportasi online. Hari gini, semua orang bawa smartphone. Saran saya, download aplikasi penting untuk kebutuhan traveling, seperti OTA (Online Travel Agent) yang terpercaya dan sudah teruji servicenya. Jangan lupa perhatikan prakiraan cuaca di lokasi tujuan sehingga bisa menyesuaikan dengan itinerary yang telah di susun. Jangan sampai terjebak dalam situasi yang tak diharapkan. Kami pernah soalnya ngalamin kayak gini #dramalagi
Baca juga : Terdampar dalam Badai di Pulau Bokori
Duuuh… kami memang banyak dramanya hahaha
Jadi, sudah siap liburan?
Happy Traveling
Semoga kisah bahagia mengisi hari-hari kita di masa mendatang
Salam
Arni
dramanya bakal lebih asyik ya dengan tersedianya airport transfer yang gampang diakses
Betul Kang. Kalau sekarang mah airport transfer udah asik. Banyak pilihannya
Sedih banget nginget kalau sampai sekarang saya lebih banyak traveling dari rumah ke kampus buat ngurus skripsi supaya bisa meninggalkan gelar mahasiswa abadi nih mbak. huhuhu
Semangaaaaaat
Ada saatnya nanti bakalan ngebolang terus menikmati setiap sisi dunia
Wah degdegan banget ya. Kami mengalami hal sejenis itu kemarin waktu mau main ke Bali bareng teman-teman Blogger Cihuy. Ah mules tingkat dewa pokoknya saya. Mana bawa anak juga. Semoga drama drama perjalanan seperti itu gak kita laamai lagi.
Huaaaa deg2an masih berasa sampai sekarang saat saya menuliskan ceritanya hahahaha
Alhamdulillahh tahun ini liburannya baru sekali mbak, ehehee
Kalau tahun 2019 liburan ke Kendari lagi, semoga nggak ada drama kayak tahun 2015 yah mbak. Ada aja dramanya dari mau berangkat hehee
Maunya liburan asik tanpa drama deh pokoknya
Biar bahagia dari awal
Aku ikut deg-degan baca ceritamu, mbak! Aku biasanya nggak panik, tapi saat panik (dan grogi), aku juga biasanya merasa mules.
Puji Tuhan sekarang transportasi ke bandara udah jauh lebih baik ya. Ada kereta bandara, ada ojek dan taksi online, layanan bus bandara juga bertambah. Penerbanga jam 15:00, berangkat pagi-pagi, harusnya memang sudah aman ya. Yah begitulah drama perjalanan. Saat dijalani rasanya melelahkan, tapi saat dikenang dan diceritakan, jadi senyum-senyum sendiri.
Sumpah deh, kalau boleh minta jangan lagi kayak gini. Ini masih ada episode Prema minta pipis di bus, mint pup di pesawat, laptop yang ketinggalan di mobil dan barang pesanan emak yang ketinggalan di ruang tunggu pesawat hiks
Kalau dibikin film rame nih. Memang kadang gitu ya. Pas Hari Kita butuh cepat, banyak banget rintangan dan tantangannya hahaa
Masih ada rintangan lainnya kakaaaak
Gak semuanya aku tulis karena takut bikin ngos-ngosan yang baca hahaha
Ya Allah kak ini salah satu perjalanan ter-Drama 2015 yaah wkwk.
tapi kalo nggak ada drama nggak seru dong tentunyaa wkwk. Iyakan kak? wkwk
Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya drama belum berakhir. Hari itu masih ada drama-drama lainnya sebelum kami benar-benar sampai di Kendari hahaha
hahaha saya cuma bisa nyengir-nyengir baca ‘drama’ perjalanannya.
drama perjalanan itu kaya naik roller coaster nggak sih >.
Hahaha beneran berasa naik roller coaster deh. Campur aduk dag dig dug nya. Sebentar lega, sebentar lagi galau
Wakwaaaawww, seru-seru sedaaaapp ya mba 😀
Tapi emang sih, makin ke sini aku juga tipikal yg kudu tertib banget kalo mau traveling. Ogaaahhh kalo kudu terjebak drama ketika ngetrip.
Yes. Ini padahal udah spare waktu cukup ya. Bayangin aja berangkat dari rumah jam 9.15 untuk pesawat jam 3 sore. Kebayang dong itu nyantainya. Tapi tetap aja ada drama hahaha
Makanya urusan transportasi ini kudu bener-bener disiapin dah
Sumpah mbak ngeri banget dramanya. Aku jadi deg2an nih nanti kalau pindah depok. Skrang sih udah mending ya ada transportasi online. Misal naik yg mobil pun Harga lumayan sih tapi gapapa lah daripada drama
Haha tenaaaang
Kalau sekarang mah enak, udah gampang nyari transportasi bandara. Jadi, kapan nih pindah ke Depoknya?
Wuih drama mbk Arni nih mengingatkan sama rombongan kel mertuaku yang juga telat mengejar pesawat .Gimana situasi kepanikanmya jelas saya ikut tergelak bayangin krn pesawatnya fix on time
Hahahaha aku pernah mbak
Pintu pesawat udah naik setengah, diturunin lagi pas aku datang. Seneng sih masih kekejar, tapi malunya itu lho dilihatin penumpang lain huhuhu
pada akhirnya ada orang yang seneng banget sama delay ya.. hehehehe
Hahahaha
Makanya sekarang kalau aku bepergian dengan moda transportasi apapun, memilih berpikir positif kalau ternyata delay keberangkatannya
Delay nggak selamanya bikin sebel, bisa bikin berkah juga sebenernya. Buat orang orang yang tersendat perjalanan ke Bandaranya. Apalagi arus kendaraan di Jakarta yang tak menentu.
Nah iya. Sejak kejadian itu, aku kayak ditampar. Dulu sering banget misuh-misuh klo kena delay, sekarang klo ada penerbangan delay aku malah nyantai dan mikirnya mungkin memang ada orang yang sedang sangat ‘butuh’ delay ini
waduh kalo drama gini pasti deg-2an abis lha mana bawa bocah. Kesian banget sampe kelaparan pula. i feel you mba
Iya banget. Prema waktu itu masih usia 5 tahun. Untungnya gak terlalu rewel dia. Akhirnya baru beneran bisa makan di bandara lho
Bacanya ikut deg degan … untunglah delay tapi bahagiyaaa….hihihi
Delay yang diharapkan ini mah
Justru di situlah ada drama ada kisah nyata jadi tulisan hahaha 😁😂 Emang deh terkadang rencana kita ga sesuai dg kenyataan. Yang penting selamat sampai tujuan. Aku belum jauh2 mainnya apalagi ke Kendari.
Sekarang kalau dikenang sih lucu mbak. Tapi pas dijalanin rasanya bikin mabooook hahaha
Ceritanya jadi ikut tegang haha…
Untungnya happy ending mas
Err… Meski gak sepenuhnya sih, karena sebenarnya ini endingnya barang kami ada yang ketinggalan di bandara huhuhu
Pernah tuh kami mirip kayak gitu. Sekeluarga mau ke Batam. Dari Bandung jam 12, sewa mobil. Cipularang masih uji coba. Jadi kami via Puncak. Mogok dong di Puncak. Ada bis AKAP “Doa Ibu”. Kami cegat, naik ber-4, berdiri smp Kp Rambutan. Carter taxi ke Bandara. Dengan pesan, kalo bisa ngejar sblm jam 17:30 smp Bandara, nanti dilebihin. Smp bandara lari². Huuf…naik Bouraq (duh jadul banget) dpt no di ekor. Untung (!) delay…
Hahahaha pasti sejak itu mbak Hani stop misuh-misuh klo pesawat delay yak
Traveling lebih berkesan kalau ada dramanya hahaha. Etapi, saya tetap ding berharap tidak ada drama. Mendingan menikmati perjalanan dengan maksimal
Berkesannya kalau udh berlalu mbak. Senyum-senyum sendiri pas dikenang. Tapi saat ngejalanin, duuuuh bikin mual sepanjang hari haha
hhhha traveling memang harus ada dramanya, krn biasanya malah jd terus keingetan
Kalau dibikin film rame nih. Tapi kalau ga Ada drama ga ada bahan tulisan di blog deh hahhaa
Deg-degan bacanya hihi untung delay ya..jauh padahal bogor-bandara.kalau aku pernah ketinggalan pesawat ke Lombok dari Sidoarjo mba
Aku yang baca nya jadi ikutan sport jantung ini hehehe, kaya liat ftv gtu mba. Salut pokoke 💪
Hahaha,, cerita travellingku juga penuh dengan drama. Kalau udah terjadi, drama-drama ini malah yang membuat travelling lebih berarti. Hahaha
Kalau udah lewat sih bikin senyum-senyum pas dikenang
Tapi waktu ngalamin rasanya sesak nafaaaas hahaha
haduuuh.. kok bisa dramanya tumpah di satu hari itu… untungnya delay ya mbak
What a drama. Tapi klo ga ada drama ama hectic2nya, besok2 perjalanan or rencana perjalanan itu jd kurang asyik karena sedikit yang dikenang. Hehe