Nostalgia Kejayaan Masa Lampau Pabrik Gula Gembongan di The Heritage Palace

“Masih siang nih, mau langsung bablas pulang atau mampir kemana dulu?” tanya pak suami saat kami baru saja lepas dari wilayah Jawa Timur menuju Jawa Tengah.  Hari itu kami sedang dalam perjalanan kembali ke Bogor setelah berlibur ke Bali.  Perjalanan via darat, karena penasaran pengen menjajal tol Trans Jawa yang fenomenal itu.

“Sebentar.  Ibu intip-intip wisata Solo dan sekitarnya dulu ya.  Siapa tahu ada yang gak jauh dari pintu tol,”  Cepat-cepat saya jawab.  Mau diajak ngebolang mah hayuk aja kakaaak.

Saya kemudian lanjut browsing.  Sembari membuka sosmed.  Lalu mata saya tertumbuk pada postingan seorang teman di laman Facebooknya.  Dia memposting foto keluarga di “The Heritage Palace”.  Awalnya saya kira dia sedang berlibur ke luar negeri, menilik dari arsitektur bangunan megah di belakangnya.  Ternyata di Solooo.  “Wah asik nih,” pikir saya

Cek maps, ternyata lokasinya tak jauh dari pintu tol Kartasura.  Bertempat di Jl. Permata Raya Dukuh Tegal Mulyo, Pabelan, Kec. Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.  Selain dekat pintu tol, lokasinya juga dekat dengan bandara Adi Soemarmo.  Cusslah kita ke sana.  Meski letaknya agak ke dalam, melintasi jalan pedesaan yang  asri, jalanannya kecil tapi cukup baik dan aman kok untuk kendaraan roda empat.  Dari jauh, cerobong asap yang menjulang tinggi sudah terlihat sebagai penanda bangunan tua ini.

Kami tiba di lokasi sekitar jam 3 sore.  Agak under estimate awalnya begitu masuk area parkir.  Dari luar, tempat ini tak tampak seperti tempat wisata, hanya seperti gudang-gudang tua yang tak terawat.  Tapi katanya sih, kedepan area ini akan dikembangkan menjadi sentra kuliner.  Entahlah sekarang ya, mungkin saja sudah rapi mengingat kami ke sana pada Januari 2019.

Setelah membeli tiket terusan seharga 55 K, kami bertiga masuk ke dalam.  Dan wow, rupanya keindahan itu tersembunyi dibalik gedung-gedung tua.  Di dalamnya tampak bangunan tinggi menjulang dan tampak megah, halaman yang rapid dan bersih dengan arsitektur unik ala Eropa menyambut kedatangan kami sore itu.  Saat kami tiba, pengunjung tak terlalu banyak.  Bisa jadi karena kami berkunjung pada hari kerja.

Mengenal Sejarah The Heritage Palace

Di masa lalu, The Heritage Palace adalah pabrik gula yang dikenal sebagai Pabrik Gula Gembongan atau Pabrik Gula Kertasura.  Tak banyak catatan sejarah untu pabrik gula yang satu ini.  Tak seperti saudaranya, PG Tjolomadu yang berlokasi tak jauh dari sini.  Dalam website The Heritage Palace disebutkan bahwa pabrik ini adalah salah satu peninggalan pada era Kerajaan Mataram Islam yang didirikan pada tahun 1892.  Meski begitu, sumber-sumber lain juga menyebutkan pabrik ini berdiri pada awal abad ke -19, berdasarkan dokumentasi foto dari Leiden yang menunjukkan aktivitas pabrik di tahun 1906.  Yah, kapanpun tepatnya pabrik ini berdiri yang pasti usianya sudah sangat tua.

Pabrik ini berdiri megah dengan arsitektur deco art yang sangat cantik.  Tiang-tiang besar menjulang menopang bangunan utamanya.  Memancarkan warna putih keperakan, menjadikan tempat ini mewah dan istimewa.  Lebih mirip istana kalau saya bilang.  Jujur saja saya takjub melihat arsitekturnya.  Serasa terdampar ke Eropa.  Ini pabrik lho.  Tapi dibangun dengan indah.  Cerobong asap yang kami lihat dari kejauhan tadi tampak begitu besar dan menjulang tinggi saat didekati.  Meski tak lagi mengepulkan asap, namun cerobong ini pastinya menyimpan banyak catatan sejarah.  Kalau saja dia bisa berbicara, pasti dia akan bercerita banyak tentang perjalanan pabrik sejak awal berdiri hingga kini, termasuk perkembangan dan perubahan yang terjadi di sekitar pabrik.  Dari masa masih berupa hutan-hutan dan perkebunan, kini berubah menjadi hutan beton, jalan dan perumahan.

Pabrik Gula Gembongan di masa lampau. Berdasarkan dokumentasi di museum di Leiden

Awalnya saya membayangkan akan menemukan mesin-mesin pengolah gula.  Mungkin berupa mesin uap kuno atau lokomotif tua yang digunakan untuk mengolah tebu menjadi gula dan mendistribusikannya ke daerah-daerah lain.  Rupanya saya salah.  Sudah tak ada mesin dan lokomotif.  Sudah tak ada jejak pabrik selain bangunan luarnya yang megah.  Isinya sudah berubah menjadi museum transportasi, museum 3D dan museum Kwalik.  Nanti akan saya ceritakan tentang museum-museum kece ini.

Jadi, di masa lalu PG Gembongan berkali-kali berganti fungsi dan kepemilikan.  Salah satunya di tahun 1968, pabrik ini berpindah ke PT. Krebet Baru yang mengelola tembakau.  Saat itulah semua peralatan dan mesin pengolah gula dipindahkan entah kemana, yang tak ketahuan jejaknya hingga kin, karena pemiliknya menganggap mesin itu tak lagi berfungsi.  Pabrik akan digunakan untuk gudang penyimpanan tembakau.

Padahal, setelah masa kemerdekaan dulu PG Gembongan yang awalnya milik pemerintahan colonial Belanda telah diambil alih oleh PTPN (PT. Perkebunan Nusantara), lalu sempat ke PT Karep Bojonegoro, lalu ke PT Sinar Grafindo.  Jadi, di satu masa pabrik ini pernah berisi timbunan kertas-kertas.

The Heritage Palace
Pabrik Gula Gembongan di masa kini
The Heritage Palace
Sisi lain The Heritage Palace

Saya membayangkan, area ini dulu begitu sibuk.  Dengung mesin yang beroperasi setiap hari, lokomotif yang keluar masuk, cerobong besar yang terus menerus mengeluarkan asap.  Rasa manis gula produksi pabrik kemudian mendarat cantik di cangkir-cangkir teh dan kopi semua lapisan masyarakat, dari golongan ningrat hingga rakyat jelata.  Pabrik ini pernah menyuplai kebutuhan gula ke seluruh negeri.  Lalu sekarang dia diam. Menyajikan sisa-sisa kejayaannya. Bersyukur masih bisa kita nikmati kemegahan bangunannya.

Ah, peninggalan sejarah memang punya banyak cerita.

Fasilitas The Heritage Palace

Melewati lorong yang agak remang-remang yang errr… jujur bikin agak spooky gitu auranya,  kita akan bertemu dengan halaman dengan taman outdoor yang bersih dan cantik.  Ada bangku-bangku panjang di beberapa sudut, pohon palem yang tampak terawat, berlantai keramik dengan corak yang manis, menambah kesan mewah. Beberapa mobil tua yang pasti pernah jaya pada zamannya tampak terparkir manis di halaman. Di satu sisi gedung tampak bendera beberapa negara berjajar rapi.

Selain taman cantik ini, terdapat beberapa wahana lainnya yang bisa diekplor selama berkunjung ke The Heritage Palace antara lain :

3D Trick Art Museum

Seingat saya, museum 3D pertama di Indonesia hadir di Jogjakarta.  Museum De Mata namanya.  Lalu museum sejenis bermunculan di berbagai tempat lainnya termasuk di The Heritage Palace.  Gambar-gambar 3 dimensi yang disediakan cukup banyak ragamnya.  Dengan teknik foto yang benar, kita akan mendapatkan foto yang seolah nyata.  Saya pernah mengunjungi  museum serupa beberapa kali, di daerah lain.  Menurut saya, sajian fotonya cukup lengkap dan berbeda dengan museum lainnya.  Bolehlah jadi pilihan buat narsis ya.

The Heritage Palace
Beberapa pilihan foto di MUseum 3D

Museum Kwalik

Hmm.. masih mirip konsepnya denganmuseum 3D trick, museum ini juga semacam ilusi optik.  Namun lebih pada penempatan perabotan dan teknik foto sehingga kita akan terlihat seolah-olah terbalik atau melayang dari sudut pandang tertentu.  Jenis museum ini juga bisa kita jumpai di beberapa tempat, di Jakarta, Bali dan kota-kota lainnya.

The Heritage Palace
Aw aw aw kami terbaliiik

Museum Transportasi

Nah, museum yang satu ini sepertinya mengadaptasi konsen museum angkut yang sudah lebih dulu hadir di Malang.  Di area ini kita akan bertemu dengan pangkal cerobong asap raksasa yang sempat saya bahas di atas.  Sumpah, cerobong ini besaaaar sekali.  Museum transportasi berisi mobil-mobil tua, antic dan beberapa motor gede kuno.  Cukup menarik buat dieksplor.

The Heritage Palace
Beberapa koleksi mobil antik di The Heritage Palace

Culinary Site

Ada sebuah café cantik di salah satu sudut.  Tong Tjie namanya.  Kami tidak masuk ke dalam, tapi saya lihat dari luar, interiornya cantik sekali.  Seperti ruang-ruang makan dan pertemuan para bagsawan di masa lalu.  Instagramablelah pokoknya.

Area Prewedding/pemotretan dan sejenisnya

Ah ini mah sebeneranya tak perlu saya jelaskan ya.  Setiap sudut area The Hertage Palace ini sudah cantik dari sononya.  Kalau baterai saya tak menipis, rasanya gallery HP akan dipenuhi ratusan foto dari sini.  Ditambah hari yang mulai gelap, auranya terasa agak senyap.  Meski buka sampai jam 9 malam, saya gak yakin sih banyak yang ke sini malam hari.  Err… sayanya aja yang penakut kali ya hahaha

The Heritage Palace
Sudut-sudut cantik untuk pemotretan

Tapi serius, saat senja menjelang, sinar keemasan matahari yang jatuh memantul dari pilar-pilar gedung menambah cantiknya.  Ditambah lampu-lampu yang mulai dinyalakan, berpendar menyatu dengan warna lampu raksasa dari ufuk Barat yang perlahan turun menuju peraduan, setelah melingkupi hati kita dengan rasa hangat khas suasana senja.

The Heritage Palace
The Heritage Palace kala senja. Cantik sekali

****

Waktunya kembali ke masa kini.  Jelajah masa lalu rasa Eropa memberikan banyak pelajaran.  Gedung semegah ini pernah jaya di masa lalu.  Roda berputar, waktu berjalan, dan begitulah, waktu juga yang mengubur semua kisah.  Menyisakan kenangan.  Menangkup rindu.  Menyajikan cerita.  Untuk pelajaran anak cucu di masa depan.  Nostalgia yang indah.

 

Salam

Arni

 

 

 

 

 

61 thoughts on “Nostalgia Kejayaan Masa Lampau Pabrik Gula Gembongan di The Heritage Palace

  1. uwaaaah cantik banget sih…
    aku paling suka sama tempat wisata yang bergaya heritage gitu. satu tempat lengkap nih ceritanya. instagramable…
    rekomen banget buat di kunjungi kalau mudik ke solo

    • Wah makasi udah baca mbak
      Aku juga gak nyangka tempatnya cakep begini. Rasanya pas masuk aku ngebayangin hiruk pikuk masa lampau di sini

  2. Darius Go Reinnamah says:

    Sekarang sudah tahu kan kenapa wanita Solo itu manis? Banyak pabrik gula di sekitar Solo 🙂

    Untuk bangunannya, ini oke banget. Tapi lihat isinya kok agak sayang gitu ya karena berubah jadi museum yang nggak ada urusannya dengan masa lalu tempat ini.

    Kalau saja aku tahu tempatnya tidak jauh dari Tjolomadu, aku pasti mampir ke sini 2 bulan lalu 🙂

    • Hahahaha jadi itu sebabnya wanita solo manis-manis ya. Karena di sana bertabur pabrik gula. Ya ya ya baiklah

      Bener mas, sayang banget memang karena isinya jauh berbeda dengan fungsi awal. Mau gimana lagi, lha wong mesin dan segala peralatan pabrik udah tak ada. Masih untuk bangunan megahnya tetap bisa kita lihat dan nikmati

      Wah habis ks Tjolomadu ya?
      Aku malah belum sempat ke sana euy

  3. Mbaaak cakeep bamget ya tempatnya. Serasa di Eropa deh. By the way aku penasaran. Itu gedungnya yang bergaya Eropa dan ada tulisannya The Heritage Palace itu emang gedung lama atau baru dibangun khusus buat wisata di area pabrik gula mbak?

    • Gedung lam mbak. Memang aslinya kayak gitu. Hanya dibersihin dan tambahin tulisan aja.
      Keren ya. Bikin pabrik jaman dulu aja sekece itu bangunannya

  4. Wah, keren banget tempatnya. Saya baru tahu lho, ada tempat ini. Padahal saya bolak-balik ke Solo. Ini artinya suatu saat nanti harus nyobain kemarin. Mungkin karena tempatnya nggak di pinggir jalan raya ya, jadi saya nggak ngeh ada yang namanya The Heritage Palace.

  5. Wah Ka Arni, aku pikir kaka lagi liburan di luar negeri liat dari cover fotonya eh ternyata ada di Sukoharjo, Jawa Tengah hehe …

    Tapi ternya disulap jadi tempat kece gini yaa kak. Cocok buat yang suka berburu spot-spot instagramable nih kak hehe

    • Aku belum pernah ke De Tjolomadu jadi ya gak bisa bandingin. Tapi yang aku tau, kalau De Tjolomadu dalamnya masih ada mesin2 pabriknya. Jadi beneran terasa wisata pabrik katanya

  6. Wah, fasilitas tempatnya seru ya! Ada museum 3D, museum terbalik, dan spot-spot instagrammable. Kayaknya lebih worth ke sini daripada ke Tjolomadoe. Fyi, “kwalik” dalam bahasa Jawa berarti “terbalik”. Untuk harga tiket masuknya berapa, mbak?

    Btw itu tahunnya ada yang typo. Tertulis “1982”, mungkin maksudnya 1882?

    • Wah makasi koreksinya mas. Nanti saya benerin lagi. HTM 55 K, ada kok saya sebutkan dalam artikel

      Iya bener, kwalik dalam bahasa Jawa artinya terbalik

  7. wah bertambah lagi nih wishlist nya.. Selain Colomadu, Brebes, ini The Heritage Place… wajib dikunjungi. Keren sekarang sesuatu yang tadinya gak dipake.. terlantar.. bisa jadi barang. mewah gini…

  8. Langsung masuk bucket list nih mbaa, soalnya destinasinya menarik banget buat dikunjungi. Tempatnya artsy dan instagramable banget buat foto-foto hihii. Harganya pun juga enggak terlalu mahal hehe. Recommended nih

  9. Aku sangka The Heritage Palace dengan Pabrik Gula Tjolomadu itu adalah tempat yang sama. Ternyata bukan ya?
    Ini menarik sih, Mbak. Meskipun mungkin koleksi kendaraan di dalam Museum Angkutnya kurang banyak dibandingkan Museum Angkut di Batu ya?

    • Kayaknya sih klo dibandingin museum angkut yang disini lebih dikit. Aku belum pernah ke museum angkut sih

      Beda sama de Tjolomadu, kalau di sana kita beneran tour pabrik gula. Mesin2nya masih lengkap katanya sih

  10. Ke Tjolomadu aku dah pernah. Perlu juga nih menyambangi The Heritage. Menarik banget fasilitasnya seru semua. Bisa-bisa seharian nih piknik ke sini…

    • Wah aku malah belum pernah ke Tjolomadu. Waktu ke Heritage Palace, ku pikir ini pabrik gulaa Tjolomadu itu. Ternyata salah. Tapi gpp sih, jadi tau malah bahwa di Solo banyak pabrik gula yang menarik untuk di eksplore

  11. Bangunan he Heritage emang udah bagus dari sononya ya mbak. Megah, mewah, mirip kastil-kastil di Eropa.

    Ternyata dia juga punya cerita panjang, mulai dari jadi pabrik gula, pabrik tembakau, pabrik kertas, sampe sekarang jaid museum kekinian.

  12. Di tiap kota di Indonesia, khususnya pulau jawa, sepertinya banyak bangunan2 yg dulunya adalah pabrik gula. Ini menunjukkan industri gula pernah mencapai kejayaannya di masa lalu.
    Btw, tahun 1906 itu sudah masuk abad ke-20 ya. Bukan abad 19

  13. Waaaaaawwww….. aku baru tau nih ada bangunan eks pabrik gula di masa lampau cantik penampakannya. Pas liburan lebaran kemaren tau gitu mampir yak ke Solo heheheh. Masuknya bayar tiket terusan 55K. Emang ada yang ga terusan? Kalau ada berapa dan apa bedanya? Sekilas mirip Museum Angkut di Malang ya. Anak2 pasti senang banget main ke sini. Orang dewasa pasti happy juga bisa foto2 keren di The Heritage Palace:) Kapan2 kudu dijadwalin ah pas lewat sekitar Solo 🙂 TFS ya mbak Arni. Nice story.

  14. Waw, pabrik gula itu gede-gede banget dan megah pada zamannya ya mba.. Seneng sih udah gak terpakai tapi akhirnya bangunannya dimanfaatkan untuk wisata. Daripada terbengkalai ya.. Itu 55k terusan buat ke tiga museumnya ya mba? Museum.kekinian semuanya ya.. Duh, pingin banget kalo ke Solo mampir ke Heritage Place ini aah..Baguuss..

    • Iya mbak. Dengan 55 K udah tiket terusan. Bisa menikmati semua wahana. Ada sih tiket satuan juga, tapi nanggung ah, malah jatuhnya nanti lebih mahal. Karena kalau udah didalam, pasti pengen nyobain semua deh

  15. Kampung halaman saya, dekat dg daerah glodok tempat pabrik gula jaman kolonial.
    Uniknya masih dipertahankan, dan kalau buka giling ada kayak pasar kaget gitu.
    Rameee dan seru

  16. Pabrik gulanya jadi cakep sekarang, malahan menjadi destinasi wisata ya. Soalnya beberapa teman yang pulang kampung pasti mampir sini dan aku jadi lumayan sering melihat ini beberapa insta story teman.

  17. Jadi dalam satu komplek bekas pabik itu ada museum2 itu ya mbak? Wah seharian kyknya bisa nih buat pepotoan di sana ya 😀
    Kyknya makin gelap dengan banyaknya lampu2 itu jadi tambah bagus pesona bangunan lama ini ya mbak 😀

    • Yes. Dalamnya ada banyak pilihan wahana. Buat yang suka pepotoan di sini asik banget
      Makin gelap sih makin cantik
      Tapi jadi agak spooky haha

Leave a Reply to Arni Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *