“Aku tidak bisa memilih salah satu di antara kalian. Aku sudah memutuskan bahwa aku adalah milik semua orang. Milik kerajaan ini dan milik seluruh rakyat,” kata Putri Mandalika dari tepi tebing di Pantai Seger.
Hari itu Putri Mandalika tampak begitu cantik dalam balutan kain sutra. Putri memang mengundang seluruh pemuda dan pangeran agar berkumpul di Pantai Seger di pagi buta pada tanggal 20 bulan kesepuluh (menurut penanggalan Sasak) untuk mengumumkan pilihannya atas lamaran dari para pangeran-pangeran kerajaan lain.
Putri Mandalika bingung. Dia tahu, jika memutuskan memilih salah satu pangeran, dipastikan akan terjadi pertumpahan darah dan perang yang pada akhirnya akan mengorbankan rakyat dan menimbulkan kerugian besar.
Lalu…
Byuuuuur!
Putri Mandalika melompat ke laut, mengorbankan dirinya.
Semua yang hadir pagi itu kaget dan berusaha menyelamatkan sang putri. Tapi sia-sia karena sang putri sudah menghilang di tengah gulungan ombak. Tak lama kemudian, muncul jutaan cacing laut berwarna-warni dari sela-sela batu karang. Semua yang hadir percaya, cacing-cacing yang kemudian dikenal dengan nama nyale ini adalah jelmaan Putri Mandalika yang hadir untuk semua orang.
******
Sudah lama saya membaca legenda Putri Mandalika dan festival Bau Nyale yang diselenggarakan tiap tahun untuk mengenang pengorbanan sang putri. Ya, sudah menjadi tradisi di Lombok bahwa pada bulan-bulan tertentu (biasanya antara Februari – Maret) diadakan festival “Bau Nyale”. Bau artinya mencari dan nyale adalah cacing warna warni yang hanya muncul di sela karang pantai pada saat-saat tertentu.
Cerita nyale ini membawa langkah keluarga kecil kami ke Lombok pada liburan akhir tahun 2019 lalu. Dijemput oleh Ari dan Putri di bandara, mobil langsung melaju ke Pantai Kuta Mandalika, pantai dengan legenda Putri Mandalika yang saya tuliskan di atas. Pantai Kuta Mandalika berada dalam satu garis pantai dengan Pantai Seger, bahkan memang disebut-sebut sebagai pantai yang sama. Sayang kami datang di bulan Desember, disambut teriknya matahari Lombok, karang-karang pantai yang perkasa, tanpa sapaan lembut dari nyale yang memang belum waktunya muncul. Oh ya, jangan bingung lho. Pantai Kuta memang adanya tak hanya di Bali, Lombok juga punya Pantai Kuta.
Festival Bau Nyale memang menggelitik rasa penasaran saya. Cacing berwarna warni yang muncul tiba-tiba ini katanya mengandung protein tinggi dan langsung bisa dikonsumsi setelah ditangkap. Wow, meski agak ngeri-ngeri sedap membayangkannya, tapi saya tetap penasaran. Bahkan katanya, nyale-nyale ini muncul tak hanya di Seger dan Kuta Mandalika, juga di pesisir pantai Lombok Selatan, seperti Pantai Jerowaru, Pantai Kelantan dan Pantai Sungkun. Semoga suatu hari bisa ke Lombok saat festival berlangsung.
Pesona Pantai Mandalika
Mendarat di Lombok pada pukul 11.20 waktu setempat. Artinya, kami tiba di Pantai Mandalika saat matahari sedang seksi-seksinya bersinar. Usai melepas dahaga dengan air kelapa muda, lanjut makan siang di sentra kuliner, kami berjalan kami menuju pantai. Panas menyengat. Prema yang jarang mengeluh aja hari itu lebih banyak memilih berlindung di bawah bayangan pohon.
“Mbak dompetnya buat kenang-kenangan. Murah kok,”
“Belilah satu kain ini, Kak! Murah saja. Kalau di Sade harganya bisa sampai 200 ribu. Saya kasi 100 ribu saja buat kakak,”
“Ini aja kak, gelang anyaman. Buat oleh-oleh,”
“Oom mau difoto? Dari sini, nanti jadinya bagus. Saya yang fotokan,”
Riuh para pedagang souvenir, aksesoris dan aneka tawaran lainnya menyambut kedatangan kami di pantai ini. Kalau tak berminat, langsung tolak sejak awal. Jangan bilang ‘nanti’ atau jawaban apalah yang seolah menjanjikan akan membeli atau menunjukkan ketertarikan. Mereka akan terus mengejar sampai dapat. Saya tahu, mereka sedang bekerja, mencari uang. Tapi, jujur saja, caranya yang terasa memaksa membuat kami agak tak nyaman. Bener-bener diikuti kemanapun kaki melangkah. Hehe.
Saya mengedarkan pandangan sepanjang pantai. Pasir pantainya putih dengan butiran yang besar-besar, keras dan bulat. Menyerupai butiran merica. Agak berbeda dengan butiran pasir pada umumnya. Karenanya sering disebut sebagai pasir merica. Dari yang saya baca, pasir merica ini terbentuk dari fosil foraminifera yaitu sejenis organisme bersel tunggal dan bercangkang yang hidup di sekitar terumbu karang. Cangkang dari foraminifera yang telah mati inilah yang kemudian tersapu ombak, terdampar di pantai dan secara alamiah membentuk pasir putih. Disarankan memakai alas kaki saat melintas di pasir, terutama yang berkulit sensitif.
Saat kami tiba, air laut sedang surut dan menampilkan keindahan karang dengan ganggang laut disekitarnya. Air laut tampak jernih dengan warna biru tosca yang menawan. Di sela-sela karang kami juga menemukan bintang laut, teripang dan ikan-ikan kecil yang berenang riang. Di bagian lain tampak beberapa pengunjung bermain air. Bahkan ada anak-anak yang berenang. Prema sempat merengek ingin berenang juga, tentu saja tak mendapat restu dari saya. Selain panas banget, kami memang tak siap nyebur hari itu, baru tiba euy. Pakaian masih tersusun rapi dalam koper.
Pantai Mandalika dikelilingi beberapa perbukitan yang tampak seperti mengepung dan memberi perlindungan pada pantai cantik ini. Konon katanya sunset di sini sangat cantik dinikmati dari puncak bukit-bukit itu. Ah, perjalanan kami masih berlanjut, jadi gak sempat menikmati sunset di sini.
Saat sedang duduk manis menikmati alunan ombak, seorang pedagang kain kembali menghampiri saya. Sebenarnya saya tertarik sejak tadi pada kain-kain khas ini, tapi karena caranya yang terasa memaksa dan mengganggu, saya berkali-kali menghindar.
“Beli aja satu, kalau udah pegang kainnya pasti gak disamperin lagi sama yang lain,” bisik suami
Tawar menawarpun terjadi. Saya minta tolong Ari dan Putri untuk urusan ini. Biar pakai bahasa Sasak dan gak kejebak di harga yang mahal. Bagian saya tinggal milih corak kain dan bayar. Setelah obrolan yang alot dan hampir tak saya mengerti, kain yang awalnya ditawarkan seharga 120 ribu akhirnya berhasil saya dapatkan seharga 80 ribu saja. Bahkan ibu penjual itu menawarkan harga 150 ribu/2 pcs. Tapi karena saya hanya membeli selembar saja, jadi harganya 80 ribu.
Errr…. Belakangan saya nyesel banget beli hanya 1 lembar. Tadinya saya pikir akan menemukan kain yang sama di tempat lainnya. Ternyata tak adaaaa sodara-sodara. Benar kata ibu tadi, di Desa Sade, destinasi kami berikutnya, kain serupa dipatok paling murah 200 ribu rupiah. Huaaaa rasanya ingin kembali ke Kuta Mandalika buat beli kain itu.
Ah, penyesalan memang selalu datang di akhir. Kalau di awal namanya pendaftaran.
“Ari, Putri kalau kalian baca artikel ini, nanti kalau kalian main ke Pantai Kuta Mandalika, aku nitip beli kainnya lagi ya. Kabarin aja kapan ke sananya,”
Puas menikmati keindahan Pantai Kuta Mandalika, kami beranjak menuju lokasi berikutnya. Masih seputar pantai dan bukit, akan saya tuliskan di artikel selanjutnya. Sampai ketemu di Tanjung Aan dan Bukit Merese, di sana panoramanya akan lebih menakjubkan.
Salam
Arni
Penasaran, pengen kesana juga kalau lain waktu hmmm
Silakan mas
Menikmati Indonesia dari Lombok
Semoga tahun ini jadi ke lombok biar ngerasaain langsung lombok.. ga hanya katanya dan baca aja… book mark dulu ah..TFS kak
Siiiip. Selamat menikmati pesona Lombok ya mas. Seru banget lho ke Lombok itu
Penasaran sama Rasa Nyale itu kayak apa ya? Mandalika memang memesona sih. Perkara Kain kejadiannya sama kayak Saya di Labuan Bajo. Karena maksa, jadi males Kan. Eh pas udah pergi nyesek. Ahhahahaa
Ahahaha ternyata kita punya pengalaman yang sama. Nyesel khan gak beli lebih pas di sana
Ayo diulanh aja perjalanannya mas hahaha
Waah penasaran banget sama cacing warna warni nya apa lagi bisa dimakan hehe, makasih yo mba atas informasi nya 😉
Penasaran pengen nyobain nyale ya mas
Yakin bisa ketelen? 🤭
Nyale bisa jadi alternatif protein hewani masa depan ya mba. Saya pernah baca tulisan media luar, katanya kecoa, belalang, dan cacing kandungan proteinnya sangat tinggi. Bisa jadi alternatif untuk menjawab tantangan perubahan iklim katanya. Kakakaka. Jadi ngebayangin makan kecoa, takuuuut.
Suami saya sudah sering ke Lombok urusan kerjaan, tapi saya sendiri belum ada kesempatan ke sana. So sad.
Meski begitu aku tetap berpikir ribuan kali. Sih kalau disuruh makan nyale mbak hahaha
Duuh ketelan gak ya
Btw lain kali klo pak suami ke Lombok lagi, ikut aja mbak sekalian jalan-jalan
saya pernah ke lombok, tapi belum pernah ke pantai ini. ternyata bagus 🙁 jadi nyesel ga menyempatkan ke sini
Nah berarti harus diulang ke Lomboknya mas
Langsung bergidik baca bagian kalau cacing itu bisa langsung di konsumsi setelah dibersihkan, tanpa diolah ya?
Emang kalau jalan-jalan terus dibuntuti para pedagang souvenir itu jadi nggak nyaman ya mbak. Jadi harus tegas beli atau tolak
Iya mbak. Aku juga geleuh bayanginnya
Tapi kata orang sana sih enak rasa cacingnya
Itulah mbak, kita niat wisata tapi dikejar2 ginu malah gak nyaman. Padahal kain-kainnya cantik banget lho
Geli pas baca penyesalan datang di akhir itu… Makanya di antara temen-temen ada quote, lebih baik nyesel beli, daripada nyesel engga beli.
Beberapa tahun yl pernah ke Pantai Kuta ini, tapi belum ada yg jualan. Sekarang lebih rapi dan tertata ya? Pengen lagi ah ke Lombok…
Hahahaha begitulaaaaah
Sampai sekarang nyeselnya masih ada
Kainnya etnic banget dan bahannya bagus mbak. Ku bener2 pengen punya lagi deh
Ditunggu ya kak artikel selanjutnya. Tanjung Aan dan bukit merese. Dari namanya sudah bikin penasaran dengan panoramanya.
Sudah tayang artikelnya mbak
Tapi vlognya belum sempat dibuat euy
rasanya datang ke Lombok belum lengkap kalau belum berkunjung ke pantai Mandalika ini. ciri khas pasir mericanya yang jarang ditemui di pantai lainnya. juga cacing warna-warninya.. ahhhh.. jadi pingin berangkat ke sana lagi…
Yes. Pantai Kuta Mandalika ini salah satu iconnya Lombok. Saingan sama Senggigi yang udah lebih dulu terkenal
Kami malah gak ke Senggigi lho, terlalu ramai di sana
keren, banget pantai kuta mandalika di lombok.. ingin banget saya kesana pemadnangan bagus
Pemandangannya memang memanjakan mata banget mas, apalagi kalau sore pasti lebih asyik deh menikmati sunset
Kainnya cakep. Mana murah banget. Wah, kalau ke sana siap-siap buka jasa titip #eh. Mana pantainya unik, wah pantas teman saya menyarankan untuk pergi ke sini.
Haha iyaaaa nyesel banget beli cuma satu
Ah kayaknya ini kode buat balik lagi ke Lombok deh
Cantik banget pantainya, ya. Baru tau istilah pasir merica. Ditambah ada trivia soal asal-usulnya yang dari fosil.
Iya. Pantainya cantik dan bersih banget
Bisa ngaca saking bening airnya
Wah, kukira yang pake topi itu Putri Mandalikanya mba hehe. Indah banget pantainya dan jadi salah satu destinasi andalan kaaan kata Pak Presiden. Cuma kok kebayang lagi jalan di pantai terus ketemu cacing uget-uget itu bikin bergidik. Wajib pake alas kaki ini sih kalo nanti aku kesana.
Haha cacingnya hanya muncul di waktu-waktu tertentu kok mbak
Kalau kayak pas kami ke sana itu mah pantainya bersih dari nyale
Jadi amaaaan
Wah, ternyata gaya berjualan di Pantai Kuta Lombok belum berubah, ya dari puluhan tahun lalu. 20 tahun lalu saya sudah siap mengatakan tidak dan menjaga bawaan setelah diberitahu hal ini. Bukan apa-apa sih, saat itu dekat peristiwa bom bali dan sepi pembeli. Jadi lebih riuh lagi cara menawarkannya.
Tapi overall, pantainya memang sangat indah. Sangat unik dan berkesan.
Oh jadi sejak dulu memang kayak gitu ya gaya jualannya
Jujur aja bikin agak gak nyaman sih, padahal kainnya bagus-bagus lho
Kalau saja mereka dibuatkan tempat khusus berjualan kayak di tempat wisata lainnya gitu mungkin lebih enak deh
Kalau nyale alias cacing laut ini dimasak yang kering (crispy), sepertinya saya masih doyan mba. Kalau dimasak yang kuah atau basah, sepertinya saya gak doyan. hahaha.
Campur indomie mas, khan jadi saru tuh gak kentara mana cacing mana mie hahaha
Melihat secara langsung festival nyale yang sudah menjadi tradisi masyarakat di lomba, bikin saya tertarik untuk ikutan pergi kesana juga.
Apalagi pemandangan yang disuguhkan luar biasa cantik.
Liat foto yang mba bagiin di artikel ini, terlihat kalau disana bersih banget
Iya, pantainya bersih memang. Pasirnya unik. Ayo mbak main ke Lombok
aaaaaku ingin ke sana,, seruu.. ke sasak juga
Ayo agendakan. Tiket pesawat lagi murah nih hehehe
Yuni lihat cacing warna-warninya kok serem ya. Itu nggak mengganggu ya, Mbak. Ntar kayak lintah yang menghisap darah. MashaAllah, yuni parno an orangnya. Hehehe
AKu gak tau mbak. Kami gak ketemu nyale soalnya
Ini menurut info, fstival bau nyale tahun ini akan diadakan pertengahn februari deh. Ayo coba ke Lombok
Oh festival bau nyale itu asalnya dari legenda Putri Mandalika? Namanya kayak pantai yang ada di Bali ya, sama-sama Kuta. Ternyata di Lombok. Ternyata barisan kepulauan itu sama-sama punya pemandangan yang eksotik juga.
Iya mirip kayak Bali. Aku juga tadinya bingung kok namanya bisa sama dengan di Bali. Nyari-nyari sejarah namanya belum nemu nih
foto pantainya bagus banget ya ampun. Tapi penasaran sama corak kainnya deh, semoga bisa punya juga heheh
Kainnya baguuuus banget
Makanya aku nyesel hanya beli satu haha
wah aku kesana pas bukan lagi bau nyale sih.. tapi memang pesona alam nya lombok itu selalu bikin kita pengen lagi kesana ya…
Tahun ini festival akan diadakan tanggal belasan di bulan februari deh
Ayo agendakan ke Lombok
huhu, mungkin next year. harus nabung dulu deh kayaknya haha
Kadang liat orang jalan-jalan sama pasangan dan juga keluaga kecilnya bikin saya ngedadak pengen menikah. wkwkwkwk semoga disegerakan
Asyik ya mbak jalan2 itu? Aku belum pernah
Huahahaha dia curhat
Gak harus nunggu nikah buat jalan-jalan mas
Bisa bareng orang tua atau teman-teman
Ya ampun itu cacing tak kira dawet mbak hahahaha. Soal pantai berbatu, mirip kayak pantai di Krui, Lampung. Kurang cocok dipake buat berenang. Tapi buat selfie kece sih masih okelah hehehe.
Tinggal tambahin santan dan gula merah ya hahaha
Ini pantai berbatunya hanya sedikit kok, ada juga sisi yang pantainya cukup landai untuk berenang. Ombak juga gak terlalu kencang, jadi aman
Selain Tanjung Aan, aku suka banget Pantai Kuta di Lombok. Pasirnya besar-besar, unik banget.
Katanya Nyale itu enaknya dimakan mentah atau dimasak pake sambel gt, itu kata orang-orang. Tapi kalau aku, skip deh kalo ada hidangan itu. Hehe..
Iya, pasir pantainya memang unik deh
Haha akupun pasti mundur teratur kalau disuruh makan nyale
Terpana sama cacing full colour nya mba, jelmaan putri yang cantik hehe
Iya mbak, sayangnya aku belum pernah lihat langsung
Februari ini bakalan rame deh si nyale bermunculan
Aku juga pernah mendengar kisah Mandalika ini ketika mengikuti festival Bau Nyale di Lombok tahun 2014. Pantai-pantai di Mandalika memang cantik ya Mbak, tak heran dijadikan area prioritas pengembangan pariwisata oleh ITDC.
Wah pernah ikutan festivalnya ya mbak
Sempat nyobain makan nyale jugakah?
Ihhh cacing warna warni meskipun katanya cantik, aku tetap geliiii ga suka hahah 🙂 AKu pernah sekali ke Lombok tapi cuma semalaman itu pun ga disengaja wkwkwkw. Kepengen deh mampir ke Pantai Mandalika dan berlama2 di sana.
Iyaaaa akupun pasti bakalan geli-geli merinding deh kalau lihat langsung
Apalagi ngebayangin makannya makin merinding haha
Meskipun dibilang bisa dikonsumsi hidup-hidup, kayaknya saya memilih mundur teratur deh hehe. Cukup saya lihat dan abadikan lewat foto aja. Saya sebelumnya sudah pernah baca legenda ini, tapi belum kesampaian main ke Pantai Mandalika nih. Semoga ya suatu hari nanti bisa melancong kesana, terus beli kain pantai hehe.
Samaaaaaa
Kecuali mungkin kalau sudah diolah menjadi bentuk makanan yang lain dan gak utuh-utuh berwujud cacing hehe
Destinasi impian ku. Padahal ingin berangkat tahun lalu tapi urung, ahhh semoga kesampaian menjejak disana dan keindahan nya masih terjaga. Aku juga pernah dengar nih soal legenda nya. Indonesia itu unik ya..khas banget sama legenda
Semoga tahun ini kesampaian ya ke Lomboknya
Betul, Indonesia memang punya banyak legenda unik
pantainya bagus banget kak, pasirnya putih dan kelihatannya bersih gitu. aku juga sering denger Festival Bau Nyale ini tapi ternyata baru tau asal usul festival ini setelah baca cerita ini hehe.
Asal usulnya unik ya
Aku membayangkan seandainya cerita ini benar adanya
Kayak gimana ya paniknya warga saat melihat Putri Mandalika terjun ke laut lalu berubah menjadi cacing
Aihh kaka jalan-jalan terus nih hehe bikin envy banget. Btw, hampir semuanya Pantai di Lombok kece-kece yaa kak, doh aku belum kesana hehe
Sebenarnya gak juga sih, Pul
Ini jalan-jalannya sekali tapi tulisannya yang bisa berseri-seri dan nulisnya kapan-kapan
Jadi kesannya jalan-jalan melulu hahaha
Kalau bercerita soal Lombok yang pasti saya ingat ya festival Nyale. Pengen suatu saat berkesempatan mengikuti acara festival itu. Semoga ya kesampaian. Amin.
Iya mbak. Akupun pengen banget suatu hari bisa lihat langsung festival unik ini
Semoga semesta merestui ya dan membuka jalannya ya
Sumpah, pedagang asesoris di Pantai Kuta dan sekitarnya emang gigih banget. Tinggal adu saja siapa yang lebih kuat. Ahahaha
Oh ya, festival Bau Nyale ini ada juga lho di Ambon, tentunya berbeda nama tapi saya rasa jenis cacingnya sama 🙂
Hahahaha iya ya bang
Bikin kita berasa dikejar-kejar hutang dan merasa bersalah klo gak beli
Noted kak, kalo kw Kuta nanti wajib beli kain minimal 1 untuk kenang-kenangan yah😊
Jadi kangen sama Lombok, pantai sama pegunungannya memang punya pesona tersendiri sih yaa
Iya mas. Lombok memang cantik sekali
Aku aja masih pengen balik ke sana
Suak dengan pantainya. Kainnya pun suka banget. Tapi, kayaknya saya gak mau pas nyale lagi pada bermunculan, ah. Bisa jejeritan nanti melihatnya. Saya takut sama smeua binatang seperti itu 😀
Aku juga gelin mbak
Tapi penasaraaaaaaan
Pengen juga lihatnya
Aku kok lebih suka Mandalika yang dulu ya, waktu masih namanya Kuta aja. Lebih alami dan cantik menurutku. Pas tahun lalu balik lagi ke sini, langsung sedih sebagian pantainya dibeton…:((
Wah iyakah?
Aku gak tahu gimana pantai kuta yang dulu jadi gak bisa ngebandingin deh. Hanya bisa bilang pantainya indah
Wah, aku baru tau tentang legenda Putri Mandalika ini. Kalo aku jadi kamu, aku bakal beli 2 lembar sekaligus karena harganya masih masuk akal. Berarti pedagang-pedagang itu nggak bohong dong ya.
Lha iya makanya aku nyesel banget gak beli 2. Hiks semoga lain waktu ada kesempatan ke sana lagi
Pantesan deh Lombok ini sudah menjadi tempat favorit yang ramai dikunjungi. Indah banget sih pantainya disana,sis. Aku lihat foto-fotonya aja langsung pengen segera kesana. Hmmm, namanya penjaja souvenir ini sama dimana-mana ya bawannya kalo uda mau menjual semangat banget tanpa henti ngejar wisatawan.
Penjaja souvernirny benar-benar pantang menyerah hahahaha
Seandainya saja tidak memaksa begitu, kayaknya aku pasti borong deh
Indaaah sekali pantai Mandalika ini ya mba. Semoga aku pun bisa menikmati langsung keindahannya. Aamiin..
Iya mbak. Yang aku suka, pantainya bersiiih
Semoga tetap terjaga seperti ini kebersihannya
Wohooo… Pantainya seru juga mbak.
Cocok banget buat tempat bersantai melepas penat dari rutinitas harian nih. wkwkwkwk
Yes. Cocok banget buat yang mau kabur sejenak dari tuntutan deadline hahahaha
Baru ingat ternyata saya juga pernah ke tempat ini tapi foto-fotonya sedikit bahkan udah hilang. Iya para pedagang asongan ini terasa mengganggu kenyamanan liburan karena terus saja membuntuti.
Wah sayang banget mbak itu foto-fotonya hilang
Kode untuk ngulang perjalanan kembali ke sana deh
Nah khan, pedagang-pedagang asongan itu agak terasa mengganggu ya mbak
Indahnya Lombooook.. bikin makin penasaran untuk menjejak disana. Setiap Suami cerita keindahan Alam Lombok, rasanya makin gereget pengen segera liburan, haha.
Dan aku baru tahu tentang Legenda Putri Mandalika-nya lho Mba, jadi ingin baca kisah2 lainnya tentang Lombok 🙂
Wah suaminya bikin mupeng aja tuh
Ayo tagih buat diajak ke Lombok mbak
Jangan sendirian dia menikmati keindahannya
Aihhh serunya yang habis liburan ke Lombok. Sayang yaa belum sempat ketemuan kita. Saya malah baru tahu pas mbaknya udah balik dari Lombok. Hahahaha. Kapan-kapan deh ke sini lagi.
Iya nih mbak, maaf ya pas di sana aku gak ngabarin
Soalnya udah dihandle sama teman-teman di lingkaran pertemanan yang lain, akunya gak enak kalau ngontak-ngontak orang banyak tapi jadwal kami malah padat
Mudah-mudahn lain waktu bisa ke sana lagi deh
Ingat banget nih dongengnya, sampai pas ke Lombok pengen banget ke pantai ini Alhamdulillah tercapai hihi cantik pantainya ya
Dongeng yang menarik ya
Aku juga pas baca dongengnya, jadi penasaran
Pantainya keren pisan inimah. Tapi kujadi auto atut pas liat cacing huhuhu…. Si imut lucu itu seakan menggelitik kulitku …
Terlepas dari kegelianku itu, aku sukses baca sampe akhir pengalaman wisata ke pantai ini. Semoga next time aku bisa ikutan nikmatin keindahannya secara langsung. Thank u for writing mba Putu…
Hahaha akupuuuun
Itu fotonya juga aku comot dari tempat lain
Kalau ketemu langsung sama cacingnya, pasti bakalan merinding disco hahahaha