Angin dingin berdesir, berbisik di antara dedaunan. Senja masih basah, sisa hujan sore tadi. Suara binatang malam sayup terdengar bersahutan, menyertai denting gitar yang dipetik syahdu. Sementara itu, aroma jahe dan temulawak yang baru diseduh menguar di udara. Seolah memanggil untuk diteguk, mengalirkan hangat bagi tubuh
*****
Halo sahabat ngiring melali…
Gimana rencana-rencana travelingnya selama 2020 ini? Adakah yang lanjut traveling atau menunda bahkan membatalkan? Berapa banyak tiket pesawat yang hangus, booking hotel yang cancel, impian melihat atraksi budaya, panorama alam, keseruan di tempat wisata yang tak terwujud?
Toss. Samalah kita ya.
Rencana perjalanan selama 2020 ambyar semua. Pandemi membuat kita harus bertahan di rumah. Mengurangi bepergian jika tak penting-penting amat. Kesehatan jauh lebih penting. Satu-satunya perjalanan saya keluar kota di tahun 2020 ini adalah pulang ke Kendari untuk mendampingi keluarga yang terkonfirmasi positif covid-19. Ibu saya, adik, istri dan anaknya semua terpapar dan harus menjalani perawatan di RS. Akhirnya saya nekat pulang, itupun dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Belum lagi ditambah masa karantina mandiri yang saya jalani di Bogor sepulang dari luar kota. Sungguh, bepergian di masa pandemi ini sangat tidak menyenangkan.
Lebih banyak berada di rumah, bukan berarti lantas jadi kaum rebahan dong. Tugas-tugas khan gak bisa ditunda. Kita harus tetap aktif, bahkan bisa jadi malah lebih sibuk. Apalagi seluruh anggota keluarga juga ada di rumah. Sebagai ibu pastinya kesibukan bertambah. Mulai dari mengurus rumah tangga sampai mendampingi anak menyelesaikan tugas sekolah. Selain itu, sebagai guru saya juga berkewajiban menyiapkan materi ajar yang dilakukan secara daring. Materinya bisa berupa video, presentasi dengan power point, atau mengisi secara langsung via aplikasi online.
Tak bisa dipungkiri, ada kalanya jenuh dan lelah melanda. Rasanya butuh penyegaran jasmani dan rohani deh. Saat seperti ini memang harus pinter-pinter menyiasati agar lebih betah di rumah dan bisa tetap aktif di berbagai kegiatan. Jadikan rumah sebagai taman bermain, tempat wisata, tempat ibadah, restoran, bioskop, kebun, sekolah bahkan kantor.
Rumah Sebagai Tempat Ibadah
Sebelum pandemi datang, seberapa sering kita beribadah bareng di rumah bersama keluarga? Jujur saja, saya jarang sekali. Seringnya ya sembahyang masing-masing. Pagi hari, saat saya masih riweuh di dapur menyiapkan sarapan sekaligus bekal untuk sekolah dan kerja, Prema dan Ayah yang udah mandi, udah rapi, sembahyang duluan berdua saja. Saya baru sembahyang kemudian setelah mereka berdua berangkat ke tujuan masing-masing.
Siang hari juga begitu. Suami masih di kantor, Prema masih di sekolah. Saya di rumah sendiri. Sembahyangnya sendirian deh. Baru kemudian sore hari, Prema sudah pulang sekolah. Kami bisa sembahyang bareng, sementara suami tentu saja gak bisa bareng. Kadang masih di kantor, kadang masih di jalan.
Begitulah. Kecuali saat akhir pekan, ketika kami aktivitas bersama, ibadah juga bisa bareng-bareng.
Pandemi datang. Prema sekolah dari rumah. Suami kerja dari rumah, di awal pandemi malah full hampir 3 bulan bekerja dari rumah. Sekarang sih udah mulai selang seling antara rumah dan kantor. Tapi ya tetap lebih banyak di rumah. Jadilah ibadah lebih sering dilakukan bersama, sekeluarga.
Bukankah ini layak disyukuri?
Menyatukan hati, pikir, melangitkan doa pada Yang Kuasa bersama keluarga tercinta. Berterimakasih pada-Nya karena diberi kesehatan dan keselamatan. Mendampingi Prema berlatih dan menghafal beberapa doa. Membaca kitab suci bersama. Ini indah sekali. Dan pastinya bikin bahagia, hangat di hati.
Rumah adalah Tempat Belajar Bersama
Belajar bukan hanya tentang menjawab soal-soal dari sekolah. Bukan hanya tentang anak yang mendadak harus daring. Tapi belajar sesungguhnya, di sekolah kehidupan.
Saat tiba-tiba full time 24 jam bersama-sama terus, harus berbagi ruang dan waktu untuk yang bekerja dan sekolah, harus bertoleransi untuk tak berisik, tak mengganggu, tak lalu lalang kala Ayah harus meeting kantor. Juga harus mendampingi Prema yang menyelesaikan tugas sekolah, ikut memahami materinya dan memastikan terkumpul tepat waktu. Sementara itu, sebagai ibu, saya juga masih berkutat di urusan domestik rumah berikut tugas-tugas lainnya terkait pekerjaan dengan pihak eksternal. Ya, disinilah kesabaran diuji. Inilah peran keluarga sesungguhnya.
Saya sebut ini sekolah kehidupan. Masing-masing harus belajar menurunkan ego. Semua harus melatih diri saling mengerti satu sama lain. Waktu masih sama-sama sibuk aktivitas di luar rumah, bukankah kebersamaan ini yang kita impikan? Mari nikmati, sembari belajar.
Rumah adalah Restoran Favorit
Berapa kali dalam sebulan teman-teman makan di luar rumah sebelum pandemi datang? Dulu ini jadi semacam rutinitas buat kami. Saat akhir pekan tiba, artinya saya libur memasak. Beli makanan matang atau sekalian makan di luar karena biasanya kami menjalankan kegiatan di berbagai tempat. Mulai dari beragam aktivitas sosial sampai sekedar refreshing ke tempat wisata.
Karena harus di rumah aja, otomatis makannya juga di rumah terus. Jujur saja, di bulan-bulan awal pandemi, bahkan untuk membeli makanan matang secara online pun kami tak berani. Maka berkreasi di dapur adalah pilihan satu-satunya. Satu persatu stock resep keluar dari file penyimpanan. Media sosial juga dipenuhi beragam resep-resep ala restoran terkenal. Sebagai ibu, pastinya ingin memberi yang terbaik untuk keluarga. Bukan sekedar enak, tapi harus bergizi untuk menjaga imun tubuh agar tetap sehat.
Sebisa mungkin, asupan makanan dibuat dari bahan segar dan alami. Sudah jadi rahasia umum, yang alami tentunya lebih baik. Karbohidrat, protein dan vitamin harus ada. Beruntung selera makan kami bertiga tak jauh beda. Jadi saya tak perlu khusus memasak untuk selera satu dua orang saja. Sekali masak, buat dinikmati bertiga. Hanya perlu membuat variasi aneka penganan saja agar tak bosan. Intinya saya ingin memberikan #KebaikanAlami untuk keluarga tercinta.
Dalam hal minuman juga, selera kami bisa dibilang kompak. Kami sama-sama pecinta jamu dan aneka rempah. Termasuk Prema, jamu favoritnya adalah beras kencur. Untuk urusan kencur ini, Prema memang sedikit unik. Sejak masih kecil dulu dia suka sekali ngemil kencur. Berawal dari kebiasaan dibalur beras kencur (yang sudah diulek) saat sedang batuk pilek. Saat proses balur ini, kencur dalam mangkok biasanya dicolek-colek dan dimakan. Keterusan sampai sekarang. Segala olahan dengan rasa dan aroma kencur pasti disukainya. Mulai dari sayur sampai lauk lainnya, bahkan nasi diberi rajangan kencur saja bisa dimakan dengan lahap olehnya.
Sejak pertama kali mengenalkan jamu beras kencur, Prema juga langsung suka dan ketagihan. Masalahnya di masa pandemi, ibu jamu langganan kami juga stop berjualan, beliau memilih pulang kampung. Lagian, kalaupun beliau berjualan rasanya kami belum tentu berani berbelanja sebebas dulu. Saat datang bulan saya makin merasa kehilangan, tak ada lagi jamu kunyit asem favorit. Apalagi air jahe hangat dengan campuran gula merah sebagai penutup saat minum jamu. Duuuh ini paling bikin kangen.
Bikin sendiri? Err… sesekali saat lagi rajin, bolehlah buat sendiri. Tapi, saat deadline menumpuk, pendampingan sekolah anak menanti, tugas menyiapkan materi ajar juga hadir, belum lagi urusan rumah tangga yang tiada henti, tak sempatlah buat sendiri. Rasanya ingin ku menangiiiiiiis….
Intinya gak bakalan sempat deh.
Dan Voilaaa! Beruntung ada herbadrink, minuman alami yang tinggal seduh. Bukan sekedar buat diseduh saja, herbadrink ini sangat cocok dikombinasikan dengan berbagai menu, baik sebagai penambah rasa dalam berbagai racikan minuman tapi juga untuk berbagai penganan yang menyegarkan. Dinikmati panas atau dingin, sama nikmatnya.
Herbadrink punya banyak varian rasa. Ada Sari Jahe, Sari Temulawak, Lidah Buaya, Chrysanthemum, Kunyit Asam, Beras Kencur, Kunyit Asam Sirih Plus Madu, Kopi Ginseng dan Wedang Uwuh. Masing-masing mempunyai rasa yang khas dan tentunya berkhasiat.
Sejak mengenal herbadrink, kami selalu menyediakan ini di rumah. Bahkan herbadrink masuk dalam daftar belanja rutin bulanan kami. Hampir semua variannya pernah kami coba dan semuanya suka. Favorit saya adalah Sari Jahe dan Kunyit Asem. Favorit suami Sari Temulawak dan Wedang Uwuh. Kalau Prema, jangan ditanya lagi deh pastinya beras kencur. Karena sedang mengurangi konsumsi gula, saya biasanya menyediakan varian “sugar free”. Rasanya tetap enak dan segar kok dan pastinya lebih sehat dengan kebaikan alami. Di bawah ini saya mau cerita sedikit ya tentang beberapa varian favorit keluarga kami.
Herbadrink Sari Jahe Sugar Free
Indonesia punya beragam minuman sari jahe dengan segala macam teknik olahan. Sebut saja Sarabba yang dikenal di Makassar dan Kendari, Wedang Jahe dan Sekoteng di daerah Jawa, dan aneka minuman jahe lainnya. Bisa jadi terinspirasi dari resep minuman tradisional ini, Herbadrink Sari Jahe dibuat. Istimewanya, yang ini sugar free. Mengandung sukralosa yaitu pemanis buatan tanpa kalori dan tidak memiliki efek pada metabolisme karbohidrat, kontrol glukosa darah baik angka pendek maupun jangka panjang.
Tenang saja, penggunaan sukralosa telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman dikonsumsi. Saat diseduh, aroma jahenya wangi sekali. Meminumnya dapat memberikan hangat dan rasa efek relaksasi yang dapat meredakan masuk angin, kembung dan mengurangi mual.
Jahe sejak dulu dikenal memiliki banyak khasiat. Bersifat antikoagulan (anti penggumpalan darah) sehingga dapat mencegah tersumbatnya pembuluh darah. Minyak atsiri yang dihasilkan dari jahe berguna untuk mengeluarkan gas usus sehingga dapat membantu fungsi jantung, menurunkan tekanan darah dan membersihkan tubuh melalui keringat yang dikeluarkan saat mengkonsumsinya.
Herbadrink Wedang Uwuh
Tak perlu jauh-jauh ke Yogyakarta untuk menikmati wedang uwuh, kota asal olahan minuman ini. Apalagi coba-coba bikin sendiri. Racikannya terdiri dari beragam bahan seperti jahe, kayu secang, kulit kayu manis, biji pala, minyak sereh dan minyak cengkeh. Belum tentu punya khan kita semua itu. Jadi udah paling pas deh ngobatin kangen dan menikmati khasiat wedang uwuh dari herbadrink aja. Tubuh jadi hangat dan rileks, masuk angin kabur, perut kembung dan mual juga hilang. Bisa diseduh langsung atau dikombinasikan dengan racikan bahan lain juga.
Herbadrink Kunyit Asam Sirih plus Madu
Herbadrink yang satu ini andalan saya banget deh, terutama saat datang bulan. Saya paling suka minumnya dicampur dengan es kelapa muda. Wah, jangan ditanya deh segernya. Rasa pengen nambah. Menstruasi jadi lancar dan saya jadi tetap bisa aktif beraktivitas seperti biasa. Tetap lancar melaksanakan tugas negara sebagai istri, ibu, guru dan blogger. Gak ada lagi cerita meringkuk kesakitan menahan nyeri datang bulan.
Herbadrink Sari Temulawak
Nah, kalau varian yang satu ini favoritnya suami. Tetap dengan pilihan sugar free agar gula darahnya tetap terjaga. Bermanfaat untuk menjaga fungsi hati, meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki fungsi pencernaan. Apalagi di kondisi pandemi seperti ini, daya tahan tubuh wajib banget dijaga dengan baik. Banyak bekerja di depan laptop, lebih banyak duduk, kurang bergerak aktif menyebabkan badan menjadi pegal-pegal. Temulawak membantu mengembalikan kondisi tubuh yang kelelahan setelah bekerja seharian.
Rumah Sebagai Taman Bermain, Tempat Wisata dan Liburan Bersama Keluarga
Namanya 24 jam penuh bersama keluarga, pasti ada kalanya bosan melanda. Apalagi kala tugas-tugas menumpuk, suntuk pasti ada. Kalau dulu, ini jadi pertanda bahwa kami butuh refreshing. Liburan. Jauh ataupun dekat, yang pasti butuh suasana baru agar menjadi segar kembali. Semacam charge energy gitu deh.
Tapi, saat ini itu gak bisa kita lakukan. Maka pilihannya adalah menjadikan rumah sebagai tempat wisata terbaik. Bermain bersama, beraktivitas bersama. Sekedar menikmati hujan, bermain bola atau menonton film. Selama pandemi ini kami menikmati sekali nonton bareng beberapa film bertema keluarga dan pendidikan, antara lain Denias, Merah Putih, Keluarga Cemara, Laskar Pelangi dan lain-lain.
Rumah sebagai Tempat Bercocok Tanam
Adakah yang rajin bercocok tanam selama masa pandemi ini? Ya, kegiatan yang satu ini menjadi favorit sebagian besar orang untuk mengisi waktu luang selama di rumah. Saya yang memang sejak dulu senang merawat bunga jadi makin semangat deh. Tukar-tukaran koleksi dengan teman dan tetangga, membeli beberapa bibit favorit, menata kembali bunga-bunga di halaman.
Nambah kesibukan dong jadinya?
Errr… iya sih. Tapi saya menikmatinya. Bercocok tanam itu refreshing lho. Melihat tanaman tumbuh dan berkembang adalah hiburan tersendiri yang bikin hati dan pikiran terasa ringan. Suntuknya hilang deh kalau udah ketemu tanaman. Apalagi saat melihat semua tumbuh subur dan sehat. Senang banget pastinya.
Sehat Bahagia dan Tetap Aktif di Masa Pandemi
Pandemi ini mengajarkan kita banyak hal. Melatih kesabaran dan pengendalian diri. Membuat kita belajar untuk saling peduli. Aktivitas di luar sana boleh saja tertunda atau bahkan terhenti, namun kegiatan dari rumah juga tak kalah sibuknya. Aktif, aktif dan aktif. Ketika rumah bisa menjadi tempat yang nyaman untuk semua aktivitas itu, di sanalah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Tak ada alasan untuk malas bergerak. Menjadi kaum rebahan memang pilihan, tapi bukanlah lebih baik kalau kita menjadi lebih produktif. Dengan begitu, tak ada waktu untuk meratapi keadaan. Apalagi sekedar menyesali rencana traveling yang batal misalnya. Tidak, tak ada ruang untuk mengeluh.
Seluruh dunia mengalami pandemi yang sama. Kita tak sendiri. Tahun 2020 rasanya berlalu begitu cepat dan kita tak mungkin kembali ke awal tahun lalu berpura-pura pandemi ini tak ada. Pilihannya beradaptasi dan tetap aktif berkegiatan dengan memperhatikan protokol kesehatan atau mengeluhkan keadaan lantas menjadi kaum rebahan. Kitalah yang menentukan.
Tak perlu memaksakan kehendak
Kala jaman terus beranjak
Tak perlu memutar waktu
Hanya untuk melabuhkan rindu
Karena kenangan akan selalu hadir
Hingga sampai ke titik nadir
Mari nikmati yang ada
Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur
Bersyukurlah yang membuat kita bahagia
Salam
Arni
meskipun dari awal tahun kita sudah dihadapkan dengan kondisi pandemi kayak sekarang, memang nggak baik larut dalam kesedihan terus
bahkan keadaan kayak gini ada yang mempunyai waktu luang lebih banyak di rumah, jadi bisa dimanfaatkan juga buat kegiatan lain yang menyenangkan, misal mulai bisnis kue online, mayan juga
Betul mbak
Berlarut-larut dalam.sedih dan kecew justru membuat imun kita jadi turun. Mending dinikmati aja dan beradaptasi ya
Wah. Saya juga mau coba beli herbadrink. Setauku belinya mudah di toko online banyak. Oya, ini serius nanya mabk…herbadrink dusannya dijual di apotek gak ya? Mau beli yg wedang jahe, kunyit asam dll.
Thanks ya…
Kalau di sini sih ada di Alfamart dan sejenisnya mas. Tapi lagi pandemi gini sepertinya lebih praktis beli online deh. Lebih lengkap pula pilihannya
Wuih, orang Kendari ya, Mbak? Saya dua tahun tinggal di Kendari, sekarang tinggal di Bombana. Yah, kalau ada urusan di Kendari, ya, tinggal menempuh perjalanan saja sekitar 3-4 jam.
Wedang uwuh bikin kangen sama Jogja, Mbak. Meskipun namanya “minuman sampah”, tetapi hangatnya itu lho! Berkhasiat dan menyehatkan. Hem, mantap deh.
Wah apakah kita anak yang tertukar? Hahaha
Tugas di Bombana ya masnya? Udah menikmati sate pokea dong ya hehe
Ayo mas konsumsi herbadrink biar badannya tetap sehat dan bugar
Banyak hal-hal baru ya yg kita pelajari dampak dari pandemi ya mba Arni. Yang pasti dengan lebih banyak di rumah, segalanya malah dilakukan bersama. Dulu kan pergi-pulang, sibuk masing-masing.
Asik banget bisa Yoga bareng tuh…Aku paling jalan pagi atau sepedahan aja sih…
Iya mbak
Pandemi mengajarkan kita banyak hal
Daripada terus mengeluh, lebih baik lihat sisi positifnya
Siapa bilang dimasa pandemi berdiam dirumah membosankan ya mba,karena kalau kita kreatif banyak cara yang bisa dilakukan supaya tetap happy.
Misalnya berkeliling sekitaran rumah dipagi hari,atau bisa juga berkebun kalau selama ini sibuk dengan aktifitas diluar rumah.
Dan pastinya supaya tubuh tetap bugar selalu stock minuman herbal seperti Herbadrink ini.
Betul. Sesekali bosan pasti datang. Tapi memang harus pintar-pintar menyiasati deh. Toh kita gak sendiri kayak gini
Benar sekali kak, bahagia itu kita yang meciptakan ya sehingga imunitas di dalam tubuh gak cepat drop, apalagi masa pandemi gini, lebih baik
lakukan kegiatan yang positif tanpa harus mengeluh ya, selalu bersyukur.
Yes kakaaak
Makin banyak kegiatan positif pastinya bikin kita makin semangat ya
Saya juga suka konsumsi Herbadrink mba, saya palibg suka yg kunyit
Sama ya selera kita mbak. Aku juga paling suka yang kunyit nih
Memang lebih baik di rumah saja. Manfaatkan rumah sebagai tempat terbaik untuk menghabiskan waktu. Bikin proyek craft atau bermain kreatif, membuat anak tidak bosan
Iya mbak. Kalau ada kegiatan, bosan pasti menghilang ya
Mantqb nih,qku jqdi terhibur kak bacanya,ternyata segitu banyaknya yang bisa dilakukan di rumah yah,tergantung kreativitas kita. Bener nih,jadi semangat menyambut bulan Desember.
Aaaa iya kakak. Tak terasa udah Desember aja ya. Duh udah akhir tahun. Semoga tahun depan pandemi sudah usai ya
Kayaknya saya pernah minum nih herbadrink, tapi lupa dimana, kalau gak salah sih belinya di bibi jamu gitu yang rasanya sari temulawak.. hehe
Coba deh beli lagi, biar ingat kembali rasanya
Tapi kalau ketagihan aku gak tanggung jawab ya hahaha
aku lihat kunyit asamnya jadi ngiler, kayaknya seger banget ya mbaa. manfaat juga untuk tubuh. hihi, asli jadi pengin. cobain aahh
Cobain deh kak. Beneran seger banget. Palagi diminum dingin. Mantab jiwa
Saya paling suka herbadrink kunyit asem mbak, pernah dikasi sama temanku. Rasanya segar dan bikin nagih.
Oh yah, kita sama tuh selama pandemi berburu tanaman hias, padahal sebelumnya saya kurang tertarik berlama-lama urusi tanaman. hahaha
Betul mbak. Rasanya segar dan bikin nagih. Jadi rutin aku nih minum kunyit asem pakai kelapa muda. Perpaduan yang pas
Kayaknya aku tersadar banget baca ini. Selama pandemi mengeluh karena di rumah terus, padahal tanpa sadar, rumah akhirnya membuktikan sebagai tempat terbaik untuk berbagai hal. Memang kudu ambil sisi positif dari semua musibah ya mbak. Kalau soal Herbadrink, di rumah memang suka hahaha, cocok buat lidah doyan jamu
Karena semua peristiwa pasti punya dua sisi
Daripada sibuk mengeluh, mari lihat sisi baiknya
Btw samaan nih, lidah ndeso, doyan jamuuu haha
Bener banget mba, sejak pandemi rumah memang jadi segalanya ya. Belajar, ibadah dan semuanya ngeruntel jadi 1 di rumah. Home sweet home
Ngeruntel bahagiaaaaa
wah asiknya yoga bareng yaa.. aku biasanya workout aja sih mba cuma workout sendirian wahahah suamiku sukanya olahraga lain, badminton biasanya
Sesekali kami juga main badminton kok. Tapi lapangan deket rumah selalu ramai, sementara kita khan menghindari kerumunan, jadi ya olga paling aman di rumah klo gak senam ya yoga
Aku bacanya menikmati banget mb, nularin senyum banget baca artikel mba ini, seruu banget yaa mb kegiatannya meski di rumah memang itu menjadi tempat ternyaman banget. Bisa aktif dan tetap sehat meski pandemi.
Rumah tempat paling nyaman untuk menumbuhkan cinta bersama keluarga
Duh aku ngiler lihat sup jagungnya. Herba drink ini bisa utk menjaga kesehatan juga ya.
Sup jagung menu paling praktis dan kesukaan kami sekeluarga mbak
Herbadrink bagus buat jaga kondisi tubuh, khan mengandung kebaikan alami
Emang pandemi mengharuskan kita utk minum minuman yang bisa neningkatkan viralitas tubuh ya mba salah satunya ya herbadrink ini
Iya kak. Herbadrink teman terbaik untuk jaga kondisi tubuh
Biasanya herbadrink diminum langsung, belum pernah nyoba di campur dengan bahan lainnya. Tapi liat bubur kacang hijau yang dicampur herbadrink Sari jahe jadi pengen nyobain juga. Bisa dapat lezatnya juga dapat manfaatnya
Haha sesekali dibikin variasi menunya mbak
Seru lho
Herbadrink mesti sedia selalu ya mbak, apalagi selama pandemi gini, udah gitu cuaca juga kurang bersahabat, mesti pinter2 kita jaga kesehatan
Iya nih. Akhir-akhir ini cuacanya berubah dengan cepat. Hujan tiba-tiba, angin kencang dll. Makanya harus jaga kondisi tubuh banget deh
Banyak juga ya ternyata varian Herbadrink ini ya Mba, saya tahunya cuma yang Sari Jahe, dan Temulawak saja. Dan saya jadi penasaran varian yang lain, next klo belanja lagi, mau beli Herbadrink yang varian lain pengen nyobain rasa dan khasiatnya bagi tubuh.
Banyak mas. Jadi bisa disesuaikan dengan selera
Biar gak bosan satu rasa yang itu-itu aja
Wah aku belum coba nih kak arni herbadrink varian rasa sari jahe ini. Cocok banget ini pas Jakarta lagi masuk penghujan. Makasih infonya kak Arni.
Nah cocoooook. Diminum malam-malam, usai aktivitas seharian. Pas cuaca lagi dingin. Dijamin besok paginya bangun lebih segar
Ada hal positif yg bisa kita petik dari pandemi sekarang ini. Di masa sebelumnya, rumah seringkali hanya menjadi tempat istirahat belaka. Kini kita ‘dipaksa’ lebih banyak berada di rumah dan menjadikan rumah sebagai pusat aktivitas bersama keluarga kita
Betuuuul. Mungkin buat sebagian orang, selama ini hanya pulang ke rumah buat istirahat dan tidur malam hari. Seharian sibuk di luar rumah. Sekarang kita diajak untuk menikmati rumah yang sesuangguhnya, merasakan kehangat keluarga
Jadi lebih banyak aktifitas bareng keluarga jadinya yaa mba, memperkuat bonding juga tuh ya kan, olahraga bareng, gardening, ibadah bareng, plus saling jaga kesehatan keluarga dengan rajin minum herba drink kaya gini
Iya mbak. Aktivitas bersama ini bikin kita lebih memahami satu sama lain
aku tertarik cobain herbadrink yg dicampur ama kelapa muda…keliatannya seger bgt aplg diminum disaat cuaca yg hot bgt
Enak lho kak
Ayo cobain. Kalau ketagihan, lanjut ajaaa haha
Seneng banget baca tulisannya. Memang sih, ada hikmah dibalik semua kejadian. Selama pandemi ini, aku & suami lebih ngerasa rumah itu tempat kita bisa ngapain aja, lebih ngerasa intim. Kalau dulu, biaa dibilang rumah cuma sebagau tempat istirahat aja, karena kebanyak aktifitas di luar rumah.
Oya, herbadrink kunyit asem favorit aku itu,, ❤
Iya lho kak
Aku juga ngerasain yang sama
Jadi menikmati saat-saat kebersamaan ini
Malah kalau suami dapat giliran WFO jadi serasa ada yang kurang di rumah hahaha
Alhamdulillah Selama pandemi di rumah aja. Tetap aman dan bahagia. Hehe
Kami olahraga bareng saat pandemi, hanya bertahan 2 bulanan doang kak. AHahahha. Etapi meski gitu, anak kalo pas sepi masih sepedaan sih. Dan aku kadang masih senam SKJ 88 (yg cepet aja hahahha)
meski masih di masa pandemi harus tetep aktif dan berkreasi