Semilir angin dari lembah dan sawah menyambut kedatangan kami pagi itu. Ya, hari memang masih pagi, baru sekitar pukul 9.30 saat kami tiba di Bhumi Cantigi. Sengaja berangkat pagi-pagi dari Bogor, selain menghindari penyekatan jalur karena masih dalam rangka libur lebaran, kami juga memang ingin berlibur lebih panjang dan lama. Makin pagi tibanya, makin pagi tenda berdiri, makin pagi juga bersantai menikmati akhir pekan.
“Mau di bawah aja. Lebih luas,” kata Prema saat kami diminta memilih lokasi camping. Keinginannya langsung kami setujui. Fyi, kami datang 3 keluarga. Semuanya lagi sakau berat pengen camping saking lamanya si tenda ngumpet aja dalam lemari. Sejak pandemi kami memang tak pernah camping lagi. Ini yang pertamakalinya.
Yup. Karena datang pagi-pagi, kami jadi pengunjung pertama sehingga bebas memilih lokasi camp yang diinginkan. Ou, Bhumi Cantigi ini terdiri dari beberapa blok yang disiapkan sebagai camping ground. Lokasi blok satu dengan lainnya terpisah-pisah sehingga setiap kelompok/rombongan tidak akan tercampur dengan kelompok lainnya. Selain itu, di masa pandemi seperti ini pengelola juga membatasi jumlah pengunjung yang datang setiap minggunya.
Bergegas kami turun ke blok yang paling bawah. Sayup-sayup debur air terdengar. Wah, saat menoleh ke lembah di sisi kanan kami, ada sungai dengan batu-batu besar dan arus yang cukup deras tepat di bawah sana. Ternyata ini adalah aliran Sungai Ciherang. Waaaa….. rasanya tak sabar langsung pengen nyebur. Sabar buuk!
Camping Mewah Nan Istimewa
Weits.. ntar dulu. Jangan berpikir ini glamping ya. Ndak kok, justru ini camping murah meriah tapi tetap seru dan berkesan dengan suasana yang asyik banget dan berkelas. Lokasinya bagus, bersih, sanitasi terawat dan pastinya panorama yang memanjakan mata dan hati. Tepat di depan lokasi kami mendirikan tenda, terhampar beberapa petak sawah yang bikin mata jadi adem. Berkali-kali camping di lokasi berbeda, baru kali ini kami camping tepat di samping sawah. Mewah. Mepet Sawah.
Bayangkan! Bangun pagi, buka tenda, langsung disambut view ijo royo-royo dari sawah yang berkolaborasi dengan angin dingin sepoi-sepoi. Ah, secangkir teh hangat sangat cocok dinikmati di sini. Apalagi menikmatinya bareng keluarga tercinta dan teman-teman sehati. Makin lengkap to. Aish, tenda belum berdiri saja saya sudah bayangin suasana bangun paginya hehehe.
Gegas kami mendirikan tenda. Lucunya tenda kami ini sama persis lho. Padahal belinya gak barengan dan gak janjian sama sekali. Tenda keluarga saya yang paling sepuh deh, udah berkali-kali menemani camping kami. Mendirikan tenda itu salah satu bagian seru saat camping deh. Apalagi setelah lama off, kayak baru belajar. Lupa-lupa ingat urutannya. Tapi tenda jaman now mah praktis, semua tinggal pasang. Beda dengan tenda jaman dulu. Saya ingat waktu ikut Pramuka jaman sekolah, saat akan berkemah kami menyiapkan tongkat, tali dan memotong-motong kayu untuk patok. Masangnya juga butuh keahlian agar tenda kuat dan seimbang. Sekarang, semua serba dimudahkan.
Tenda sudah berdiri. Setelah memasukkan barang-barang, kami membongkar perbekalan. Saatnya makaaan. Ahay, lambung tengah memang sudah protes sejak tadi. Sungguh ya, makan rame-rame saat begini rasanya nikmat sekali. Blok yang kami pilih cukup luas, bisa muat sekitar 5 – 6 tenda sepertinya. Karena kami hanya bertiga, tersisa halaman yang cukup untuk bersantai. Tepat di sebelah kanan tenda saya ada kolam kecil dengan air terjun mini, jadi saat masuk tenda, gemericik air terdengar cukup jelas bagai nyanyian alam. Di salah satu sudut, tepat di tepian tebing ada batu-batu besar yang ditempatkan seperti kursi dengan meja batu di tengahnya. Cocok untuk bersantai menikmati pemandangan lembah dan sungai di bawah sana.
Tenda udah rapi. Makan udah kelar. Saatnya bersantai. Sebenarnya kami ingin trekking, menurut info tak jauh dari lokasi perkemahan ada air terjun. Tapi anak-anak sudah tak sabar ingin main di sungai, suara airnya seperti memanggil-manggil untuk turun. Akhirnya main air deh kami tuh, siang-siang gaes. Tapi adem kok di sungai. Sekelilingnya dipenuhi pohon-pohon besar yang membuatnya teduh. Selain itu airnya sangat dingin. Gak terasa deh kalau itu tengah hari.
Main air itu memang bikin lupa waktu. Naik sebentar buat istirahat, nyanyi-nyanyi santai diiringi gitar Ayah, ngemil manja, makan lagi, sorenya kembali nyebur ke air. Trekking? Batal tentu saja. Besok pagi aja. Sudah keasyikan main air di sungai. Batu-batu sungai yang besar, airnya yang jernih, arusnya yang deras semua menarik untuk dinikmati. Ada sebuah batu yang bentuknya unik sehingga bisa dijadikan perosotan alami. Jangan tanya berapa kali kami meluncur di batu ini. Benar-benar hari yang seru dan menyenangkan.
Api Unggun Penerang Malam Pemberi Kehangatan
Camping tanpa api unggun? Wah apa asyiknya! Awalnya kami sudah sempat patah hati. Tepat usai makan malam, gerimis mulai turun. Kami semua masuk ke tenda masing-masing sembari berharap hujan akan segera berhenti. Tak dinyana, bukannya berhenti, hujan malah makin deras. Saking derasnya, sempat terasa rembes ke dalam tenda. Di tengah hujan deras, kami memasang fly sheet. Ah, ini memang agak cerobooh, terlalu percaya diri hujan hanya gerimis hingga gak mengantisipasi keadaan ini. Jadilah malam-malam, hujan deras, penerangan terbatas, basah-basahan masang pelindung.
Koplaknya, begitu kelar pasang fly sheet hujannya berhenti dong. Hahaha
Tapi ini jadi kabar baik. Karena itu artinya kami bisa mulai barbeque dan menghangatkan diri dengan api unggun. Yeaay! Akhirnya…
Bakar sosis dan segala bakso-baksoan, menyalakan api unggun, nyanyi-nyanyi manja, minum teh anget. Wuaa perfecto. Apakah kami hafal banyak lagu? Oh, tentu tidak. Meski hanya na na na na doang tetep aja seru dan menyenangkan. Pokoknya lanjut sampai ngantuk.
Pagi Datang, Yoga Yuk!
Hujan semalam menyisakan dingin yang menggigit hingga ke tulang. Padahal udah pakai jacket. Awalnya sih saat malam kami sempat gaya-gayaan bilang gak begitu dingin, sepertinya karena kami duduk dekat api unggun. Saat jelang subuh, huaa dinginnya mulai gak asik. Sleeping bag yang tadinya jadi bantal akhirnya dimanfaatkan sesuai fungsinya. Auto jadi kepompong deh semua. Saat bangun di pagi hari, niat cuci muka dan gosok gigi, airnya sedingin es. Rasanya baru nyentuh air saja jari-jari udah membeku. Biar gak terus terusan kedinginan, mari gerakkan badan. Yoga yuk!
Kapan lagi yoga di tepi sawah di depan tenda. Bener-bener camping yang mewah.
Lumayan banget lho, kami menuntaskan yoga dari pemanasan sampai pendinginan. Satu set Surya namaskar, satu set candra namaskar dan beberapa poses yoga. Horeeee dinginnya kabur jauh-jauh deh.
Lalu bagaimana dengan trekking?
Oops lagi-lagi batal dong. Setelah yoga, lanjut sarapan ealah anak-anak malah minta nyebur sungai lagi. Trekking juga ke air terjun doang, ujung-ujungnya main air. Jadi daripada jauh-jauh, mereka milih nyebur sungai saja. Ambyar deh. Mungkin ini pertanda bahwa suatu hari kami harus balik lagi dan meluangkan waktu untuk trekking ke air terjun.
Main air itu emang gak ada bosannya. Prema, kak Putu, kak Kadek benar-benar main air sepuasnya deh hari itu. Hiburan istimewa dan sangat langka. Ya iyalah, secara sungai-sungai di sekitar rumah kami ada yang airnya jernih kayak gini. Makanya kesempatan ini tak boleh disia-siakan.
Sementara anak-anak main air, mendung tampak menggelayut tebal siap menumpahkan isinya. Buru-buru kami membongkar tenda, merapikan barang-barang dan menitipkannya di saung pengelola. Lho kok dititipkan? Ya, karena kami semua akan bergabung dengan anak-anak di sungai. Yang gede gak mau kalah. Haha
Maen teroooos. Puas main, lalu mandi, makan siang, baru deh sayonara.
Tentang Bhumi Cantigi
Berawal dari kejenuhan di rumah aja selama pandemi kami akhirnya berpikir untuk berlibur tapi tetap tak ingin ke tempat ramai dan bertemu dengan banyak orang. Bagaimanapun, protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
Tepat seminggu sebelumnya, seorang kawan posting acara camping keluarganya di daerah Cidahu. Saya kepo dong, secara kami juga udah lama pengen camping lagi. Browsing-browsing, saya dipertemukan dengan Bhumi Cantigi. Jodoh yang indah.
Bhumi Cantigi berada di ketinggian 1200 mdpl, terletak di Jl. Cibojong, Cidahu, Sukabumi Regency, Jawa Barat. Berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tadinya saya pikir temen saya camping di sini juga, ternyata bukan. Di Cidahu memang ada beberapa pilihan lokasi camping ground. Udah kadung suka sejak pertamakali lihat foto dan beberapa review Bhumi Cantigi, saya lalu menghubungi kontak yang tertera dan terhubung dengan Uncle Ben, ownernya.
Tanya ini itu, minta list harga, diskusi dengan teman-teman, kami memilih paket sewa lahan saja mengingat kami memang sudah punya peralatan camping sendiri. Buat teman-teman yang tidak punya tenda dan peralatan lainnya, tetap bisa camping lho. Di Bhumi Cantigi tersedia banyak pilihan paket termasuk yang tinggal datang bawa badan dan baju ganti aja. Tenda sampai makan-makan dari sekedar cemilan, barbeque hingga makan berat 3 kali sehari juga tersedia. Asyik deh pokoknya. Tinggal pilih mau yang mana. Harganya? Ya tentu beda-beda lah tiap paket. Silakan langsung kontak Uncle Ben aja ya.
Perkemahan Bhumi Cantigi mengusung konsep Wellness Camp. Camping sehat dan nyaman, bebas dari polusi. Beberapa kali camping, lokasi parkir kendaraan dan camping ground cukup dekat. Mau perlu apa-apa tinggal ambil ke mobil. Haha manja sekali ya. Nah, di Bhumi Cantigi, area parkir agak jauh nih. Sekitar 200 meter dari lokasi perkemahan. Jalan datarkah? Tidak semudah itu Marimar! Turunnya sih enak, pulangnya lumayaaan. Tapi gak sampai bikin lu manyun kok. Khan habis happy-happy. Jadi atur barang bawaan seringkes mungkin ya, biar gak perlu bolak balik hehe.
Seperti yang saya tulis di awal, camping ground di Bhumi Cantigi terdiri atas beberapa blok yang memisahkan setiap rombongan yang datang. Dalam kondisi pandemi seperti ini, konsep pemisahan blok sangat cocok ya. Jadi pengunjung tidak berbaur amburadul. Masing-masing tetap menjaga jarak. Selain itu memang jumlah pengunjung juga dibatasi setiap minggunya, agar tidak terlalu ramai.
Sanitasinya bersih dan rapi. Ada beberapa kamar mandi yang di dalamnya tertata dengan baik. Air bersih, rak sabun bahkan shower. Hiyaaa… baru pertama kali kami camping trus mandinya pakai shower. Serasa di rumah dah. Errr… klo glamping sih gak heran. Tapi ini khan bukan glamping. Asyik lah pokoknya.
Viewnya gak usah saya ceritakan lagi deh. Lihat aja foto-foto yang saya sertakan. Intinya, kami menikmati camping di sini. Prema bahkan minta balik lagi. Katanya untuk camping berikutnya gak mau cari lokasi baru, Bhumi Cantigi aja. Puas main air dia haha.
Emaknya juga mau sih. Apalagi klo ditemenin Oppa Lee Je-Hoon yang ikutan camping di tepi sawah kayak gini. Eits! Dilarang protes. Sekali-sekali emak halu boleh yaaaa. Tenang aja, Ayah tetap di hati kok.
Teman-teman ada rencana camping juga? Cerita yuk
Salam
Arni
Itu Lee Jee-Hoon gimana ceritanya bisa nangkring di Bhumi Cantigi? 😀
Wakakaka, seruuu deh, kalo panorama indahhh, bisa main air sepuasnyaaa
daku mupeng sangaaattt mb Arniii 😀
Hahaha bisalaaaaah
Khan aku campingnya naik taxi mewah
Yang nyetirin Oppa LJH 🤣🤣
Wuih adem ya dan rasanya segar lihat sungai yang jernih dan banyak pepohonan. Jadi ingin pandemi segera berakhir dan main-main ke tempat keren seperti ini. Salam hangat🙂
Mba Arni, maaf out of topic. Bogor itu penyekatan jalurnya sebelah mana mba? Aku harusnya staycation hari ini di Bogor (Sabtu&Minggu), tapi suami mendadak cancel hotel kami karena lihat video Bima Arya ngumumin angka Covid tertinggi di Bogor sepanjang pandemi. Duh aduh jiper duluan, meski cuma mau staycation tok.
Bhumi Cantigi ini di Sukabumi ya mba. Aduh aduh, masih alami banget sekelilingnya. Camping Mepet Sawah ya jelas namanya Camping Mewah. Wkwkwk. Ada-ada aja ini Mba Arni bikin istilah.
Aku iriiii lihat foto-foto kalian di sungai. Heuheuheu.
Biasanya pas keluar pintu tol mbak
Tapi gak tau deh klo sekarang. Ini yang aku alami pas libur lebaran kemaren
Hihi khan beneran mewah jadinya to karena mepet sawah. Apalagi campingnya ditemenin pak Kim Do-Ki
Makin mewah lagi to 🤭🤭
Aku salut sama Mba Arni udah membiasakan anak dari kecil mengenal alam. Aku aja yang background lingkungan, gak bisa sering-sering kayak gini. Keren Dedek Datta. Datta ini anak Mba Arni, ponakan, atau anak teman ini?
Datta ini anak temen aku
Dulu kami memang biasa camping bareng sejak mereka belum punya anak. Sekarang udah ada Datta ya diajak camping juga jadinya
Yah, jadi keinget janji suami dari zaman baheula mau ngajakin camping anak istrinya. Dah ngayal-ngayal lah dia gini gitu. Eh… sampai sekarang nggak kunjung terwujud. Mupeng deh jadinya selama aku baca blogpostmu ini Mbak…
Ayo ditagih janjinya mbak
Ntar keburu lumutan gak ditunaikan hehe
Seru lho camping itu
Mungkin kalo berdua aja suami mau tuh mba. Kayak suamiku, karena ada anak-anak malah dia gak mau camping. Alasan anak masih kecil lah, apa lah, banyak insecurenya. Wkwkwk.
Kalau lokasi campingnya dikelola profesional gini, aman kok bawa anak kecil
Samapi pindah ke Lamongan, belum keturutan berkemah di alam bebas. Padahal waktu itu sempat janjian ma teman yang sudah biasa camping. Di Cobodas asyik juga katanya, Mbak Arni. Cidahu memang udah populer juga sih, banyak camping ground yang cakep. Kalau istriku lihat, bakalan mupeng dia karena dah bete banget di rumah terus, hehe. Lihat air pegunungan segar rasanya maknyes, trus tidur di alam terbuka itu kemewahan saat ini. Makasih ya Mbak Arni udah kasih hiburan dengan tulisan ini.
Wah asyik banget bisa camping bareng keluarga ke Bhumi Cantigi. Apalagi datang pagi hari bisa bebas memilih area favorit. Itu mungkin kalo tendanya bisa ngomong, pasti akan teriak-teriak di dalam lemari, hahahaha…. having fun number one.
Pemandangannya masih asri dan segar sekali. Dikelilingi persawahan dan dekat air terjun. Asli seru banget. Saya juga udah lama banget nggak traveling ke alam seperti ini. Makasih artikel kerennya, jadi termotivasi untuk traveling nih.
Aduh, saya kira tadi beneran camping “mewah”, jadi penasaran semewah apa campingnya, ternyata “mepet sawah” kiranya. Memang kalau camping enaknya gak mewah-mewahan, justru lebih baik kalau lebih menyatu dengan alam kali ya
Baca judulnya sedikit kaget, kok ada Cantigi, tapi pegunungan. Ternyata ini di Cidahu Sukabumi, tepat berada di kaki gunung Salak.
Kalau di tempat saya, Cantigi itu nama daerah di pesisir banget. Wilayahnya bakau dan empang.
Wah seru ya camping sekeluarga ada api unggunnya pula. Nama tempatnya Bhumi Cantigi di Bogor ya Mbak, noted. Mana tau ada rezeki n langkah bs ke sana juga ama keluarga. Hmm, udah mirip campingnya Lee Je-Hoon yaa hehe
Wisata alam memang selalu punya daya tarik tersendiri di kak. Apalagi untuk anak-anak. Mereka bisa bermain sepuasnya. Pantas Prema ketagihan. Hehehe
Seru sekali lihat foto-foto ta. Apalagi lihat hijaunya sawah… Mupeng euuyy….Di sini kalau mau liat sawah, masih mo jauh…. Harus pi ke Bau2 lewat Ngkari-ngkari baru dapat.
Ya ampuun mbaakk…bikin ngiri aja deh bisa camping mewah bareng oppa. Nggak woro-woro juga lagi…eh ngapain juga ya woro-woro ntar sekampung ikut semua hehehe
ah sangat rindu camping ataupun glamping bareng keluarga dan teman-teman merasakan indahnya alam, segarnya udara dan segala keindahan di dalamnya
Aish kemping zaman now nggak perlu ribet ya diriin tenda hahaha….aku baca ini kok tenda kamu serasa rumah ya dengan kolam renangnya yang asri hahaha..enjoy!
Eh loh… Bhumi Cantigi ini kupikir di BALI!
Ternyataaaa… masih sepelemparan kolor dari Jabodetabek doang ya Arni.
Mau bangeeet camping kek gini, jiwa pramuka dan pecinta alamku meronta ronta!
apa daya suami agak agak anak rumahan hihihi..
Belom apa apa dia udah males mikirin masang tenda, dan…masalah kamar mandi! Yup!
Tapi semoga kalo liat toilet dan sanitasi – dilengkapin shower juga dibujukin dia mau kali yeee..
wah seru banget tuh mbak bisa kamping bareng keluarga. Aku kepengen juga main air di sungainya
Seru banget mbak bisa dapet tempat yang perfect gitu, udah viewnya kece trus deket sungai, anak2 q bakal seneng banget kalo camping disana
Wah ternyata saya mampir lagi ke postingan ini. Jadi bikin ngiler aja Mba, soalnya udah lama nggak traveling, meski dengan jarak yang dekat sekalipun. Pengen sih nyobain liburan, kebetulan saya lebih suka liburan ke pegunungan dan alam terbuka kayak gini.
Seru banget bagian main air di sungainya, huwaaa … trus lihat ada adik Datta berarti bisa bawa anak kecil yah ke sana.
Dari tadi aku mikir mandinya gimana, ganti bajunya gimana, eh ternyata ada deretan toilet. wakakak … enak dong yah!
btw, mau dong dijapri nomernya si Uncle Ben, sapa tau suamiku mau ku ajak camping. Butuh hiburaaaan!
Wah, asyik banget tempat campingnya, apalagi ada pilihan yg udah tersedia semua tinggal bawa badan aja hihi. Kalau yg full tersedia ini harganya berapa, kak?
Seru banget nich camping sekeluarga. Apalagi semua anggota keluarga menikmati campingnya
Camping ceria beneran ini, bisa untuk semua umur. Dapet suasana alam bebasnya dan dapat pula kenyamanannya, sampai anak-anak pun bisa menikmati kemahnya.
Aku belum kepikiran buat glamping kayak gini, pengennya sebatas pengen doang mbak, lumayan sensi sama udara dingin, ga tau kok padahal jaman kecil mah seneng banget klo berkemah
Beneran camping ternyata, saya kira glamping. Bagus nih konsepnya. Bisa camping dengan kondisi menyenangkan, lengkap, bersih dan alami tapi tidak merogoh kocek yang sedalam glamping.
Waktu camping, saat-saat memasang tenda adalah keseruan awalnya. Dari situ mulai mempelajari kekompakan semua anggota. Seruu.. seruuu… Selalu kangen dengan camping.
Jadi pengen camping juga, sesekali menikmati suasana alam barangkali bisa memberikan pelajaran yang sangat berharga
Waduh, dikira benar-benar mewah. Eh ternyata.. Seru banget pemandangannya. Apalagi bawa keluarga, makin berasa.
enaknya berpetualang seru apalagi camping ya. Hal yg dipikirkan saya untuk mengajak keluarga adalah sanitasinya, yang penting bersih dan airnya mengalir.
Gini gini nih yg aku suka. Back to nature. Camping cantik. Ada glamping juga. Semoga kelak saya bisa datang ksana yaaa
Seru banget mbak camping di Bhumi Cantigi ini ya mbak, apalagi pake acara main air sepuasnya. liatnya aja aku jadi refresh. kwkwkw… Bener-bener puas banget pasti rasanya kalau bisa kesana langsung.
Seru banget mbak camping di Bhumi Cantigi ini ya mbak, apalagi pake acara main air sepuasnya. Liatnya aja aku jadi refresh. kwkwkw… Bener-bener puas banget pasti rasanya kalau bisa kesana langsung. tapi kapan ya?
Senengnyaa bisa yoga bareng-bareng di alam terbuka gitu ya Mbak… pasti rasanya fresh banget trus meski udaranya dingin jadi berkurang ya rasa dinginnya.
Seru banget kak campingnya. Jadi ngiler lihatnya. Apalagi campingnya dekat sama sungai yg bening gitu… Jadi pengen ceburan… Jadi ingat camping di Curug Cigamea
Hihi… kalau istilah anak sekarang, itu hujan prank. Udah bikin repot malam-malam pasang fly sheet, eh begitu terpasang hujannya berhenti.
Asyik ya camping di tengah suasana sawah tapi sekitarnya bersih dan sanitasi juga bagus gini. Benar-benar fresh jiwa raga
Dinginnya Bumi Chantigi bisa diredam dengan hangatnya kebersamaan. Kayaknya di Kendari belum ada wisata seperti ini di Kak? Peluang besar ini bagi yang punya lahan luas dengan pemandangan cantik.
Wow seruu abis ya mbak camping disini… Suasananya beneran masih alami menyegarkan gitu ya. Kebayang pulang dari sini pasti suasana. Hati jadi rilexs banget kan
sudah lama sekali tidak camping di sawah seperti itu. rasanya segar sekali ya, kebanding harus liburan ke tempat ramai desak2an. lebih senang bisa camping privat gini, asri banegt y mbak/
suasananya sejuk sekali, sudah lama ndak camping lagi, huhu.. semoga lekas pandemi berlalu, biar bisa menjelajahi daerah baru
Jadi ingat dulu sewaktu masih SMA, pernah ada kegiatan camping waktu ekstra kulikuler pramuka.
Pastinya kalau lokasi camping sekeren ini, jadi makin seru ya. Apalagi kalau bareng keluarga atau sahabat.
Asyiknya bisa camping di tengah alam Bhumi Cantigi, Cidahu, pasang tenda, main air di sungai, menyalakan api unggun, wii seruu, ditemenin Oppa juga, hihi, si Mba bisa aja. Semoga kapan-kapan bisa ke sana juga aamiin
asyik nih camping,, seger banget liat sungai mengalir bikin pikiran jadi fresh
Mbaaak, baru baca ini, seru banget campingnya ya. Bisa mandi2 di sungai juga. Seruuu ih. Kangen suasana alam begini jadinya.