Family Road Trip, Serunya Bikin Nagih

Hamparan sawah, gunung menjulang, perbukitan hijau, kebun-kebun sayuran, kawasan pemukiman, hutan lindung, pinus-pinus cantik, lautan luas, debur ombak, nyanyian alam, panas, hujan, gelap, terang, langit biru, berawan hingga langit jingga menjadi teman setia perjalanan kami. Menjadi saksi setiap kisah yang tercipta dan kebersamaan yang menjadi rekam jejak kenangan di masa depan.

Yeaaaay… setelah tertunda selama dua tahun lebih karena pandemi, akhir tahun 2022 kami sekeluarga kembali melakukan perjalanan panjang via darat. Terakhir kali road trip itu akhir tahun 2018 – awal 2019. Selama pandemi sempat beberapa kali melakukan perjalanan ke luar kota, tapi semuanya dengan pesawat. Selain karena waktu libur yang tak cukup panjang, juga karena jadwal yang cukup padat. Nah, di akhir tahun 2022 kemarin kami kembali menempuh jalur Jawa – Bali dalam rangka liburan akhir tahun dan merayakan Galungan bersama keluarga besar di Bali.

Baca juga : Family Road Trip, Cara Asyik Membangun Romantisme Keluarga

Pertama kali road trip bertiga (Ayah, Ibu, Prema) di tahun 2015 saat Prema berusia 5 tahun. Sejak itu hampir tiap tahun kami mencoba perjalanan via darat ini ke kota-kota berbeda. Bali, Surabaya, Karanganyar, Bandung, Dieng, Lampung dll. Buat sebagian orang mungkin road trip akan terasa membosankan karena waktu tempuh yang lama. Kalau gak dibikin asyik, memang akan terasa panjang dan lama.  Makanya dinikmati saja, dijalani saja, dengan hati gembira. Niscaya sekali mencoba bakalan ketagihan untuk mengulangnya kembali.

Dibandingkan dengan jalur perjalanan lainnya seperti pesawat, kereta api , kapal laut maupun naik bus, road trip terasa lebih seru dan asyik. Buat yang masih ragu dan galau mau road trip, sini-sini duduk manis, akan saya ceritakan mengapa road trip akan menjadi salah satu perjalanan tak terlupakan. Intip yuk, ini dia 5 alasan mengapa road trip bisa menjadi perjalanan yang seru dan menyenangkan.

Bebas dan Fleksibel

Melakukan perjalanan darat dengan kendaraan pribadi membuat kita bebas mengatur jadwal perjalanan, jalur yang hendak ditempuh hingga keinginan untuk beristirahat kala lelah.  Kita tidak terikat jadwal yang ketat sebagaimana naik transportasi publik.  Seperti saat road trip kami akhir tahun lalu, saya agak santai menyiapkan segala sesuatunya termasuk saat packing barang-barang bawaan. Kalau naik pesawat tentu saja diusahakan packing seringkes mungkin. Selain terkait batas maksimal bagasi, juga agar gak terlalu repot dengan banyaknya tentengan. Berbeda dengan naik kendaraan pribadi, tetap harus packing rapi sih, tapi bisa membawa lebih banyak dan beragam.

Kami juga tak perlu terlalu terburu-buru atau takut terlambat. Saya bahkan masih sempat mencuci semua pakaian kotor, menggantungnya di jemuran dalam agar saat pulang nanti tak ada tumpukan pakaian kotor di keranjang cucian. Hanya membawa pakaian kotor dari perjalanan.

Saat terasa lelah atau lapar, bebas beristirahat di rest area dengan waktu yang sangat fleksibel. Atau kalau mau yang lebih santai, cukup keluar tol di kota tertentu lalu mencari hotel terdekat sehingga bisa beristirahat lebih lega dan nyaman.

Mampir ke Malang, menikmati suasana pedesaan

Dalam perjalanan ke Bali tempo hari, kami bahkan sempat mampir ke Malang untuk menengok kawan lama yang kebetulan sementara ini berdiam di Malang dalam rangka menjalani pengobatan. Kalau naik pesawat, mana bisa begini?

Mengunjungi Banyak Kota

Beberapa kali road trip Bogor – Bali, kami selalu menempuh jalur Pantai Utara. Kali ini kami memilih rute berbeda yaitu melintasi jalur Barat, melewati Jember, Hutan Gumitir dan masuk Banyuwangi dari arah Barat melalui Kalibaru.  Kami jadi mengenal banyak tempat baru.

Bahkan dulu, sebelum jalan Tol Trans Jawa membentang hingga Probolinggo, road trip kami melintasi lebih banyak kota di sepanjang jalur Pantura. Mulai dari  Brebes, Tegal, Pemalang,  Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik dan seterusnya hingga sampai di Banyuwangi lalu menyeberang ke Bali via Pelabuhan Ketapang. Melintasi banyak kota dengan segala pesonanya, kekayaan alamnya, sumber daya yang melimpah sungguh membuka mata kami betapa luas dan indahnya Indonesia. Ini baru Pulau Jawa saja, belum daerah-daerah lainnya.

Wisata Kuliner Sepanjang Perjalanan

Traveling dengan road trip artinya membuka peluang untuk mencicipi kuliner khas di daerah-daerah yang dilalui. Makanan-makanan tradisional selalu menarik untuk dicoba.  Bahkan ada beberapa daerah yang memiliki nama sama untuk makanan tertentu, tapi isi dan rasanya berbeda yang menandai ciri khas daerahnya. Sebut saja soto misalnya,ada soto lamongan, soto Surabaya, soto betawi dll yang semuanya diracik dengan bumbu khas masing-masing daerah. Karena via darat, kami jadi tahu bahwa rawon menjadi makanan favorit di Jember dan sekitarnya. Banyak sekali warung makan yang berjualan rawon di sini.  Kami juga jadi tahu bahwa di daerah Situbondo banyak yang menjual tape Bondowoso yang dikemas dalam besek-besek kecil. Tapenya manis. Mirip dengan peuyeum di daerah Jawa Barat.

Sarapan soto di Solo

Pun demikian dengan buah tangan. Kalau biasanya berangkat dari Bogor dengan pesawat, kami membawa oleh-oleh khas Bogor untuk keluarga di Bali, dengan road trip oleh-olehnya menjadi lebih beragam. Bisa bawa bawang merah dan telur asin  dari Brebes, Strudel dan apel  dari Malang dll.

Mengunjungi Tempat Wisata Sepanjang Jalur Road Trip

Road trip memungkinkan kita untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang dilalui. Bahkan tak jarang menemukan wisata alam nan indah yang tak terduga.  Beberapa kali kami menepi saat melihat view cantik di perjalanan. Gunung, pantai, sawah selalu indah untuk dinikmati.

Rest area heritage Banjaratma
Rest area Pendopo
Istirahat sejenak di rest area

Bahkan beberapa rest area sepanjang jalur trans Jawa bukan sekedar tempat beristirahat, makan dan buang air tapi juga menjadi semacam tempat wisata yang menarik. Sebut saja rest area  Banjaratma di kilometer 260B yang dibangun dari bekas pabrik gula yang sudah tidak beroperasi. Dirancang dan rapikan, menjadi wisata heritage yang menarik. Ada juga rest area Pendopo di kilometer 456, menjadi menarik karena mengusung konsep mall dan memiliki jembatan penghubung antara sisi kanan dan kirinya. Mirip-mirip mall Pondok Indah jadinya. Tenant-tenant di dalamnya cukup lengkap, tak hanya makanan tapi juga pakaian dari brand-brand yang cukup terkenal. Benar-benar mirip mall. Lain lagi dengan rest area Utama Raya di Situbondo.  Tempat yang satu ini selalu kami singgahi setiap melintas. Bahkan beberapa kali sengaja ke sini untuk mandi. Iya serius, kalian gak salah baca, kami benar-benar ke sini untuk numpang mandi.  Ada penginapan dan arena bermain bahkan pantai privat di sini.

Saat ke Bali melintasi jalur Barat, saya mencoba mencari-cari info tentang tempat wisata di sepanjang jalur kami. Voilaaa… ternyata setelah Kalibaru ada hutan pinus milik Perhutani yang di dalamnya ada tempat ibadah beragam agama. Beji Ananta Boga namanya. Ada Pura, Mushola, Patung Budha, Dewi Kwan Im, Yesus, Bunda Maria. Melipir dong kami ke sana. Dan ternyata tempatnya luar biasa indah. Betah banget di sini.

Atas : Beji Ananta Boga, Banyuwangi
Bawah : Pura Balekambang, Malang
Suasana di Beji Ananta Boga

Saat ngobrol-ngobrol dengan bapak penjaga warung di lokasi Beji Ananta  Boga, kami diberitahu bahwa tak jauh dari sana ada Candi Gumuk Kancil. Tertarik dong kami ke sana. Lalu dalam perjalanan arah balik, kami juga melintasi Pura Giri Mulya Raung, lagi-lagi kami berhenti di sini.  Karena tak direncanakan, pemberhentian di beberapa titik ini serasa menjadi bonus buat perjalanan kami.

Di perjalanan terdahulu, kami juga sempat mampir-mampir. Ke Taman Nasional Baluran, ke Bromo, bahkan pernah mendadak belajar sejarah di Monumen Operasi Lintas Laut Jawa – Bali. Wisata tak sengaja, tapi jadinya malah nambah ilmu. Di jalur tol Surakarta kami juga pernah melipir sejenak dan berkunjung ke The Heritage Palace, bekas pabrik gula yang disulap menjadi cantik dan menarik sebagai tempat wisata.

The Heritage Palace di Solo

Pokoknya, traveling dengan road trip selalu penuh kejutan dan keseruan. Selalu ada hal-hal baru yang kita temui dan menjadi catatan kisah yang indah.

Meningkatkan Bonding Dalam Keluarga

Meskipun bukan keluarga yang sibuk-sibuk banget, tapi tetap saja karena rutinitas dan kewajiban sehari-hari, kami agak jarang berkumpul bersama dalam waktu yang lama. Sengumpul-ngumpulnya ya pagi  saat Prema belum ke Sekolah dan Ayah belum ke kantor. Atau malam saat semua sudah pulang, tapi hanya sebentar ngobrolnya karena sudah waktunya beristirahat.

Errr… jangan bicara di awal pandemi ya. Kalau itu mah bener-bener yang namanya “terkurung” di rumah masing-masing. Berbulan-bulan  malah, di rumah terus bertiga. Nah, sekarang karena udah mulai normal lagi aktivitasnya, kebersamaan 24 jam bertiga itu jadi malah dirindukan lho.

Mampir ke De Djawatan, Banyuwangi

Kesempatan itu datang saat road trip seperti ini.  Dalam ruang kecil mobil pula. Tapi jadi seru lho. Kita bisa ngobrol macam-macam. Apalagi Prema yang sudah mulai remaja, banyak hal yang sekarang udah nyambung banget diobrolin bareng dia. Bisa nyanyi-nyanyi bareng juga. Kebetulan Prema ngambil ekskul radio broadcast di Sekolah, dia cukup sering siaran di radio sekolah. Makanya tahu cukup banyak lagu-lagu kekinian. Bisa deh kami nyanyi bareng dalam perjalanan.

Kebetulan dalam perjalanan ke Bali tempo hari ada anaknya teman yang juga bareng kami, tapi hanya sampai di Malang. Perjalanan menjadi lebih asyik lagi karena jadi ramai. Prema juga jadi ada teman bercerita. Biasanya Prema duduk sendiri di bangku belakang, kali ini ada Cinthya yang duduk bareng. Mereka juga seumuran, jadi ngobrolnya nyambung deh.

 *****

Nah gimana?

Road trip itu menyenangkan lho. Dan bikin nagih. Tapi memang sih, harus benar-benar meluangkan waktu atau mengambil libur yang agak panjang agar bisa santai di perjalanan.  Apalagi kalau road tripnya ke jarak yang cukup jauh sampai menyeberang pulau seperti kami.

Selain menyiapkan waktu, juga perlu persiapan fisik. Pastikan kondisi tubuh fit karena akan menempuh perjalanan panjang. Saat lelah dan ngantuk, sebaiknya istirahat. Tak perlu memaksakan diri untuk lanjut. Kenali alarm tubuh sendiri. Pun harus tetap cukup makan dan minum. Terutama minum sih, jangan sampai dehidrasi. Karena di dalam mobil, ruang AC biasanya tak terlalu terasa haus sehingga minum jadi berkurang. Padahal, justru di ruang AC kita butuh minum yang banyak agar kulit tak kering dan tubuh mendapat cairan yang cukup. Tak perlu khawatir jadi sering ke toilet, rest area banyak, toiletnya pun cukup bersih dan nyaman. Justru dengan ke toilet, artinya kita jadi bisa istirahat sejenak dari perjalanan panjang. Sekedar keluar dari mobil untuk meregangkan otot-otot yang kaku karena kelamaan duduk.

Ke Bali udah beberapa kali. Jawa juga udah. Next… kayaknya pengen menjajal Sumatera deh. Pernah sih tapi baru sampai di Lampung aja. Mungkin kapan-kapan mau nyobain yang lebih jauh. Apalagi sekarang infrastruktur sudah cukup memadai. Perjalanan jadi makin aman dan lancar.

Teman-teman mau bareng?

Salam

Arni

14 thoughts on “Family Road Trip, Serunya Bikin Nagih

  1. Kami road trip semasa anak-anak masih SD, yang nyupir suami. Saya engga berani kalau luar kota. Belum pernah lagi nih road trip. Emang enak sih santai, tapi bagusnya nyupirnya gantian sih, biar engga capek.
    Ditunggu kisah road trip ke Sumateranya nih…

    • Roadtrip emang seru sih, bisa mampir kesana kesini dulu. Jadi banyak banget kenangannya. Tapi untuk bisa roadtrip harus di pertimbangkan budget dan waktu ya, mungkin bisa dilakukan ketika liburan sekolah kenaikan kelas. Durasi liburnya kan panjang, hehe

  2. Hendra Suhendra says:

    Wow, pengalaman travelingnya sudah luas sekali ya. Pasti banyak kenangan yang berkesan dari setiap kota yang disinggahinya. Mantap banget sih. Roadtrip bagi yang punya kendaraan mobil saja ya Mba, kasian yang belum punya , belum bisa menikmati roadtrip. Asyik banget memang kalo roadtrip, kita yang bebas mengatur jadwal, bukan kita yang diatur oleh waktu.

  3. Saya itu pengin sekali road trip, Mbak. Makanya saya suka sekali nonton youtube road trip. kayak Road Trip Indonesia, Keliling Indonesia Santuy, Keluarga Cekidot, dan Keluarga Penjelajah.
    Memang seru, bisa mampir ke mana saja dan sesuka hati. Kalau naik pesawat atau kereta, juga bisa kan ga bisa.
    Makanya saya pengin nih, Mbak. Dari Depok menuju jalur ke Surabaya. lalu nyebrang ke Makassar hehehe.

  4. YSalma says:

    Waktu kecil sering ngajak anak road trip. Sekarang dia protes karena gak ingat kenangannya walau sudah ngelihat fotonya.
    Sepertinya harus sering dilakukan lagi. Apalagi setelah membaca road trip seru mba Arni sekeluarga. Sensasi perjalanannya beda ya.

  5. Bener banget ini, kak Arni.
    Perjalanan darat membuat kita lebih banyak melihat, mendengar dan mengaktifkan semua indera lainnya. Selain itu juga bisa puter balik kalau memang dirasa ada yang perlu dikunjungi untuk memperkaya pengalaman, seperti saat ingin ke Candi Gumuk Kancil atau melihat view alam bagaikan lukisan ilahi yang gak bisa dinikmati kalau perjalanan dengan cepat, seperti moda kereta apalagi pesawat.

    Semoga sehat terus kak Arni dan keluarga dan bisa menjelajah lebih banyak tempat dan mencoba lebih banyak kuliner.

  6. Setujuuu banget bikin nagih…karena kami mudik bekasi solo selalu nyaman bawa mobil karena bisa naruh bawaan suka2. Pandemi justruu getol banget roadtrip berbulan bulan jarang di rumah jadi kangennn masa pandemi🤭.

    Familytrip emang bikin tambah dekat antar anggota keluarga.

  7. Fenni Bungsu says:

    2015 usia Prema 5 tahun, berarti seangkatan sama ponakan daku nih hehe.
    Seru pastinya ya Family trip begini, apalagi jadi pengalaman luar biasa pastinya buat Prema

  8. Yuni Bint Saniro says:

    Aku juga merasa bahwa melakukan perjalanan darat dengan mobil sendiri tuh bikin kita bebas mau berhenti di mana saja. Mau istirahat kapan dan berapa lama pun. Nggak diburu waktu harus sampai kapan. Dan lain sebagainya. Santai bangetlah. Meski capeknya juga bakal lebih kerasa sih. Tapi terasa fun kalau sudah bersama keluarga

  9. wah senangnya, nyempatin waktu jalan bareng keluarga itu kerasa banget ya berharganya, apalagi kalau sudah mulai pada sibuk 🙂 ini sih gak bakal terlupakan 🙂

  10. Hendy Liem says:

    Bagi saya road trip adalah bagaimana caranya menikmati setiap perjalanan. Merekamnya di memory sebuah ingatan, menyimpannya rapi-rapi agar dikemudian hari bisa untuk diceritakan keoada cucu dan cicit nantinya.

Leave a Reply to Hani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *