Cakap Kelola Finansial Sejak Dini, Aman di Masa Depan

“Bu, tadi pagi Ibu lupa kasi uang saku buat Prema,” kata Prema dalam perjalanan pulang saat saya menjemputnya di Stasiun. Sehari-hari, Prema memang pulang pergi Sekolah dengan Kereta Api.

“Oh iya. Maaf…maaf… Trus gimana dong tadi, Prema jalan kaki dari Sekolah ke Stasiun?”

“Pakai sisa uang minggu lalu. Kebetulan masih ada dua puluh ribu di tas. Tapi nanti gantiin ya,” katanya lagi.

“Siap bos. Nanti ingetin Ibu lagi setelah sampai di rumah ya,”

_______

Kejadian di atas terjadi tak hanya sekali. Beberapa kali saya terlupa memberi jatah mingguan untuk Prema. Karena kerempongan di pagi hari, sibuk menyiapkan sarapan, bekal makan siang dan ngurus ini itu, kadang bikin saya terlewat urusan uang saku. Apalagi kalau udah bangun kesiangan, lalu gedebak gedebuk nyiapin macam-macam. Memang sebaiknya urusan uang saku ini disiapkan saat malam deh, kalau ditunda sampai pagi riskan terlupa. Untungnya Prema masih punya sisa minggu sebelumnya yang belum berpindah ke dompet tabungan dia, jadi masih ada cadangan. Kalau gak ada, ya udah lah pasrah, jalan kaki dari Sekolah ke Stasiun.

Gini nih gayanya pulang Sekolah

Urusan uang cadangan ini berkali-kali saya pesankan ke Prema. Terutama sejak Prema masuk SMP dan harus pulang pergi dengan transportasi umum (angkot dan kereta api) sehingga dia harus ada uang pegangan buat kebutuhan di jalan. Untuk tiket kereta sudah pakai e-money yang rutin kami isi setiap bulan. Untuk angkot, masih menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran. Selain itu, Prema juga perlu pegangan uang untuk kebutuhan mendadak dan tak terduga. Misalnya beli air minum saat botolnya udah kosong dan dia kehausan, juga kebutuhan-kebutuhan lainnya. Intinya, tak boleh jalan dalam keadaan kosong sama sekali. Harus ada pegangan meski sedikit. Jadi, Prema juga harus belajar untuk tak menghabiskan uangnya dalam perjalanan. Jajan silakan, tapi jangan sampai habis banget. Harus ada pegangan untuk kondisi darurat.

Prema memang masih sekolah. Belum punya penghasilan sendiri. Tapi karena mulai rutin mendapat uang saku dan sedikit tambahan uang-uang lainnya (pemberian nenek kakek, hadiah kuis/lomba dll) jadi ya dia punya simpanan yang cukup lumayan. Karena itu, kami merasa perlu mengajarkannya mengelola uang yang dimiliki agar tak habis sia-sia untuk berbelanja yang tak perlu dan menjadikannya berperilaku konsumtif.

Konsep keuangan memang sebaiknya diajarkan sejak dini pada anak.  Biasanya di sekolah-sekolah ada kegiatan market day yang mengajarkan tentang jual beli. Beberapa Sekolah juga ada yang menerapkan latihan menabung. Dan program-program lainnya.

Manfaat Mengenalkan Literasi Keuangan Sejak Dini

Sebagian orang tua mungkin berpikir bahwa belum perlu mengajarkan literasi keuangan pada anak-anak. Padahal tanpa disadari, sehari-hari kita sudah sering melibatkan anak dalam berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan uang.  Ada banyak manfaat literasi keuangan pada anak, antara lain :

  • Membantu anak bijak dan cerdas memahami bagaimana mengelola uang.

Meski masih kecil, anak perlu dikenalkan pada uang. Minimal dia tahu bahwa untuk mendapatkan sesuatu, kita perlu memiliki uang sebagai nilai tukarnya. Selain itu, saat anak mulai memiliki uang sendiri, ajarkan juga bagaimana mengelolanya. Uang yang dimiliki bukan untuk berfoya-foya, jajan sesukanya tapi harus dikelola dengan baik.

  • Membantu anak untuk mengamankan masa depannya.

Rajin pangkal pandai, hemat  pangkal kaya. Begitu bunyi kata bijak yang kita kenal sejak dulu. Modal utama untuk masa depan tentunya memiliki kecakapan dan kepandaian. Pandai mengelola keuangan salah satunya. Jika sudah terbiasa sejak dini, kelak akan terbawa hingga dewasa.

  • Anak memahami mana kebutuhan dan keinginan

Sangat penting melatih anak membedakan kebutuhan dan keinginan. Tak semua yang diinginkanbisa diperoleh meskipun uangnya ada. Berbelanja hanya berdasarkan keinginan bukalah sikap yang bijak. Anak harus bisa mempertimbangkan apakah barang yang akan dibeli akan digunakan dan bermanfaat atau sekedar ingin punya saja atau bahkan karena ikut-ikutan yang sedang viral.

  • Anak belajar mengontrol diri, dan mencegah gangguan mental di masa depan

Ketika mampu membedakan kebutuhan dan keinginan, otomatis dia juga aka belajar mengontrol dirinya. Bahwa harus bijak memilih dan memilah ketika berbelanja dan bertransaksi. Kesabarannya menjadi terlatih sejak dini. Hal ini dapat mencegah gangguan mental di masa depan.

Mengajarkan Literasi Keuangan Agar Cakap Kelola Finansial

“Bu, headsetnya Prema khan rusak. Mau dong beli yang baru. Prema ada sih uangnya, tapi pengennya patungan. Ayah Ibu tambahi dong berapa gitu,”

Boleh aja sih. Tapi gak ada yang gratis ya. Tolong cucii motor ibu ya. Sekali cuci ibu bayar 10 ribu, nah 10 kali cuci dapat deh 100 ribu. Gimana?”

Kerja dulu baru dapat duit hehehe

Percakapan di atas adalah sebagian kecil cara kami untuk melatih Prema mengelola uangnya. Bahwa harus ada usaha untuk mendapatkan uang. Kalaupun uangnya ada, tak boleh juga seenaknya memakai. Beberapa kegiatan simpel berikut bisa diterapkan untuk mengajarkan anak mengenai literasi keuangan :

  • Perbanyak kosakata anak tentang keuangan sejak dini. Suatu hari Prema bertanya tentang mesin ATM yang dipikirnya adalah mesin pencetak uang. Kalau butuh, tinggal ambil dalam mesin.  Nah, ini kesempatan bagi kami untuk menjelaskan dan meluruskan pemahaman Prema. Istilah-istilah keuangan pun kami perkenalkan seperti Bank, ATM, tarik tunai, transfer dan lain-lain.
  • Mengajarkan tentang keuangan lewat cerita. Kegiatan ini bisa dilakukan menjelang tidur, yaitu dengan membacakan buku cerita yang didalamnya mengandung pesan-pesan tentang pengelolaan keuangan. Selain meningkatkan bonding anak dan orang tua, kita juga bisa menyelipkan pesan-pesan kebaikan saat membacakan cerita.
  • Mengajarkan anak membuat anggaran. Setiap bulan, saya biasa membuat pos-pos anggaran belanja. Juga membuat list belanja bulanan. Seringkali Prema kami libatkan dalam aktivitas ini. Saat berbelanja bulanan misalnya, Prema saya minta memilih barang yang akan dibeli, memperhatikan dan membandingkan harganya, bahkan menghitung jika sedang ada discount lalu memutuskan akan membeli yang mana. Harapan kami, dengan begitu Prema akan terbiasa mengelola keuangan dengan teratur.
  • Mengajarkan menabung sejak dini. Cara paling mudah dan sederhana adalah memberikan celengan dengan bentuk karakter favoritnya.  Waktu kecil dulu, Prema sangat menyukai karakter angry bird. Saat punya celengan ini, dia menjadi lebih bersemangat menyisihkan uangnya. Bahkan dia mulai menyusun rencana akan digunakan untuk apa uangnya nanti dan belajar menahan diri untuk tidak membelanjakannya jika tidak begitu penting.
  • Melakukan house chores atau pekerjaan rumah sederhana untuk mendapatkan uang. Karena anak belum punya penghasilan tetap, kita bisa memberikan tugas-tugas tertentu yang kemudian mendapatkan imbalan. Dalam percakapan di atas, alih-alih membawa motor ke tempat pencucian yang pada akhirnya akan membayar juga, saya memilih memberi tugas itu ke Prema dan memberikannya imbalan jasa.

Literasi Keuangan Lewat Game

Nah selain cara-cara di atas, kita juga bisa lho mengajarkan literasi keuangan lewat permainan/game.  Yups, teman-teman gak salah baca kok. Beneran, main game juga bisa mengandung banyak pelajaran tentang keuangan. Anak zaman now hampir semua pegang gadget, baik handphone maupun laptop. Apa yang paling banyak diakses oleh mereka? GAME

Masih ingatkah dulu kita sering bermain monopoli? Nah, kalau itu permainannya offline. Anak zaman now udah jarang yang main yang langsung gitu khan. Karena gen Z ini pegangnya gadget, sekalian aja kita arahkan main yang ada muatan belajarnya.  Game-game tentang mengelola keuangan ini bisa teman-teman akses di Mortgage Calculator

Beragam game disediakan di sini.  Prema yang saya perkenalkan dengan game-game di website ini langsung tertarik. Auto gak mau berhenti dia sebelum tuntas. Seru katanya.  Karena Prema pecinta lego garis keras, maka game pilihannya adalah yang tipe-tipe membangun kota gitu. Pokoknya semua yang kategori “Real Estate – Build, Protect, Clean, Or Destroy” dimainkan olehnya.  Apa saja game favorit Prema?

LEGO City Adventures Build And Protect

Game ini mengajak para pemain untuk membantu Walikota Solomon Fleck membangun kota Lego, menggunakan berbagai materi bangunan untuk menghasilkan pendapatan pajak yang pada akhirnya akan dikembalikan lagi untuk pembangunan fasilitas publik.

Ada beragam materi unik tersembunyi (minipiece) yang dapat digunakan untuk membangun kota, pemain diajak untuk lebih jeli dan teliti menemukan materi-materi ini sehingga menghasilkan bangunan yang bernilai tinggi. Pemain juga harus pandai mendapatkan uang dan menabung sehingga mempunyai dana yang cukup untuk membeli berbagai  kebutuhannya.

Bukan sekedar membangun kota, game ini juga menawarkan reward pada pemain jika berhasil melakukan berbagai kebaikan seperti membantu pemadaman api ketika kebaran terjadi atau mencegah terjadinya perampokan.

Gimana teman-teman, cukup menarik khan?

Prema suka sekali game ini. Penuh tantangan dan petualangan katanya. 

Kingdoms Wars

Nah yang ini cara bermainnya persis seperti monopoli, hanya saja dilakukan secara online. Jadi awalnya kita diberi semacam tabungan awal yang akan kita gunakan sebagai modal. Lalu kita akan bermain dadu yang kemudian mendarat di property yang tersedia. Untuk memilikinya,  jika property tersebut belum ada pemiliknya, kita bisa membeli. Namun jika sudah ada pembelinya, maka kita harus mengeluarkan uang sewa.  Demikian juga sebaliknya kita bisa menyewakan atau menjual kembali property yang kita miliki.

Seterusnya selama permainan, kita harus pandai-pandai mengatur strategi pengelolaan uang agar tidak sampai mengalami kebangkrutan atau menumpuk hutang. Sebisa mungkin mengusahakan memiliki asset dan tabungan yang banyak. Benar-benar persis permainan monopoli.

“Bu, Prema kaya raya lho. Uangnya Prema banyak banget ini. Seandainya saja ini uang beneran, Prema traktir deh Ibu sepuasnya,” kata Prema saat memainkan game ini.

“Ya gak apa-apa sekarang uangnya dalam game dulu. Prema latihan dari sekarang ngatur keuangan. Nanti biar pas pakai uang asli udah jago deh,” jawab saya.

Cash Back

Game yang satu ini juga asyik dimainkan.  Membuat anak belajar berhitung. Jadi pemain akan berperan sebagai penjual, lalu ada pembeli yang membayar dengan jumlah lebih. Tugas pemain adalah memberi kembalian berupa selisihnya dalam jumlah yang benar.

Di sini, pemain akan belajar mengenal berbagai pecahan uang. Belajar berhitung cepat dan tepat. Ada beberapa level permainan, mulai dari yang mudah, sedang hingga sulit. Masing-masing punya tantangannya tersendiri.

Farm Town

Sesuai namanya, game ini tentang pertanian. Pemain akan beroeran sebagai petani yang mengelola lahan pertanian mulai memilih benih, menanam, memupuk, panen hingga penjualan pasca panen.

Di sini pemain benar-benar belajar menjadi petani yang bukan sekedar tahu menanam saja, tapi juga bagaimana menghasilkan uang dari apa yang ditanam. Bagaimana menghasilkan komoditas yang baik dan unggul, teknis pemasaran yang tepat dan lain sebagainya.

Agak berat dan rumit memang. Tapi cukup menarik untuk dimainkan.

*****

Masih banyak game-game lain yang bisa dimainkan di Mortgage Calculator ini.  Kita bebas memilih untuk memainkan yang sesuai selera. Ada sebelas kategori game yang ada di sana, yaitu Real Estate Games, Money Games, Cryptocurrency Games, Farming Simulation Games, Grocery Store Games, Restaurant Simulation Games, Business Simulation Games, Software Development Games, Office Politics Games, Environmental Games, dan Other Fun Games.

Bermain game buat anak adalah bersenang-senang.  Tanpa disadari mereka juga sekaligus belajar di sini. Mulai dari berhitung, fokus, mengambil keputusan hingga cara berbisnis yang baik. Kalau sejak kecil udah cakap kelola keuangan, semoga menjadi modal untuk masa depannya.   Saya juga ikut belajar lho. Saya yang biasanya gak suka main game,malah dibuat penasaran dan susah berhenti sejak kenal game-game ini.  Bagus lah buat mengasah otak kembali.  Biasanya hanya ngitung uang belanja, mari belajar menghitung dan berbisnis lewat game.

Kami udah coba, teman-teman ikutan yuk!

Salam

Arni

8 thoughts on “Cakap Kelola Finansial Sejak Dini, Aman di Masa Depan

  1. Bagus banget nih, literasi keuangan bisa pake games. Bisa menyesuaikan dengan lintas generasi ya kak, jadi lebih berpihak pada generasi muda supaya lebih aware soal menabung, investasi dan asuransi. Mantap..

  2. Saya pernah juga lupa beri uang saku ke anak. Bukan pernah saja tapi beberapa kali dalam setahun. Untung saja anak ngikut bapaknya yang punya simpanan uang di tas untuk urgent. Jadi di tasnya itu selalu ada selembar uang yang harus segera diganti setelah sampai rumah.
    Apa karena dulu mereka juga kami kelnalkan dengan game literasi keuangan macam ini ya?

  3. Hani says:

    Anakku yg cewe waktu SD, nyewain buku komik di rumah ke temen-temen sekelas. Hihi…mayan dapat tambahan uang saku. Tapi ya gitu, easy come easy go, jadi aja boros, jajan terus.
    Nah…perlu nih diajarkan literasi keuangan supaya engga boros kan…
    Mortgage emang keren sih, banyak pilihan game…

  4. anak bisa lebih bijak dan berempati terhadap kondisi keuangan keluarga. bisa hidup apa adanya. karena sejak dini sudah dikenalkan dan diajarkan mengelola keuangan

  5. Literasi keuangannya nampol buat anak. Membiasakan cara tepat untuk mengurangi kebiasaan tidak tepat yaitu mendapatkan uang penuh perjuangan. Literasi keuangannya bagus.

  6. Literasi keuangan ini sesungguhnya penting diajarkan ke anak sejak dini, termasuk kepada anak yang berlimpah ruah tiada tara, justru agar mereka gak boros dan suka foya-foya.

    Hanya saja kadngkala orang tua terlupa ubtuk mengajarkannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *