“Setelah nikah nanti, kita mau tinggal dimana?”
Pertanyaan itu menjadi awal mula obrolan kami tentang rumah, di pertengahan tahun 2004 lalu. Saat itu saya dan calon suami sudah bertunangan dan berencana melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, menikah. Posisinya, saya masih ngekost di daerah Jakarta Selatan dan calon suami tinggal di sekretariat KMHDI bersama beberapa orang kawan, di Jakarta Timur. Sedangkan orang tua kami masing-masing berada di kota berbeda, bapak ibu saya di kendari dan calon mertua di Bali. Otomatis, setelah menikah kami harus langsung mandiri.
Continue reading “Rumah bertumbuh, Ini cerita Kami”