Bertualang ke Gua Garunggang

Lapisan bebatuan terhampar luas di hadapan.  Menyapa pengunjung dengan keindahannya. Terasering cantik terbentang, bagai lukisan dari negeri dongeng. Rasanya, seperti melintasi lorong waktu, terlempar ke peradaban yang lain.  Sungguh, ini terlalu indah untuk diungkapkan dengan kata-kata.

*****

Pagi  masih berbuntal kabut ketika kami sudah siap untuk melakukan petualangan. Total 24 orang. Rasanya, beberapa kali trekking, ini rombongan terbanyak kami. Rame sekali. Kebetulan kami memilih jalan di hari Sabtu, sehingga sebagian besar bisa jalan bersama keluarga, yang memang libur baik kantor maupun  sekolah. 

Gua Garunggang nama tempat tujuan kami kali ini. Berlokasi di daerah Sentul. Tepatnya di Desa Karang Tengah, Jalan PTP Terusan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.  Belakangan ini, Sentul dan sekitarnya cukup ramai dengan kunjungan wisatawan. Banyak objek wisata baru di Sentul  yang menarik untuk dijelajahi, mulai dari Curug, Pemandian Air Panas, Bukit, Gunung dll yang biasanya ditempuh dengan trekking lebih dahulu.  Bukan hanya pemandangan alam, Sentul juga menjadi tujuan wisata kuliner. Maka tak heran, saat akhir pekan, jalur Sentul jadi salah satu jalur macet. Menyerupai kawasan Puncak, Cisarua.

Kami siap bertualang

Setelah berdoa bersama di area parkir, kamipun memulai perjalanan. Didampingi guide setempat (maaf, saya lupa namanya), petualangan dimulai. Beriringan kami berjalan, meniti jembatan kayu, menapak di tengah kebun kopi, menyebrangi sungai-sungai kecil, melintas pematang sawah, melewati hamparan padang ilalang, kebun-kebun sayur hingga hutan-hutan teduh. Sungguh lansekap alam yang indah dan lengkap. Rasanya, pemandangan sepanjang jalan sangat memanjakan mata. Jarak yang jauh, terbayar dengan keindahan yang membuai.

Di tengah perjalanan, seekor kucing yang sedang hamil tiba-tiba muncul, ikut serta beriringan dalam rombongan. Benar-benar mengikuti kami, bahkan tak jarang dia mempercepat langkahnya dan menjadi yang paling depan. Seolah mengambil posisi sebagai pemimpin dan penunjuk jalan. Saat kami memutuskan berhenti sejenak untuk beristirahat di warung tepat di tepi sawah, kucing itu juga ikut berhenti.  Ketika kami lanjut jalan, dia juga ikut. Benar-benar ikut sampai di tujuan akhir kami, Goa Garunggang.

Suasana perjalanan

Baca juga : Penuh Kesan di Bukit Paniisan

Sejarah Gua Garunggang

 Tidak banyak literatur atau sumber bacaan yang menjelaskan tentang Gua Garunggang. Menurut Abang pemandu yang menemani kami, Gua Garunggang dulunya bukan merupakan tempat tujuan wisata. Selain lokasinya yang cukup jauh di tengah hutan Sentul, akses ke sana juga agak berat. Harus trekking cukup panjang dan lama untuk sampai ke lokasi. Waktu itu kami menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam bahkan mungkin lebih, berjalan kaki dengan medan yang lumayan berbukit-bukit. Ini baru berangkatnya saja. Pulangnya, melalui jalur berbeda juga terasa cukup berat.

Baru beberapa tahun terakhir ini, Gua Garunggang menjadi salah satu tujuan wisata geologi yang punya daya tarik tersendiri karena bentuk bebatuannya yang unik dan eksotis.  Menurut cerita, kawasan dengan luas  sekitar 6000 – 7000 m2 ini awalnya ditemukan secara tak sengaja oleh seorang petani  setempat yang mengikuti jejak landak.  Saat ditelusuri, gua tersebut ternyata tembus di beberapa tempat. Salah satunya berujung pada hamparan bebatuan yang membentuk lempeng berlapis-lapis, dengan warna coklat eksotik layaknya sebuah taman yang luas.

Lansekap cantik dalam perjalanan menuju Gua Garunggang

Penggalian gua membutuhkan waktu yang panjang. Tak mudah menembusnya. Apalagi peralatan yang digunakan sangat manual. Baru kemudian sekitar tahun 2018 – 2020, setelah penggalian berhasil maka lokasi ini akhirnya bisa diakses lebih luas untuk kunjungan wisata. Meski begitu tetap saja, jalur menuju lokasi masih cukup berat untuk dijangkau. Jadi memang benar-benar harus trekking. Bagus juga sih, sekalian olahraga.

Lempeng-lempeng batu ini konon mirip dengan Grand Canyon di Arizona, Amerika. Saya langsung gugling saat mendapat info ini. Hmm… cukup mirip sih. Warna dan pahatan alami bebatuannya sekilas memang hampir sama. Meski begitu, masing-masing punya pesona dan keunikannya sendiri.  Tebing-tebing di Gua Garunggang berbentuk tinggi besar dengan garis-garis berlekuk serupa terasering. Ini yang membuatnya tampak unik.  Lekukan ini diduga merupakan bekas aliran air yang menggerus bebatuan dalam waktu sangat lama sehingga menghasilkan bentuk yang menarik dan sangat alami.

Pesona Gua Garunggang

Melihat wilayahnya yang luas dengan kecantikan eksotis, rasanya Gua Garunggang menjadi potensi wisata yang cukup menjanjikan ke depannya. Asal dikelola dengan baik dan tidak berlebihan dalam eksploitasinya. Biarkan bentuk alaminya, apa adanya.

Sampai hari ini, belum saya temukan catatan resmi dan ilmiah tentang gua garunggang. Mungkin belum banyak ahli geologi yang berkunjung ke sini sehingga saat mencari tahu, saya tak menemukan catatan dimaksud yang dipublish secara luas dan dapat diakses untuk umum. Mungkin saja ada, tapi bisa jadi masih terbatas aksesbilitasnya. Semoga ke depannya makin banyak geologist yang tertarik untuk melakukan riset ke sini.

Baca juga : Trekking Merah Putih ke Kawah Ratu

Menikmati Spot Foto Instagramable di Berbagai Sudut

Saat tiba di lokasi, sejauh mata memandang rasanya tiap sudut layak dijadikan tempat berfoto. Tak ada view yang tak cantik. Tak ada background yang gagal.  Apalagi kami tiba saat belum terlalu siang, jadi pengunjung belum banyak, masih bebas kesana kemari mengambil gambar sepuasnya.

Ada pohon besar nan teduh dengan akarnya yang mengikat bebatuan. Tampak kekar mencengkram seolah menegaskan bahwa dia lebih kuat. Atau justru menunjukkan bahwa mereka bersatu dan tak terpisahkan ya?

Di sudut lainnya ada semacam tebing panjang dan sempit yang kalau kita masuk ke tengahnya serasa terjepit. Meski begitu, tak membuat sampai terhimpit. Saya mencoba naik, menempatkan kaki di kanan kiri tebing, seru ternyata.

Juga ada batu dengan lempeng bawah serupa tempat duduk, lalu atasnya menjorok keluar seolah membentuk ruang untuk bertapa. Di sudut lainnya ada aneka bentuk batu lainnya. Semua menarik. Kalau tak ingat memori HP yang bakalan penuh, rasanya tak cukup puluhan gambar di sini.

Penasaran?  Masuk ke Dalam Gua, Yuk!

Ke Garunggang tapi gak masuk ke dalam gua? Gak lengkap dong ya. Posisi ruang guanya berada lebih rendah dari bebatuan. Jadi untuk masuk ke dalamnya, kita harus turun melalui sebuah lubang sempit, yang hanya muat untuk satu orang saja. Ada tangga yang disediakan oleh petugas setempat. Masuk gua juga harus bergantian. Maksimal sekali masuk hanya sekitar 7 – 8 orang.  Jadi antrian di mulut gua cukup panjang dan lama. Sekali masuk, maksimal berada di dalam sekitar 20 menit  saja, selain karena antrian yang panjang, juga untuk keselamatan bersama karena terbatasnya oksigen di dalam liang gua.

Tak ada penerangan di dalamnya. Hanya mengandalkan senter dan cahaya dari handphone yang dibawa masuk. Stalaktit dan stalakmit menyambut kedatangan kami. Ruang gua terasa lembab. Ada tetesan air dari atas yang terus menerus turun, juga ada semacam aliran kecil di lantainya. Masuk ke sini, artinya siap basah. Hati-hati, karena lantainya agak licin.

Ruang gua tak terlalu besar, tapi bisa kok kalau sekedar berdiri tegak. Hanya saja, karena gelap, gerak kami juga jadi terbatas. Ada semacam lorong panjang, saya hanya melihatnya, mengarahkan cahaya sebentar ke sana. Sekedar tahu saja. Saya tidak tahu pasti apakah ada kelelawar di gua ini, sebagaimana umumnya gua-gua yang gelap. Tapi aromanya agak kurang sedap. Bisa jadi karena lembab, atau mungkin juga karena kotoran kelelawar. Entahlah.

Tak berlama-lama, kami kembali naik ke permukaan.  Istirahat sejenak, menikmati bekal makan siang, lalu memutuskan untuk pulang.

Perjalanan Balik Penuh Perjuangan

Jalur pulang untuk kembali ke parkiran mobil berbeda dengan jalur berangkat saat pagi hari. Kali ini, kami melintasi perbukitan. Nanjak, nanjak, dan nanjak. Haduuuuh… ujian dengkul banget deh pokoknya. Matahari juga sepertinya lupa minum paracetamol, makin siang suhunya makin panas dan menyengat. Duh! Double kill!

View kali ini adalah hutan-hutan khas tropis di area Sentul. Berkali-kali kami disuguhi lansekap perbukitan yang indah. Sayangnya, karena cuaca yang super panas, yang ada dalam benak hanyalah bagaimana caranya tiba lebih cepat dan mencari tempat teduh. Ampun Mak, ini panas sekali!

Kami juga sempat melewati beberapa rumah penduduk. Sepertinya sih rumah kebun ya. Karena hanya berdiri sendiri-sendiri dengan jarak berjauhan dengan rumah lainnya. Mereka juga buka warung. Membantu banget buat pengunjung yang butuh air minum, cemilan dll. Minuman dingin juga ada, lho.

Ada juga beberapa anak kecil yang menjajakan sayuran pakis. Sepertinya mereka memetik dari tepi sungai. Rasanya pengen beli, tapi apa daya malas bawa tentengan sepanjang jalan. Lha wong bawa tas ransel aja udah kerasa di bahu, paha udah mulai njarem, lutut mulai goyah hehe. Jadilah hanya bisa ngiler bayangin pakis segar dan muda itu dimasak gulai pakis atau sekedar ditumis biasa saja. Sedaaaaaap…

Serunya bermain air di Sungai

Bagian paling menyenangkan adalah setelah berpanas-panas ria sepanjang perjalanan pulang, ujungnya adalah sungai besar dengan arus cukup deras. Airnya dingin dan jernih. Wah, rasanya setiap keletihan terbayar tuntas begitu kami tiba di sungai ini.

Sungai yang mengalir indah ini menawarkan udara yang sejuk. Dikelilingi pepohonan rindang, perbukitan, dan semak belukar asri di sepanjang tepi sungai. Di salah satu sisinya terlihat beberapa saung cantik untuk tempat makan-makan. Cukup ramai pengunjung yang datang menikmati makan siang di sana.  Tentu menyenangkan sekali makan siang sembari menikmati suguhan view cantik dan segar.

Tak menunggu lama, kami langsung menurunkan ransel, membuka sepatu, lalu byuuuuur…!

Yups, rasanya rugi kalau udah sejauh ini berjalan lalu hanya duduk manis melihat air jernih. Wajib banget nyebur pokoknya. Tenaaaang, toilet bersih tersedia kok. Jadi aman dan nyaman ya.

Dasar sungai berupa batu-batu andesit, batu endapan dan pasir. Batu-batu ini cukup nyaman untuk diinjak. Mungkin karena aliran airnya cukup deras, batunya jadi tidak licin. Tapi memang arusnya cukup deras, di beberapa titik juga cukup dalam. Beruntung saat kami datang, debit air tergolong normal sehingga aman untuk berenang. Kalau lagi musim hujan, sepertinya harus mikir berkali-kali untuk turun ke air. Selain debit airnya yang tinggi, bisa jadi airnya juga keruh karena membawa endapan dari hulu.

Kalau gak ingat waktu yang beranjak menuju sore, rasanya pengen lama deh main di sini. Hawa panas sepanjang jalan pulang tadi auto menghilang. Hanyut bersama aliran air sungai yang dingin.

Terimakasih alam Sentul yang indah. Terimakasih penduduk sekitar yang turut menjaga dan melestarikan. Terimakasih semesta untuk kebahagiaan ini.

Kami pamit. See you…

Salam

Arni

24 thoughts on “Bertualang ke Gua Garunggang

  1. Hani says:

    Photo shootnya keren-keren iiih. Lucu tuh yang kayak orang kuat ngangkat batu. Haha…Tapi worthed yah trekkingnya. Dapat pengalaman tak terlupakan petualang ke Gua. Ada temen suami yg ahli gua loh. Penelitiannya tentang gambar-gambar yang sering ada di dalam gua.

  2. Tami says:

    Wah seru bgt ka perjalanannya *walau harus melewati ujian dengkul wkk.. Saya baru tahu lho kalau di Sentul ada wisata gua. Andai dekat pingin bgt ke sana.

  3. Wah serunya petualangan ke gua Garunggang
    Saya paling suka tuh main di sungai yang airnya bening, dulu di sungai dekat rumah kakek saya juga ada, tetapi sekarang airnya hampir ga ada

  4. Iya juga ya, kalau ke gua itu kadang jalannya menurun tapi pulangnya menanjak. Hehehe. Buat saya juga ujian dengkul. Untung sekali ada sungai yang sejuk, dingin dan bisa membasuh semua terik matahari sebelumnya. Setelah itu biasanya sudah enak aja meski masih disorot matahari.

  5. saya sudah lama ga traveling, kayaknya seru banget deh main ke gua-gua gitu, saya jarang main ke gua-gua gitu pernah dulu waktu di Labuan Bajo padahal bagus banget kalau pas diterangin, cuman karena berasa pengap jadi takut jadinya, padahal didalamnya bagus. Tapi lihat gua ini malah terang benderang jadinya kayaknya, ga terlalu gelap ya

  6. Asli ya bogor ini wisata alamnya enggak kalah ciamik sama Bali nok! Goanya cakep banget pula. Perjalanan 2,5 Jam ini dari kota Bogornya kah? Wajib di save buat jalan-jalan ke Bogor ❤️❤️

  7. Ikfi says:

    Seruuu banget Mbak! Cerita perjalanannya lengkap dan kebayang sama suasananya, jadi penasaran pengen coba bertualang ke Gua Garunggang. Btw, aku salfok sama kucil hamil yang ikut rombongan juga XD

  8. Gusti Afriansyah says:

    Thanks kak, jadi whistlist untuk explore bogor. Baru tau juga ada gua garunggang dan keliatan disana seru banget!

  9. Menarik banget mbaak. Aku pernah juga ngajak anak2 hiking di Sentul, tapi gak selama ini perjalanannya. Kapan2 coba ajak mereka ke sini juga ah. Diakhiri dengan main di sungai tuh jadi seger banget sih. Eh, tapi akhirannya jalan lagi deng sepulangnya dari sungai, ihihi

  10. Wah perjalanan yang seru banget yaah, apalagi bareng-bareng rombongan seperti itu jadi tambah makin asik. Beberapa kali pernah mendengar sih tentang Gua ini tapi memang belum banyak yang membahas dan mengunjunginya mungkin, tapi sekarang dilihat dari perjalanan lalu apa yang ditemukan selama perjalanan dan sampai dilokasi ternyata indah banget yaa, apalagi didaerah sentul seperti ini. Wah keren banget sih

  11. Kirain di luar kota manaaaa gitu ternyata masih di area Sentul, Kabupaten Bogor.
    Aku baru denger nih gua ini mbak. Berapa sa nih kapan2 Jelajah tipis2 ke sana apalagi banyak spot instragramabel juga ya. Paling seru kalau ke sana barengan teman2 ramai2 terus bikin pepotoan bersama juga ya.

  12. Berasa ikut keseruan beriwsata ke gua garunggang. Alamnya asri dan indah, batunya juga seolah “sengaja” diukir sehingga menambah keindahan. Alam Indonesia memang indah dan kaya ^^

  13. Wah, travelingnya menyusuri gua rombongan gitu, pastinya seru sekali ya. Banyak spot yang instragamable juga. Apalagi pergi dan pulangnya disuguhkan pemandangan yang berbeda dan masih sempat pula mandi di sungai. Auto ngiler Mbak, paling suka saya mandi di sungai, cuma di daerah saya ini jarang ada sungai yang bersih. Jadi pengen juga deh bertualang ke Gua Garunggang ini.

  14. Wah jadi wishlist ini mah, mudah2an ada waktu buat menjelajah daerah bogor lagi. Jujur aku kagum banget sih sama curug di bogor yang banyak banget curugnya. Jadi inspirasi juga nanti buat bikin konten ketika maen kesana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *