8-1

Petualangan Kata-kata Dunia Digital Bersama Storytel

Storytel

Sore itu untuk kesekian kali ia mematut-matut celah di tembok. Letaknya di tengah lintasan retakan. Terletak 30 centi dari atas tembok dengan lebar sekitar 1 cm. Menurut perkiraan Petra panjangnya kira-kira 40 cm.  Pinggiran celah itu hijau kehitaman-hitaman oleh lumut. Sejumput tanaman liar tumbuh di situ. Daun-daunnya menjuntai, nyaris ke ujung celah. Terlihat saat aneh. Sepi dan sendiri. Tembok itu memang tampak sendiri, bahkan terlalu sendiri. Seolah tembok itu bukan merupakan bagian dari rumah tetangga  belakangnya, bahkan bukan bagian dari alam ini. Tembok itu tampak terasing. Terpencil. Terkucil. Tampak tertolak dari segala sesuatu.

Ia mendekati tembok. Disentuhnya pinggiran celah itu. Sesuatu menggigit ujung jarinya. “Aww..!” cepat ia menarik tangan. Rasanya seperti kena setrum. Setrum. Ia mengamati. Tak ada apa-apa di situ, selain rumput.

Continue reading “Petualangan Kata-kata Dunia Digital Bersama Storytel”
8-1

“Anak Rantau” Karena Hidup Adalah Perjalanan

P_20170806_220649_1-01

Sejak pertamakali membuat blog ini, saya menggunakan tagline “Karena hidup adalah perjalanan”.  Tak pernah menyangka suatu hari saya akan menuliskannya menjadi judul pada salah satu artikel di blog ini.  Sampai saya bertemu buku karya A. Fuadi bertajuk “Anak Rantau” dan menyadari bahwa didalamnya begitu banyak pelajaran yang dapat dipetik dari setiap perjalanan.  Bahwa hidup adalah tentang perjalanan. Baik jiwa maupun raga.  Tentang perpindahan fisik, konflik batin, memetik hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa, hingga kesadaran jiwa untuk berjalan dari dendam, luruh, memaafkan lalu damai. Continue reading ““Anak Rantau” Karena Hidup Adalah Perjalanan”