8-1

Tiada Gundah Tiada Galau di Curug Cibulao

Serasa menemukan Hidden Gem di tengah belantara Megamendung. Kolam biru serupa permata yang bersinar. Tersembunyi dalam cerug lembah dengan pepohonan nan rimbun di sekelilingnya. Bebatuan terserak sebagai pijakan, menjadi benteng untuk aliran air nan dingin. Menghadirkan gigil namun terus memanggil untuk dinikmati. Curug Cibulao, kami jatuh cinta.

*****

Usai menuntaskan tugas negara di rumah masing-masing, kami berduabelas dengan 8 motor menembus kemacetan kota Bogor menuju arah Puncak. Melintas jalur Ciawi yang padat hingga kami tiba di kawasan Megamendung. Berbelok ke kiri menuju jalur Cilember. Tujuan kami hari ini adalah Curug Cibulao, mau ngadem, cari yang dingin-dingin karena matahari di kota Bogor sepertinya lupa minum paracetamol, panasnya gak turun-turun.

Continue reading “Tiada Gundah Tiada Galau di Curug Cibulao”
8-1

Kisah Seribu Pintu Lawang Sewu, Saksi Bisu Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia

Lawang Sewu

“Belum sah ke Semarang kalau belum ke Lawang Sewu,” begitu kata seorang teman beberapa tahun lalu.  Saat itu saya bercerita bahwa sepulang dari road trip ke Bali, kami sempat mampir ke Semarang hanya untuk sarapan lumpia semarang yang terkenal itu.  Dan kami langsun menuju lumpia Gg Lombok yang legendaries.  Setelahnya, cuss tancap gas menuju Bogor.

“Lawang Sewu itu iconnya kota Semarang. Bangunan tua yang punya banyak cerita.  Dari yang seru sampai yang mistis.  Semua ada di sana.  Ayo ke Semarang lagi, nanti kita ketemuan.  Aku antar deh ke Lawang Sewu,” lanjutnya lagi.  Iya, teman saya ini memang tinggal di Semarang, makanya dia semangat 45 promo wisata Semarang.  Selama ini kami kenal via medsos, berlanjut ke WAG dan akhirnya sampai pada obrolan itu. Continue reading “Kisah Seribu Pintu Lawang Sewu, Saksi Bisu Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia”

8-1

Kearifan Lokal Desa Sade, Lombok Tengah

Desa Sade

Saat berkendara menuju Pantai Kuta Mandalika lalu ke Tanjung Aan dan Bukit Merese kami melintasi sebuah desa yang dari luar tampak sangat unik. Sekilas ramai oleh pengunjung.  “Ini Desa Sade, desa tradisional yang jadi desa wisata karena masih memelihara adat istiadat dan budayanya. Nanti kita ke sini, sekarang ke pantai aja dulu,” kata Ari, guide kami hari itu yang kemudian melajukan kendaraan menuju pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese

Dan jadilah setelah berpanas-panas ria di pantai, dalam perjalanan menuju ke penginapan kami mampir sejenak ke Sade yang terletak di Rembitan, Pujut, Lombok Tengah.  Makanya wajah kami udah yang super kucel deh pas ke Sade hahaha.  Harap maklum yaaaa

Bangunan tradisional khas Lombok menyambut kedatangan kami di Sade, bentuknya mengerucut dan dikenal sebagai lumbung. Dalam perjalanan selanjutnya di kota Mataram dan sepanjang jalan di Lombok, kami menemukan banyak sekali bentuk-bentuk bangunan serupa, bahkan di bangunan permanen sekalipun, selalu ada bentuk lumbung di atasnya. Continue reading “Kearifan Lokal Desa Sade, Lombok Tengah”

8-1

Update Medsos Saat Traveling, Yay or Nay?

Dieng

“Wah kamu mah liburan meluluuuu…,”

“Wuih dah ngebolang lagi aja. Perasaan jalan terus deh. Bagi oleh-oleh dong,”

“Perasaan kemarin kita baru ketemuan. Kok sekarang dah di pantai A aja nih?”

“Wah mbak lagi di sini to. Sampai kapan, nginep di mana, ketemuan yuk,”

Hayoooo siapa yang sering dapat komen begitu saat posting foto liburan di media sosial?

Saya sih ngacung deh. Sering banget dapat komen seperti itu aku tuuu.  Padahal saya kalau posting foto liburan, biasanya setelah pulang dan tiba di rumah dengan selamat.  Beberapa kawan yang kenal baik sudah hafal sama kebiasaan ini, jadi mereka udah tahu kalau postingan-postingan saya memang seringnya late post. Continue reading “Update Medsos Saat Traveling, Yay or Nay?”

8-1

Suatu Hari di Tanjung Aan dan Bukit Merese

Tanjung Aan Bukit Merese

“Kak Ari, habis ini kita mau ke mana?” tanya Prema saat kami kembali ke  mobil setelah puas menikmati keindahan Pantai Kuta Mandalika

Masih ke pantai juga, namanya Tanjung Aan. Tapi yang ini lebih indah pemandangannya karena ada bukitnya juga.  Namanya Bukit Merese, kalau naik sampai ke puncak nanti dari atas bakalan indah sekali,” Kak Ari langsung promo nih.  Cocok deh jadi guide.

“Nanti di sana kita berenang, bu?” Tanya Prema lagi.  Dia memang sudah tak sabar pengen berenang.  Sejak awal memutuskan Lombok sebagai destinasi liburan kali ini, Prema sudah kegirangan saat tahu bakalan banyak ketemu pantai.

Gak dulu deh ya. Kita berenangnya nanti aja, sekalian snorkeling di Gili Trawangan,” Saya mencoba bernegosiasi dengannya

“Jiaaah… kirain mau berenang, kalau cuma lihat-lihat aja khan gak asyik ” huhuhu Prema kecewa Continue reading “Suatu Hari di Tanjung Aan dan Bukit Merese”

8-1

Menikmati Keindahan Pantai Kuta Mandalika Lombok

Pantai Kuta Mandalika

“Aku tidak bisa memilih salah satu di antara kalian.  Aku sudah memutuskan bahwa aku adalah milik semua  orang.  Milik kerajaan ini dan milik seluruh rakyat,” kata Putri Mandalika dari tepi tebing di Pantai Seger.

Hari itu Putri Mandalika tampak begitu cantik dalam balutan kain sutra.  Putri memang mengundang seluruh pemuda dan pangeran agar berkumpul di Pantai Seger di pagi buta pada tanggal 20 bulan kesepuluh (menurut penanggalan Sasak) untuk mengumumkan pilihannya atas lamaran dari para pangeran-pangeran kerajaan lain.

Putri Mandalika bingung.  Dia tahu, jika memutuskan memilih salah satu pangeran, dipastikan akan terjadi pertumpahan darah dan perang  yang pada akhirnya akan mengorbankan rakyat  dan menimbulkan kerugian besar. Continue reading “Menikmati Keindahan Pantai Kuta Mandalika Lombok”

8-1

Damai dan Cinta di Klenteng Sam Poo Kong

Sam Poo Kong

Hari masih pagi ketika kami tiba di Klenteng Sam Poo Kong, salah satu bangunan bersejarah di kota Semarang yang hingga kini masih digunakan sebagai tempat peribadatan umat Tri Dharma (Konghucu, Tao dan Buddha).  Suasana meriah menyambut kedatangan kami, lampion merah tampak menggantung di banyak tempat.  Para petugas klenteng tampak bersiap-siap.  Kebetulan kami datang beberapa hari sebelum upacara Cap Go Meh, maka tak heran, suasana di sini meriah sekali.

Seperti klenteng-klenteng pada umumnya, bangunan di sini sangat kental nuansa negeri Cinanya.  Atap bersusun dua atau tiga dengan ujung runcing, dilengkapi ornamen-ornamen oriental dengan warna cerah  yang menjadi ciri khasnya.  Klenteng Sam Poo Kong terletak di daerah gedung Batu, Simongan, Semarang.  Tak terlalu sulit untuk menuju ke sini, meski merupakan tempat ibadah, namun Klenteng ini sangat terbuka untuk kunjungan wisatawan juga.  Yang paling penting sebagai pengunjung, kita harus bisa menjaga sikap dan tutur kata untuk tetap sopan dan saling menghargai. Continue reading “Damai dan Cinta di Klenteng Sam Poo Kong”

8-1

Jelajah Sangiran, Mengintip Jejak Nenek Moyang Manusia

Museum Sangirang

Besok kita ke mana?” tanya Cah Bagus saat kami sejak bersantai menikmati dinginnya malam di lereng Gunung Lawu.  Menyusuri kebun teh yang terhampar di sepanjang jalan Dusun Jlono, Kemuning.

“Bagaimana kalau kita ke Sragen saja. Ke Museum Sangiran.  Ayah udah cek maps, perjalanan sekitar 1 jam dari sini.  Gak terlalu jauh kok,” Usul Ayah.

Mau… mauuuu….,” Kami langsung setuju

Mumpung sedang liburan di Karanganyar, masih ada waktu sehari sebelum kembali ke Jakarta. Meski berangkat tiga keluarga dari Bogor tapi sepertinya kali ini kami akan ke Sragen sekeluarga saja.  Sepulang dari Candi Cetho dan Sukuh tempo hari, keluarga Pak Agus Widodo melanjutkan perjalanan ke Blitar.  Sedangkan keluarga Pak Paryanto, berencana bertandang ke rumah keluarganya di Tawangmangu.  Continue reading “Jelajah Sangiran, Mengintip Jejak Nenek Moyang Manusia”

8-1

Suara Alam dari Candi Cetho Untuk Pelestarian Cagar Budaya Indonesia

Menapakkan kaki menaiki satu demi satu anak tangga menuju tingkatan-tingkatan teras Candi Cetho, hati saya bertanya-tanya, kira-kira seperti apa perasaan Van de Vlies, arkeolog Belanda yang pada tahun 1842 menemukan 14 teras atau punden bertingkat memanjang dari Barat ke Timur yang meski tertutupi oleh lumut, namun kemegahannya tetap tak dapat disembunyikan. Di tengah hutan, di lereng Gunung Lawu, dalam sebuah perjalanan tiba-tiba bertemu bangunan kuno yang entah kapan dibangun, berdiri megah di ketinggian. Membayangkannya saja saya sudah merinding.  Seperti nonton film-film penemuan harta karun.

Sejak pagi di Dusun Jlono, tempat kami menginap, saya excited sekali mengingat perjalanan hari itu adalah ke Candi Cetho, sebuah destinasi yang saya impikan sejak lama untuk dikunjungi.  Agenda ke Candi Cetho sudah lama kami rencanakan, bahkan beberapa kali rasanya sudah di depan mata banget, lalu karena sesuatu dan lain hal kemudian batal.  Ah, rupanya saya baru berjodohnya kali ini.  Semesta tahu kapan waktu yang tepat. Continue reading “Suara Alam dari Candi Cetho Untuk Pelestarian Cagar Budaya Indonesia”

8-1

Masih Eksis, Tempat Wisata Bandung Mainstream yang Tetap Layak Dikunjungi

Bicara Bandung, yang pertama terlintas adalah kotanya yang cantik, alamnya yang memesona dan tentu saja kulinernya yang menggoda.  Sesuai dengan julukannya sebagai Kota Kembang, Bandung benar-benar tercipta dengan pesonanya yang bikin kita sekali berkunjung, rasanya pengen balik lagi dan lagi.  Saat akhir pekan, Bandung selalu menjadi tujuan wisata yang  menggoda.  Semakin hari, kita akan menemukan ragam potensi Kota Peyeum yang tersembunyi.  Namun, dari sekian banyak yang ada, destinasi-destinasi  mainstream ini masih tetap digemari.

Bagi penggiat traveling, menjelajah kota Bandung tak akan pernah ada habisnya. Udara khas dataran tinggi yang sejuk membuat setiap destinasi menjadi semakin paripurna. Tak hanya tempat wisata kekinian, berbagai wisata yang sejak dulu ada ini selalu banyak pengunjung. Yuk, bahas lebih jauh pada ulasan di bawah ini! Continue reading “Masih Eksis, Tempat Wisata Bandung Mainstream yang Tetap Layak Dikunjungi”