Eksotisme Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran

“Eh, kita punya lho Africa mini di ujung Pulau Jawa, namanya Taman Nasional Baluran.” Kata seorang kawan dalam sebuah obrolan beberapa tahun lalu.

Entah kenapa, obrolan itu seperti terngiang-ngiang dalam bilik ingatan.  Saya penasaran tingkat tinggi jadinya.  Kalau kata anak jaman sekarang kemal : kepo maksimal.  Saya jadi banyak-banyak melangitkan mimpi semoga suatu hari bisa menginjakkan kaki di sana.

Hati-hati dengan mimpimu!

Terkadang, jalannya terbuka tanpa disangka-sangka.  Makanya kalau bermimpi dan melangitkan doa yang baik-baik saja, agar kalau jadi nyata kita bersuka cita.  Dalam perjalanan melintasi jalan raya Banyuwangi – Situbondo tempo hari, ternyata kami diberi kesempatan menoreh jejak di Baluran.

Taman Nasional Baluran
Selamat datang di Taman Nasional baluran

Taman Nasional Baluran terletak di KM 35 jalur lintas ujung Timur Pulau Jawa,  Banyuputih, Kabupaten Situbondo.  Dari gerbang depan kawasan wana wisata, kita masih harus berkendara sejauh kurang lebih 13 Km untuk mencapai Savana Bekol, bagian yang disebut-sebut sebagai “Little Africa” itu.

Saat saya ke Baluran tempo hari,  jalan masuk menuju padang savana sungguh bikin ngelus dada dan banyak-banyak berdoa deh.  Siapkan diri untuk berguncang sepanjang jalan.  Eh tapi, meski jalannya berbatu dan berlubang, Prema, putra saya tetap bisa tidur nyenyak sih di bangku belakang.  Anak satu ini memang agak ajaib kalau sudah tidur, super duper nyenyak pokoknya haha.  Menurut info beberapa kawan yang bulan lalu ke Baluran, jalan menuju ke sana sudah jauh lebih baik sih.  Mudah-mudahan benar ya.

Taman Nasional Baluran
Kondisi jalan yang berbatu dan berlubang. Siap-siap goyang disco deh sepanjang jalan

Meski kondisi jalan kurang asyik, tapi kita begitu dimanjakan dengan pemandangan yang tersaji di depan mata.  Sepanjang jalan kita disuguhi pohon-pohon khas tropis yang menjulang tinggi, menampilkan dahan dan ranting yang sebagian kehilangan daunnya karena berguguran akibat musim panas.  Meranggas, meninggalkan batang yang tetap tegak berdiri meski harus gigil sendiri tanpa selimut daun dan bunga sebagai mahkotanya.  Keindahan ini makin lengkap dengan hadirnya sinar matahari yang menyeruak di sela ranting pohon, menghadirkan bias sinar yang terang tapi tak silau.  Hasilnya, siluet cantik berlatar awan dan langit dan langit biru.

Hutan lebat eksotik dengan aneka vegetasi flora yang menawan. Menurut info yang tersaji dari brosur yang saya dapatkan saat membeli tiket masuk, TN Baluran merupakan salah satu area konservasi flora dan fauna yang sebagian besar dibiarkan tumbuh dan berkembang secara alami.  Tak kurang dari 444 jenis flora yang masuk dalam 100 famili ada di sini.  Secara keseluruhan, terdiri dari 24 jenis tumbuhan langka, 265 jenis tumbuhan herbal dan puluhan jenis mangrove.

Taman Nasional Baluran
Cantik ya siluetnya

Dalam perjalanan, jangan kaget kalau mendadak di kanan kiri kita muncul monyet bergelantungan dari pohon satu ke pohon lainnya.  Atau tiba-tiba ada babi hutan menyeberang jalan.  Atau ujug-ujug ada rusa yang menampakkan diri.  Fauna di sini memang dibiarkan hidup bebas secara alami di habitatnya.  Kalau beruntung, kita akan melihat aneka burung tropis yang cantik bertengger di dahan-dahan pohon.  Bahkan katanya, di sini juga ada leopard dan beragam jenis ular serta beberapa jenis binatang buas lainnya. Err… agak menyeramkan juga ya

Savana Bekol dan Pohon Baluran

Fyuuuuh…. setelah guncangan selama sekitar 1 jam perjalanan, akhirnya kami tiba juga di padang savana nan luas.  Datanglah pada musim kemarau, maka suasana kering dengan warna kuning gersang khas daerah dengan panas menyengat akan tersaji indah.  Eksotik sekali.

Jadi rupanya, suasana kering inilah yang menyebabkan Savana Bekol disebut-sebut sebagai “Africa Van Java” atau“The Little Africa”.  Saya belum pernah ke Africa, saya tidak tahu seberapa gersang, panas dan liarnya di sana.  Tapi, kalau boleh jujur saya lebih senang menyebut padang savana ini benar-benar sebagai savana dengan pesonanya yang menawan saja.  Tanpa embel-embel mirip Africa atau daerah manapun.  Inilah kekayaan alam Indonesia.  Kita punya semuanya di sini, pantai yang indah, hutan hijau, padang savana, hutan mangvone, gunung-gunung cantik dan kekayaan alam lainnya.  Tak perlu meniru-niru atau memirip-miripkan dengan tempat lainnya, karena kita adalah Indonesia yang sudah cantik sejak diciptakan.

Taman Nasional Baluran
Savana Bekol dengan latar belakang Gunung Baluran
Taman Nasional Baluran
Pohon Baluran a.k.a. pohon jomblo. Kamu mau menemani?

Yang menarik adalah hadirnya pohon baluran di beberapa tempat di tengah padang savana.  Pohon inilah yang kemudian dijadikan sebagai nama taman nasional.  Pohon baluran, biasa tumbuh satu-satu alias sendirian.  Saking sendirinya, pohon ini disebut juga sebagai pohon jomblo.  Jadi Mblo, kamu jangan sedih kalau belum punya pasangan.  Kamu gak sendiri, pohon juga ada yang jomblo kok ^^

Salah satu tempat menarik yang biasanya tak dilewatkan oleh pengunjung untuk bernarsis ria adalah jajaran tengkorak banteng yang terpajang di tengah padang savana.  Sempatkanlah foto di sini, gak ada di tempat lain soalnya.

Taman Nasional Baluran
Katanya sih ini tengkorak banteng

Saat sedang menikmati pemandangan, tiba-tiba tak jauh dari tempat kami berdiri hadir burung merak yang asyik menari memamerkan keindahan sayapnya.  Konon katanya, buruk ini akan menari untuk menggoda pasangannya.  Saya terpukau.  Tampaknya pengunjung lain juga begitu.  Saking terpesonanya, tak ada satupun yang ingat memotret.  Semua hanya menonton dan berdecak kagum.  Meraknya pergi, baru deh ingat.  Ya begitulah, tak semua hal harus diabadikan dalam bidikan lensa khan.  Kadang cukup dinikmati dengan mata dan hati saja.

Pengen melihat lebih banyak dan luas?  Naiklah ke gardu pandang.  Katanya sih dari sini viewnya bakal cakep banget.  Sayang saya tak sempat naik, gak tega ninggalin Cah Bagus yang sedang terlelap di dalam mobil.  Selain itu, naiknya juga butuh perjuangan hahaha.  Lain kali aja deh.

Ou buat pengunjung yang ingin lebih lama mengeksplore taman nasional yang luasnya mencapai 25.000 ha ini, bisa menginap juga lho di beberapa wisma yang tersedia.  Saya tidak tahu berepa tarifnya, tapi sepertinya cukup menarik mencoba petualangan menginap di tengah hutan belantara kayak gini.  Kapan-kapan mau ah #melangitkanmimpilagi

Tak jauh dari Savana Bekol ini sebenarnya ada pantai dengan keindahan bawah laut yang menawan.  Pantai Bama namanya.  Juga hutan mangrove dengan ragam jenisnya yang unik.  Sayangnya hari sudah beranjak sore, kami juga masih harus bergegas jika tak ingin kemalaman di jalan, dengan berat hati diputuskan ke Pantai Bama dan hutan mangrovenya lain waktu saja.

Bagaimana ke Taman Nasional Baluran?

Masuk dalam wilayah Kabupaten Situbondo, Taman Nasional Baluran dapat dicapai via perjalanan darat baik dari arah Surabaya maupun Banyuwangi.  Bila kamu berasal dari luar kota, lebih cepat tentunya baik pesawat ke Banyuwangi dan melanjutkan perjalanan dengan mobil atau motor.

Saat ini tersedia banyak penawaran mudah, murah dan praktis untuk membeli tiket pesawat.  Tinggal klik dari gawai, semua beres dalam genggaman.  Tersedia beberapa pilihan maskapai yang siap mengantar kita ke tujuan.  Pilih-pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan isi kantong dong ya.

Taman Nasional Baluran

Psst… saya bisikin info terbaru nih.  Bandara Banyuwangi yang sebelumnya bernama Bandara Blimbingsari disebut-sebut sebagai bandara pertama di Indonesia yang menerapkan konsep “Go Green”.  Atap gedungnya hijau penuh tanaman, lalu ada dinding kayu dengan rongga-rongga yang membuat udara bisa keluar masuk dengan bebas.  Tanpa AC, tapi kata teman-teman yang pernah ke sana, gak terasa gerah kok di dalam ruangannya.  Masih ditambah dengan hadirnya kolam ikan dan taman cantik pula.  Keren ya

Nah, dari bandara dengan konsep hijau alami ini, teman-teman bisa menyewa kendaraan, langsung ke TN Baluran atau naik angkutan umum.  Bila memilih angkutan umum, naik angkot kuning ke arah Terminal Ketapang, lalu lanjutkan dengan bus dan turun di depan gerbang Taman Nasional.  Dari sini bisa melanjutkan dengan ojek.  Pinter-pinter nawarnya ya.  Oh iya, untuk masuk ke TN Baluran pengunjung domestik dikenakan biaya tiket Rp. 10.000/orang dan kendaraan roda empat Rp. 15.000,-

Saya sudah ke Baluran, kamu kapan?

 

Salam

Arni

 

44 thoughts on “Eksotisme Taman Nasional Baluran

  1. Donna Imelda says:

    Wah tulisannya lengkap. Untuk yang belum pernah ke sana kayak aku, tulisan ini membantu banget. Emang mirip Afrika ya apalagi kalau musim panas makin mirip kalik ya. Masukin ke bucket list aaaahhh

    • Errr… Mungkin ya mirip Africa. Aku belum pernah ke Africa soalnya mbak hahahaha. Tapi memang padang savananya luaaaaas banget, kuning dan gersang. Eh tapi pohon baluran itu tetap hijau lho

  2. Whaaaa Baluraaaan 😀 terbaik nih emang, padang Savanna-nya Indonesia ini heheh.

    Saya terakhir ke Baluran kemarin Septembeeeer. Jalannya masih mau di aspal. Mungkin sekarang, Baluran sudah sangat aduhai dengan jalan beraspal yang mantap 😀

  3. Sandra Nova says:

    poto siluetnya beneran keren mbaa… aku baru tau jg kl ada taman nasional baluran hahaha, ah kalau ngga baca dari blog mba arni manalah aku tau, emang Indonesia ini banyak banget tempat wisata keren tapi blm tereksplor…

  4. Wuiiih luas banget Taman Nasional Baluran! 25.00 hektar ya. Wah penasaran jadinya…waktu itu cuma lewat tapi ga mampir. Tau gitu sebentar aja ya. Eh tapi ga bs bentar deng kl ke sini hehe 😀 Foto2 dulu yaks biar ada memori. Pakai Pegipegi enak praktis pesan hotelnya.

  5. Wuiiih luas banget Taman Nasional Baluran! 25.000 hektar ya. Wah penasaran jadinya…waktu itu cuma lewat tapi ga mampir. Tau gitu sebentar aja ya. Eh tapi ga bs bentar deng kl ke sini hehe 😀 Foto2 dulu yaks biar ada memori. Pakai Pegipegi enak praktis pesan hotelnya.

  6. Yudi says:

    aku setuju kak! hati2 dengan mimpi

    dulu, juga gitu, bermimpi bisa main2 ke the little amazon yang ada di Aceh, eh kesampaian hehe

    aku pengen banget ke sini.. semua kesampaian. Amin!

  7. Iya memang setuju banget bahwa kita harus hati-hati dengan pikiran kita maupun dengan impian kita. Dalam hidup saya sudah mendapat banyak sekali hal-hal yang dulu cuma mimpi. Makanya selalu berusaha mendidik diri sendiri agar selalu berpikir positif.

    Sedang untuk Taman Nasional Baluran ini sedikit unik menurutku. Kalau datang pas musim hujan Semua terlihat hijau. Tapi kalau sedang musim kemarau baru kesan afrikanya muncul. Waktu ke sana yang aku dapati hijau semua. Dan Sepertinya harus balik saat kemarau untuk mendapat kesan yang lain

  8. Waduh ada juga pohon jomblo ternyata…
    Keren banget nih Taman Nasional Baluran..
    Saya setuju kalau menamai sesuai namanya saja. Enggak perlu pakai nama mirip yang di luar negeri sana. Kan ada khas di Indonesianya…

    Penasaran sama bandara Banyuwangi juga..keren kabar go green nya. Saluut!

  9. Git Agusti says:

    Kalau ke kebun binatang, kita yang bebas hewan yang dikurung, di Baluran hewan dibiarkan bebas di alamnya, sensasinya pasti lain.
    Membawa keluarga pasti menyenangkan sambil mengakrabkan mereka dengan alam.
    Fotonya bagus-bagus, kapan ya saya bisa kesana.

  10. Suasananya mengingatkan aku saat di.Labuan Bajo..savana yg kering nan garang tp indah dipandang mata…ah beneran wkt ke sana jg ada tpt2 yg mengingatkanku pd Afrika. Jd pengen ke Baluran jugah..

  11. Saya setuju banget dengan kalimat ini: Tak perlu meniru-niru atau memirip-miripkan dengan tempat lainnya, karena kita adalah Indonesia yang sudah cantik sejak diciptakan.

  12. Alamaaaak aku malu baca ini soalnya belum pernah ke sana wkwkw. Travel blogger apaan aku ini! haha

    Ok, masukin list sekarang juga!

    Btw itu tengkorak banteng dijejer gitu, ntar arwah bantengnya jadi pingin mampir ga ya? 😀

Leave a Reply to April Hamsa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *