Update Medsos Saat Traveling, Yay or Nay?

Dieng

“Wah kamu mah liburan meluluuuu…,”

“Wuih dah ngebolang lagi aja. Perasaan jalan terus deh. Bagi oleh-oleh dong,”

“Perasaan kemarin kita baru ketemuan. Kok sekarang dah di pantai A aja nih?”

“Wah mbak lagi di sini to. Sampai kapan, nginep di mana, ketemuan yuk,”

Hayoooo siapa yang sering dapat komen begitu saat posting foto liburan di media sosial?

Saya sih ngacung deh. Sering banget dapat komen seperti itu aku tuuu.  Padahal saya kalau posting foto liburan, biasanya setelah pulang dan tiba di rumah dengan selamat.  Beberapa kawan yang kenal baik sudah hafal sama kebiasaan ini, jadi mereka udah tahu kalau postingan-postingan saya memang seringnya late post.

Sebagian orang memang senang update status sedang dimana, dengan siapa, lagi ngapain dan seterusnya, langsung, saat itu juga, live dari lokasi atau setidaknya masih di hari yang sama.  Gak ada yang salah dengan itu kok.  Toh tujuannya untuk memberi kabar pada saudara, kawan dan sahabat.  Lagian media sosial memang tempat berbagi.  Mulai dari berbagi cerita, bahagia, sedih, tulisan kebaikan sampai curhat.  Semua ada porsinya dan kitalah yang menentukan mau dikenal sebagai pribadi seperti apa di medsos.

Pencitraan? Err… bisa jadi juga sih. Ada orang yang pengen dikenal sebagai pribadi yang baik, lemah lembut, bijaksana padahal dibalik layar aslinya tukang nyinyir, baperan dan sejenisnya.  Ada lho beneran.  Ada juga yang memang apapun selalu dikabarkan pada dunia.  Pokoknya seluruh dunia harus tahu berita terbarunya.  Adaaaaa.  Ya itu tadi, pilihan.

Kota Tua Jakarta
Biar gak sibuk nyinyir atau baper, piknik tipis-tipis aja yuk ke Kota Tua

Back to topic

Kalau saya pribadi, saat traveling biasanya off dari media sosial.  Updatenya sesekali, di WAG keluarga.  Mengabarkan bahwa saya (dan keluarga kecil kami – biasanya traveling selalu bertiga) baik-baik saja dan hari ini kemana, besok rencana apa dan seterusnya.  Sementara di media sosial (Facebook, IG, Twitter) saya menghilang sementara waktu.  Kecuali ya memang lagi ada kerjaan yang mengharuskan posting, itupun ya seputar pekerjaan.  Gak benar-benar menghilang kok, sesekali biasanya saat malam  tidur saya ngintip-ngintip dikit, melihat-lihat kabar kawan dan saudara yang jauh.  Mengucap belasungkawa bagi yang berduka, mendoakan kesembuhan bagi yang sakit dan turut bahagia melihat postingan bahagia teman-teman.

Kenapa saya memutuskan untuk off sejenak dari medsos saat traveling?  Ini dia alasannya

Menikmati Momen

Tim traveling terbaik saya selama beberapa tahun terakhir adalah keluarga kecil kami. Sehari-hari di rumah saat aktivitas rutin, kami tentunya gak pernah yang 24 jam terus bersama.  Apalagi saat hari kerja.  Prema sekolah, pagi – lewat tengah hari.  Ayah kerja, pagi – malam.  Ketemuan bertiganya hanya malam hari dan pagi saja.  Itupun kadang sudah lelah, sembari ngerjain PR, menyiapkan bahan masakan buat sarapan dan bekal esok hari atau disambi aktivitas lainnya.  Lalu tidur. Ahh… rutinitas

Baca juga : Membangun Romantisme dengan Road Trip Keluarga

Maka, setiap kali traveling adalah saat-saat dimana kami terus bersama 24 jam. Mengunjungi tempat-tempat indah, menikmati alam, melihat pertunjukan budaya, menemukan hal-hal baru yang menarik, bercengkerama, bermain bersama, bercerita satu sama lain.  Dari pagi hingga pagi kembali.  Malam sebelum tidur diisi dengan menceritakan keseruan yang kami jalani seharian.  HP hanya difungsikan kameranya saja.  Untuk merekam momen.   Itu indah sekali.

The Heritage Palace
Tim traveling terbaikku
Dieng
Salah satu momen indah saat traveling

Kalau saya update medsos saat itu, sekedar posting satu foto saja tentang liburan kami, pastinya setelah posting saya akan tergoda untuk mengintipnya. Ada yang nge-like gak.  Ada yang komen gak.  Lalu tergoda lagi untuk membalas komen.  Lalu tergoda lagi untuk saling sahut-sahutan.  Lalu tergoda lagi untuk nyekrol ke bawah dan seterusnya.  Ah, jadinya mata saya banyak ke HP.  Lupa menikmati momen, lupa menikmati keindahan tempat yang dikunjungi.  Bahkan bisa jadi saat makanpun, saya bakalan sibuk dengan medsos.

Itu saya lho, bukan kalian, jadi jangan baper dan merasa tertuduh ya #ups

Intinya, saya ingin menikmati traveling dengan cara saya. Urusan berkabar (dan pamer) nantilah belakangan aja dipikirin hahaha.

Alasan Keamanan

Saat traveling, seringkali kami pergi bertiga (Ayah, Ibu dan Prema). Tentunya rumah kami kosong.  Update status sedang berada di tempat yang jauh dari rumah sama saja dengan mengumumkan bahwa rumah kami dalam keadaan kosong.  Kita tak pernah tahu seperti apa teman-teman kita di medsos khan.  Iya… iya… saya tahu kok kita harus tetap positif thinking dan berdoa yang baik-baik.  Tapi ingat juga kata bang napi, “kejahatan bukan hanya muncul karena niat pelakunya, tapi karena ada kesempatan!”

Selain itu, mengumumkan keberadaan kita juga dimana saat itu juga sama dengan membuka jati diri seluas-luasnya lho ya. Kalau ada yang iseng mau jahat atau sekedar nge-prank, gampang bener tuh. Mendingan gak usah deh.  Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

Dieng
Kemana-mana kami selalu bertiga

Err… tentunya pengecualian buat yang travelingnya karena pekerjaan yang berkaitan dengan medsos. Yang harus promo suatu event tertentu, tempat wisata, review hotel, restoran dan sejenisnya.  Kalau ini mah wajib banget ya update medsos, lha wong dibayar memang untuk itu.  Lain lagi ceritanya ini mah.  Saya juga pengen yang kayak gitu hahaha

Baca juga : Pesona Tanjung Pandan, Belitung

Menghindari Tagihan Oleh-Oleh

Hahahaha pasti kalian senyum-senyum khan baca bagian ini. Saya bukan tipe yang senang ngeborong ini itu saat traveling.  Bukan apa-apa, kami ini tim ringkes.  Saat traveling, bawaannya selalu sama, 1 koper gede (isi pakaian dan perlengkapan kami bertiga), satu tas ransel di Ayah isi perlengkapan pribadi + laptop, minum dan beberapa camilan, satu tas ransel di saya isi perlengkapan pribadi, minum dan cemilan.  Itu saja.  Kami gak suka rempong dengan banyak tentengan.  Selain malas ribet juga berpotensi lupa/ketinggalan.  Maklum dah tua, mulai pikun kakaaak

Lombok
Seru-seruan sebelum pulang dari Lombok

Saat pulang dari satu kota, sebisa mungkin tak menambah bawaan. Paling banter sekardus oleh-oleh secukupnya yang sudah diperhitungkan akan diberikan kepada siapa.  Biar gak berlebihan.  Apalagi kalau naik pesawat, bagasi khan dihitung ya.  Agak beda kalau kami road trip dengan mobil.  Beberapa kali ke Bali dan Jawa, pulangnya bisa nambah agak banyak isi mobil, dari beras sampai singkong, dari tanaman hingga aneka buah-buahan.  Asal gabruk gitu deh di bagasi.

Nah, karena saya update status di medsosnya sekian hari setelah pulang, itu si oleh-oleh udah habis dan beredar deh. Kalau ada yang minta dibawain ini itu, nitip beli ini itu, tinggal jawab, “kami udah pulang,” atau “ini late post” dll.  Aman khaaaan.

Menabung Kenangan Untuk di Blog

Saat-saat pulang dari traveling adalah saat dimana saya biasanya susah move on. Rasanya masih pengen liburan, apa daya sudah berakhir.  Nah, buat saya inilah saatnya mengenang keseruannya dengan membuka kumpulan foto di galeri, mengenang kembali setiap momen yang tercipta, obrolan absurd sampai serius, yang lucu hingga urusan ngambek.  Satu foto berjuta cerita.  Satu foto bisa mengingatkan pada banyak kisah.

Ancol
Pas liburan udah usai, lihat foto-foto kayak gini bisa bikin senyum dan kreatif nulis caption lho

Foto-foto ini kemudian menjadi pelengkap tulisan dalam artikel liburan, yang kemudian diposting di blog seperti ini. Beberapa juga menghiasi media sosial, berbagi cerita.  Tapi kalau di medsos biasanya saya tak puas karena captionnya panjang bisa ngebosenin yang baca, lebih puas kalau nulis di blog, bercerita sesukanya, menulis kenangan, mengingat setiap momen.  Kelak suatu hari, kalau berumur panjang mungkin tulisan ini akan dibaca Prema dan membuat dia mengenang , “momen kebersamaan kami.

Karena nulisnya di blog, perjalanan sehari di tempat-tempat yang berbeda bisa jadi banyak cerita. Bahkan di satu tempat yang sama bisa jadi sekian seri tulisan.  Jadilah liburan sekali, kisahnya berjilid-jilid.  Nah, ini yang bikin sering munculnya komentar, “liburan meluluuuuu….!” Padahal mah, liburannya udah enath kapan, nulisnya aja yang baru sekarang haha.

*****

Batur Geopark
Suatu hari di Gunung Batur

Itu dia 4 alasan kenapa saya memutuskan off sejenak dari medsos saat sedang traveling.  Bisa jadi kalian beda pandangan.  Gak apa-apa, setiap orang khan punya prioritas dan pertimbangan sendiri.  Gak ada salah atau benar.

Keputusan saya ini ada plus minusnya juga kok. Salah satu minusnya adalah, saya sering banget dicomplain teman karena gak bilang-bilang sedang berkunjung ke kotanya.  Dia baru tahu belakangan, setelah  saya update medsos dan saat itu posisi saya sudah pulang.  Dikatain sombong deh.  Masalahnya, kadang waktu kunjungan ke sebuah tempat itu sudah terencana hendak kemana  pada hari apa.  Gak enak kalau tiba-tiba menghubungi teman lalu merepotkannya dengan jadwal kami.  Apalagi kalau temannya banyak, ya sudah biar adil semuanya gak ketemu deh.  Atau kalau memang sempat ya kontak semuanya, tentukan waktu dan tempat.  Datang gak datang ya jangan baper.

Ini ceritaku. Kalau kalian, tim update status saat traveling atau nggak?  Cerita yuk!

 

Salam

Arni

 

 

 

 

 

111 thoughts on “Update Medsos Saat Traveling, Yay or Nay?

  1. Kalau foto2nya bagus banget dan ada sinyal, update socmed sebagai cara menjejak lokasi dan memory (ketagihan diingatkan FB). Tapi lebih slowrespon sama gadget kalau membalas komentar dari apa yg diupload.

    • Hahahaha asik ada temennya
      Bukan mau pelit sih, tapi males rempooong
      Makanya aku selalu salut sama mereka yang saat traveling buka jastip. Hebaaaat

  2. Putri Kurniawati says:

    Ehehehe kalau aku mending late post. Aku juga pernah bikin ulasan bahayanya posting holiday di medsos pada blog aku. Monggo mampir mbak 🙂

    • Nah sama deh. Late post malah asik. Bikin captionnya bisa dipikirin baik-baik ya haha
      Trus postingnya sambil senyum2 mengenang momen liburannya

  3. Saya jarang update status medsos mba, soalnya kalau sedang dalam perjalanan lebih enak untuk fokus menikmati yang ada di depan mata. Bahkan saya juga jadi jarang cek-cek update-an orang kalau lagi jalan-jalan 😀

    Dan saya juga tipikal yang latepost, bahkan latepostnya bisa lama bangets, berbulan-bulan kemudian. Hihi. Alasan paling utama selain demi keamanan agar orang nggak perlu tau posisi kita di mana sekarang (takutnya memberi kesempatan seperti yang mba bilang), juga biar nggak perlu respon pertanyaan. Setiap kali update pasti ada yang tanya, kalau nggak langsung dijawab kadang nggak enak juga. Better nggak update sekalian 😛

    • Nah sehati kita berarti ya
      Kayaknya kalau update medsos itu jadi bikin penasaran deh. Akhirnya lama-lama kita intip HP melulu, lupa sama keindahan di depan mata

  4. Heny says:

    Kalau liburan suka off datanya, alasannya selain ingin menikmati liburan, juga menghindari chatingan customer yg lagi tanya² harga atau sekedar nanya kocokan arisan😁 maklum bakulan online hehe….

  5. MT says:

    Kalo aku sih seringnya latepost, misalnya ketika sedsng rihat di kamar hotel sebab kalau update realtime ya susah juga karena aku seringnya hanyut dalam obrolan sama orang² di lokasi.

  6. Samaan kita kak… seringnya menikmati moment dan merekam jejaknya dalam benak dan dokumentasi pribadi… baru setelah selesai share di medsos (kalau ingat) kalau ngga seringnya share di blog aja..kalau kangen tinggal buka2 lagi …

  7. aku seringnya ya latepost tadi mbak, waktu itu pernah hape bermasalah dengan batrai , amannya ya ga sering2 internetan & lebih memfungsikan untuk kameranya saja

  8. Lufti Avianto says:

    Samaan mba, saya juga tim ringkes yg ga suka dorong petong (istilah mana nih?) Intinya ga suka repot dan ga suka apdet dg alasan tertentu

  9. Fadli Hafizulhaq says:

    Saya biasanya juga ngupdate medsos saat traveling, tapi memang sesekali saja, cuma mau kasih tahu saya mengunjungi tempat tertentu. Selebihnya walaupun gak update, tetap banyak ambil foto

    • Setiap orang punya prioritas dan pertimbangan sendiri sih mbak. Temenku ada yang sejak berangkat dari rumah, di bandara, naik pesawat, nyampe lokasi dst semua update di medsos. Gak salah juga sih, namanya mau berkabar kondisi dia khan hehe

  10. hani says:

    Update medsos kalo aku sesudah piknik,sih. Bukan takut ditagih oleh-oleh melalui medsos sih. Tapi supaya ada arsip saja. Soalnya aku update IG, mayan cepet.

      • hani says:

        Nah, repot aku kalo pada jastip. Rempong bawanya kan. Koper aja, sekoper buat berdua udah didedet-dedet. Heran aku sama teman yang tahu aja tempat beli oleh-oleh. Kami ini malah males lhooo…

        • Iya mbak. Aku juga salut deh pokoknya sama yang melayani jastip
          BUkan hanya rempong pas bawanya, pas nyari barang titupannya itu lho
          Peer banget khan

  11. Prima says:

    Kalo saya malah nggak pernah update medsos, alasan kerennya sih biar nggak dikira pamer…padahal aslinya karena kurang piknik aja 😅

    Tapi bicara soal keamanan itu ada benarnya juga sih. Ibarat kata, tanpa disadari seperti ngundang maling.

  12. Kalo suami saya jelas tidak bisa, karena emang kerjaan nuntut dia 24 jam pun harus ready sama hp. Maklum penjaga sinyal. Kekekeke.

    Kalo saya, kadang tim latepost, kadang tim on the spot mba. Lihat sikon. Dulu pas belum punya anak mah selalu rela time online yaaaa. Sekarang setelah punya buntu 3, update statusnya biasanya setelah nyampe rumah. Hahahaha

    • Wah kalau urusannya kerjaan mah memang wajib on terus. Lagian khan bukan pantengin medsos namanya
      Hihi punya buntut bikin perhatian jadi ke mereka ya

  13. Zamhari says:

    Menghindari oleh oleh adalah hal pertama yg menjadi pertimbangan utk tdk upload di medsos. Hahaha… selain itu memang g suka upload dan agar tdk menimbulkan rasa iri bagi yg liat. Soalnya g semua orang bs menikmati previlage yg kita peroleh dg jalan-jalan atau travelling

    • Wah kalau udah urusan iri mah kita gak bisa atur hati orang. Upload foto makan pake ikan asin dan singkong rebus di rumah sendiri aja bisa bikin orang lain iri lho haha
      Medsos itu media komunikasi dengan banyak orang, bahasa sederhananya sih memang ajang pamer. Klo bawaannya sirik dan iri jangan mainan medsos #ups

  14. saya gak begitu suka jalan jalan mbak. Tapi kalau diajak dan waktunya pas ada, ya oke aja. daaaaaan biasanya pasti update status. karena emang jarang travelling tadi. hahaha… enak ya habis travelling nulis kenangannya di blog. bisa dijadiin memoriam ketika udah tua nanti.

    • Khan setiap orang beda2 minatnya
      Beda-beda pula prioritas dan pertimbangannya. Jadi kalau memang gak begitu suka jalan-jalan ya gak apa-apa

      Nah iya, menulis blog buatku sama dengan menulis kenangan. Membaca ulang tulisan-tulisan lawas itu bisa bikin senyum-senyum sendiri deh

  15. Saya kadang update status kadang tidak. Tapi seringnya tidak. Karena orang terdekat saya ga suka kalau pas piknik saya sibuk dengan gadget. Hihi…tapi foto-foto dan dokumentasi jalan terus. Buat update blog tentunya..

  16. inez says:

    update story sih masi oke kayanya.
    kalo feed ig gw mesti edit2 dulu, kelamaan ngedit gak fun liburannya. jd fokus aja foto2, upload pas udahan liburannya
    *jangan lupa hide story dari bos*
    ketawa jahat…wkwkwk

  17. wkwk aku team Yeay! karena sebagai rekam jejak gimanapun harus ada update sosial media, bukan berarti untuk ajang pamer sih mba kalo aku, kadang orang lain melihatnya suka beda ya..mungkin aku mengurangi ga terlalu ng-blast foto liburan saat itu juga, jadi kalo ada moment kangen dari lokasi wisata itu kita baru up lagi hehe, itu sih aku mbaa

    • Hahaha monggooooo
      Khan setiap orang punya pertimbangan sendiri
      Update medsos saat traveling gak ada salahnya kok. Bagaiamana penilaian orang ya kita gak bisa atur khan
      Semangaaaat

  18. Sebenarnya pengen juga non aktifkan medsos.
    Tapi untuk saat ini belum bisa, pasalnya saya tuh pelupa mbak,
    Jadi kalo tidak posting di medos saat liburan,, kayaknya nggak bakalan terposting dah,,,

    btw. Salam kenal

    • Halo salam kenal mas Agus
      Saya juga pelupa mas, kadangkadang travelingnya kapan baru ingat postingnya kapan. Keingetnya pas lagi buka-buka folder foto hehe

  19. saya juga off, mbak. tapi ada tambahan alasan untuk saya. saya bawa 4 anak, kalau pergi jalan-jalan tidak berani lepaskan pengawasan. apalagi ini di tempat umum dan jauh. terus, saya juga bantu suami urusan navigasi, nggak selalu sih, tapi kalau suami minta saya siap support. karena saya nggak hafal jalan yang kami lalui, haha

    • Haha bener mbak, kalau bawa anak banyak mah rempong banget pastinya kalau harus ditambah ngurusin medsos ya
      Oh ya soal navigator, kita senasib mbak

  20. Suami selalu melarang aku update status lagi di tempat wisata, bahkan tempat makan aja juga gak boleh. Katanya menghindari keamanan.
    Kalo lagi di tempat wisata berarti rumah kan kosong, takut mengundang katanya Mba.

  21. Mas Kholis says:

    Kalau kita masuk ke gedung kota tua ada apaan aja sih kak?
    Apakah sebuah museum tua yang menyimpan berbagai sejarah leluhur.

  22. Yes yes yes. Samaan mba

    Saya pun ternasuk yang nggak banyak buka chat dan up date soal liburan keluarga. Paling kalo mau motret aja. Jadi sering dibilang “jalan melulu” padahal nggak begitu.

  23. Berhubung travelingnya sering sendirian, karena sekalian menjalankan tugas dari kantor, jadi updatenya biasanya malam kala udah nyampe di hotel, udah makan dan mandi. Menunggu kantuk datang, baru deh pilih2 foto untuk diupdate

  24. Saya masih menuruti hati kalau traveling. Kalau pengen cerita ya update, enggak ya nggak ada yang tahu. Pun kegiatan penting lainnya. Kalau sempat nanti jadi postingan blog.
    Tapi jujur, saya kurang banyak foto. Setelah pulang baru ingat, di Karimunjawa 5 hari hanya punya 3-4 foto diri. Itu kan parah. Wkwkwk

    • Haha saya pernah begitu mbak
      Saking udah capek dan males ngeluarin kamera ternyata foto saya terbatas sekali. Lalu pas mau nulis blog bingung sendiri nyari foto pelengkap

  25. lufti avianto says:

    saya termasuk yg jarang apdet kalo lagi mudik/traveling. baru bulanan kemudian apdet di instgram atau nulis d blog

  26. Zik says:

    Aku juga sering late post..
    Perginya setahun yang lalu, updatenya skrg,wkwkwkwk

    Di satu sisi, aku hobi motret, jadi pingin share foto2 di medsos hasil jepretan aku. Tapi di satu sisi, takut dibilang pamer 😅
    Itu gimana dah

  27. Kalo ditanya yay or nay, aku sih yay. Karena berbagi kebahagiaan itu gak bayar kok. Kalau foto kita kisah bahagia aku yakin pasti juga akan memberikan dampak bahagia juga kepada yang melihatnya

  28. Sweet banget ini traveling ke mana-mana bertiga 🙂 Kalau aku tim sesuai suasana hati. Kalau lagi pengen liburan sambil update ya update kalau lagi gak inginya nanti aja. bisa beberapa hari kemudian atau berbulan-bulan kemudian hehehe. Karena emang paling asyik liburan dinikmati tanpa update status sih, bener kata mbanya, hape cuma buat mengabadikan momen aja. Kalau langsung update di medsos, suka tergoda balesin komentar hahaha

  29. artha says:

    saya masih gal bs lepas dr gadget karena sering ada info kerjaan. tp pengerjaannya biasanya saat udah sampai di tempat istirahat. anak suami tidur, saya kerja. capek? gak papa

  30. Kalau aku, saat wisata memang hunting foto … tujuannya dua, buat IG dan artikel (kalau sempat). Tapi hunting foto paling porsinya kecil, karena udah lumayan sering hunting, jd cukup di tempat2 kunci yg unik dan cukup 1-2 shots per spot udah memuaskan.

    Edit dan uploadnya? saat malam di penginapan atau malah ntr kalau pulang.

  31. Jasmi says:

    Aku pribadi upload foto jalan2 bukan utk alasan pamer ya. Tapi sebagai portfolio travel blogger. Biar dilirik2 lagi sama klien kalau mau kerjasama. Heheheje.. ya bisa dibilang utk kenang2an pribadi juga sih. Cuma kalau dimintai oleh2, aku iyain aja biar cepet. Tpi gak beli. Hahahaha

  32. Sebenarnya penginnya yay.. tapi prakteknya nay.. karena akutu orangnya suka mabuk perjalanan, jd kalo pegang gadget saat perjalan suka pusing atau tidur aja sepanjang perjalanan. Nyampe lokasi badan udah penat, sepertinya tak ada bakat travelling hahaha

  33. Dulu saya suka posting setiap saat dan bahkan live haha, itu dulu.. kalau sekarang sesekali aja deh pas lagi pengen, kebanyakan setelah pulang baru update. Yupz, faktor keamanan diri penting

  34. Monica Anggen says:

    Kalau aku tergantung, Mbak, terkait pekerjaan tidak. Kalau travelingnya dibayarin brand, maka ada kewajiban untuk posting. Kalau traveling biaya sendiri, suka lihat kondisi sih. Kalau pengen ya update, tapi seringnya nggak semua juga ya diupdate. Malah jadi gak bisa menikmati suasana kalau mikirnya update melulu.

  35. akuu nyaris ga update medsos. soalnya butuh waktu buat edit foto. ntar ga nikmatin jalan2nya 😀
    kalo iseng bin sempet paling bikin stories ngasal wkwkwk. trus udah traveling juga sering ga sempet ditulis di blog 😛

  36. Aslinya sih saya Nay banget, Mba. Karena buat saya waktu buat keluarga itu dihabiskan semaksimal mungkin. Tapi kadang lihat feed Instagram yang kayak sarang laba-laba otomatis ambil kamera buat ambil foto lalu share di media sosial termasuk Instagram, hehehe.

  37. Bety Kristianto says:

    Kalo aku sih suka upload ke medsos tapi cuma little little mba hahahha. Gatel jugak sih pas lagi nemu spot cantik gitu kalo gak update mah asa kumahaa gitu. Tapi ngak banyak sih, cuma dua atau 3 poto doang selama liburan dan seringnya enggak aktifin lokasinya.

    Kalo masalah rumah, kebetulan nggak pernah kosong jadi gak terlalu watir. Meski begitu ya tetep jaga2.

    Nanti kalo udah selow, baru deh pilihin poto yang cantik2 buat pamer di ig atau fb. Dan pastinya buat bahan tulisan di blog. Hahahha ini aja aku masij punya ribuan poto yang kalok dibikin tulisan ntah bakalan jadi berapa judul #syombong 😁😁😁

    • Hahahaha akupuuuun
      Banyak banget foto di folder yang entah kapan sempat ditulis ceritanya #ketularansombong
      Kalau rumah gak pernah kosong sih masih aman ya mbak, mungkin kalau kami begitu juga akan melakukan hal yang sama

  38. toss kita, Mbak
    Tipe Nay akutuuh
    Paling update satu atau dua foto. Tapi lengkapnya nanti buat tulisan di blog
    Maka komennya nyaring terdengar: jalan-jalan mulu
    Padahal perginya tahun lalu baru ditulis sekarang kwkwkw

  39. Saya agak puasa berinteraksi di medsos kalau lagi traveling. Alasannya sama kayak di tulisan ini. Tetapi, kalau motret mah justru makin banyak. Buat stok update di blog dan medsos setelah pulang jalan-jalan hehehe

  40. Inka Paramita says:

    Aku suka tulisannya deh. Kalo aku kalo jalan jalannya beneran liburan bukan “kerjaan” biasanya sih lebih suka latepost aja. Iya betul biar bisa quality time sama keluarga tanpa kedistract ngecek likes udah berapa, ada yang komen atau ngga. Hehe

  41. Kalau aku team update socmed Mbak. Sambil sharing buat followersku. Mereka senang ngikutin Aku kalau pergi kemana. Bisa menginspirasi. Sama meninggalkan jejak cerita juga. Kalau ngeblog lupa detailnya liat IG story atau twit. Jadininget lagi. Hahaha

  42. biasanya sih saya abai ama medsos kalau lagi jalan-jalannya, afternya baru deh dishare. Itu pun milih, cuma dishare di IGS, karena lebih aman aja rasanya hehehe. Lalu setelah tuntas liburannya, foto udah diedit, dipikirin narasinya baru deh diposting 🙂

  43. Wah, semua tergantung niat, mau pamer, ria atau memang pure berbagi. Kalau sy pribadi pingin sharing ke teman yg lain, siapa tau di antara mereka ada tujuan ke sana. Soalnya sy suka jika ada yg updet traveling, jd nambah wawasan dan oneday ada pegangan info kalau ke sana

    • Yes. Niat orang beda-beda
      Aku juga niatnya ya memang mau berbagi info, makanya biasanya nulis lengkap di blog. Kalau di medsos gak puas nulis captionnya hehe

  44. wakakakakaka, menghindari tagihan oleh-oleh 😀

    Saya tuh heran sama orang-orang yang suka nyinyir gitu, kurang traveling kayaknya tuh.

    Kalau saya setiap liburan nggak pernah update medsos, takut dimarahin soalnya, dibilang boros ama keluarga wakakakakakak.

    dan iyes, takut dimintain oleh-oleh!

    Jangankan traveling ya, bahkan sekadar staycation pun nggak pernah update, palingan kasih clue-clue yang nggak bisa ketebak di insta stories 😀

    Nantilah udah beberapa minggu, baru mulai di pajang pelan-pelan, kalau di komen, tinggal bilang

    “oh itu mah udah lamaaaa…!” hahahaha

  45. Saya juga termasuk tipe late post update media sosial ketika Travelling. Ya hanya sesekali aja sih, lebih suka menikmati moment di tempat yang dikunjungi. Rasanya klo sibuk sama handphone jadi kurang menikmati perjalanan itu sendiri

  46. Aku sih tim update hehehe walaupun cuma lewat instastory atau FB story hehehe biasanya sih kalau feed IG atau FB di update nya kalau sudah di hotel atau disimpan buat stock konten hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *